11.Jalan Pagi

7 3 0
                                    

Malam Sabtu lagi pada ngapain nih?
Adakah yang lagi menyendiri?
Klo ada jawab ya di kolom komentar.


Tepat pukul 05.00 alarm handphone Icha berdering.

"Jam berapa nih?"tanya Icha pada dirinya.

Icha pun bangun dan melihat jam ke handphone nya yang menunjukkan pukul 05.02, Icha pun langsung menuju ke kamar mandi untuk wudhu dan melaksanakan sholat.

25menit Icha selesai melaksanakan kewajiban, dan keluar kamar menghampiri ibunya.

"Pagi bu."sapa Icha dengan senyum.

"Pagi nak, sarapan dulu nak ibu udah buatkan nasi goreng kesukaan Icha."ujar Inah.

"Oke bu, terima kasih."ucap Icha.

Ketika Icha ingin mengambil piring dan sendoknya terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam.

"Assalamualaikum."ucap orang itu.

"Wa'alaikumsalam, sebentar."teriak Icha.

"Eh ngapain kesini?"tanya Icha pada Aika, Amel, dan Dita.

"Numpang makan Cha."ucap Aika.

"Yaudah ayuk masuk, ibu gw baru aja bikin nasi goreng, ayuk kita makan bareng."ucap Icha.

"Kuy lah, laper gw lumayan lah buat ganjel dikit."ucap Aika tak tau malu.

Mereka berempat pun masuk menuju ruang makan.

"Assalamualaikum tante."ucap Aika sambil menyalami tangan Inah begitupun dengan Amel dan Dita.

"Wa'alaikumsalam nak, silahkan makan, tante mau keluar untuk beli bahan kue, Icha ibu pergi dulu ya nak."ucap Inah.

"Iya bu, hati-hati."ucap Icha.

"Cha."panggil Aika.

"Kenapa?"jawab Icha.

"Nih gk ada minum apa, gw seret nih Cha."ucap Aika sambil cengar cengir.

"Ohh iya sebentar gw ambil dulu."ucap Icha.

"Bener-bener gk tau diri."celetuk Dita.

"Biarin."balas Aika meledek Dita.

"Nih minumnya, gw cuma ada air putih biasa aja, klo kalian mau sirup gw belum ada, gk baik juga masih pagi."ucap Icha.

"Makasi Cha."ucap Amel.

Mereka pun menyantap makanan dengan nikmat.

"Cha kita kesini sebenarnya mau ajakin lu buat jalan pagi aja ke taman komplek deket rumah lu, tapi si Aika malah numpang makan."ucap Amel.

"Ohh gapapa ayuk, gw izin ke kamar dulu buat siap-siap, kalian habisin aja makanan nya dulu, klo minum nya kurang ambil sendiri ya, maaf."ucap Icha.

"Oke Cha."balas Aika.

Icha pun pergi menuju kamar nya untuk persiapan jalan pagi bersama teman-teman nya.

"Udah kan makannya?"tanya Icha.

"Udah, makasi banyak Cha."ujar Aika.

"Yaudah yuk."ajak Icha.

Mereka pun pergi meninggalkan rumah Icha menuju taman komplek rumah Icha.

"Eh enak juga ye udara pagi hari."ucap Aika.

"Enak lah, makanya klo pagi tuh bangun jangan tidur mulu."jawab Dita.

"Eh tuh bukan si Fadil and kawan-kawan."ucap Amel menunjuk ke arah laki-laki yang sedang duduk di bangku taman.

"Kuy samperin."ucap Aika.

"Ayuk Cha, gk usah malu-malu klo digituin sama Fadil biar gw yang maju."ucap Aika.

"Jangan mau Cha, Aika boong."ucap Dita.

"Punya masalah apaan lu sama gw?"tanya Aika.

"Banyak."jawab Dita asal.

"Udah dong kalian jangan ribut mulu, kasihan noh Icha ketakutan."ucap Amel.

"Tau tuh Dita."ucap Aika menyalahkan.

"Lu berdua salah."ucap Amel.

"Iya maaf."ucap Aika dan Dita bersamaan.

Setelah keributan gk jelas itu mereka menghampiri Fadil dan kawan-kawan.

"Cha."panggil Fadil.

"Apa?"jawab Icha.

"Ikut gw yuk."ajak Fadil.

"Kemana?"tanya Icha.

"Jalan lah masa mulung."jawab Fadil asal.

Tanpa persetujuan Icha, Fadil pun menarik tangan Icha meninggalkan mereka.

"Eh main di tarik aje tuh tangan."ucap Dodi.

"Iri bilang bos."ucap Fadil dari kejauhan.

"Anjir enak ye mereka baru kenal udah deket aje, berasa dunia milik berdua yang lain mah ngekost."ucap Dodi ngedumel.

"Ngontrak anjir bukan ngekost."ucap Satya membenarkan.

"Eh iya salah."jawab Dodi cengar-cengir.

"Aika yuk jalan sama gw."ajak Dodi.

Aika belum menyetujui ajakan Dodi tapi Dodi sudah menggandeng Aika jauh dari mereka.

"Ayuk."ucap Dimas menarik tangan Amel.

Tersisa lah pasangan yang saling diem menatap satu sama lain.

"Dita."panggil Satya.

Dita hanya membalas dengan menaikkan satu alisnya seakan bertanya ada apa.

"Gw mau ngomong serius Ta."ujar Satya.

"Ngomong aja."balas Dita cuek.

"Gw udah lama suka sama lu ntah dari kapan tapi perasaan suka ini udah jadi rasa sayang, gw tau lu gk percaya sama omongan gw ini tapi seenggaknya lu bisa liat perjuangan gw selama ini buat dekat sama lu."ucap Satya.

"Gw tau."ucap Dita dengan santai.

"Klo lu tau kenapa lu cuek sama gw?"tanya Satya.

"Bukankah seorang wanita mau liat perjuangan si cowo buat dapetin perempuannya?"tanya Dita balik.

"Oke klo itu mau lu akan gw lakuin, tapi gw mohon jangan cuek sama gw, sakit Ta sakit."ucap Satya.

"Oke."ucap Dita.

"Boleh peluk?"tanya Satya hati-hati.

Dita pun hanya menjawab dengan anggukan kepala.Setelah dapat persetujuan akhirnya Satya pun memeluk Dita dengan nyaman.

Tidak ada yang tau perasaan seseorang kecuali dirinya sendiri.Jujur Dita pun nyaman dengan posisi seperti ini tapi, Dita terlalu gengsi buat bilang itu ke Satya.

"Aduh-aduh mata gw ternodai nih."ucap Dodi.

Dita pun langsung melepaskan pelukannya setelah mendengar ucapan si Dodi, dan terkejut saat melihat semua kawan nya berada di situ.

"Udah Sat?"tanya Fadil.

"Udah, makasi semuanya."ucap Satya.

"Yoii."jawab Dodi.

"Yaudah pulang yuk, udah siang juga anterin ratu kalian masing-masing, gw duluan."ucap Fadil meninggalkan mereka bersama Icha.

Mereka pun pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan senang sebab melihat kawannya yang telah bahagia dengan orang yang di sayangnya.

***
Hargailah karya penulis dengan vote, komen dan follow author karena jika kalian melakukan itu berarti kalian sudah memberikan semangat untuk penulis melanjutkan karyanya.
#Salam Author♡

ALLISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang