Chapter III

165 28 0
                                    

Setelah berhasil kabur dari kediaman keluarga bangsawan Baroque, Guinevere sempat bertemu seorang pemuda dari keluarga Paxley. Dan kini mereka sedang melanjutkan perjalanan berdua, sebenarnya Guinevere hanya mengikuti pemuda tadi tanpa tujuan.

"Hei pria aneh, siapa namamu??" Tanya Guinevere dengan nada ketus, pria itu mendecih.

"Sopankah kau membuntuti orang tapi kau malah mengataina orang aneh?? Kau seorang bangsawan harusnya tau tata krama.." Guinevere melirik pria tadi dengan tatapan tajam.

"Baiklah, tuan yang baik hati, siapa nama anda?? Perkenalkan, nama saya Guinevere Baroque, putri bangsawan Baroque..." pria tadi melihat sekilas Guinevere yang sedikit membungkukan badan.

"Gusion..." jawab pria tadi singkat, Guinevere langsung memukul punggung Gusion karena emosi.

"Kau menyuruhku untuk bersikap anggun layaknya bangsawan tapi kau sendiri mengenalkan dirimu secara tak sopan!!" Pemuda tadi tersenyum tipis melihat tinggkah Guinevere yang terus memukulinya.

"Baiklah aku minta maaf, lain kali aku tidak akan menjahilimu lagi dasar cewek gorila!!" Guinevere mengembungkan pipinya sebal lalu berteriak membuat Gusion langsung berlari kencang meninggalkan Guinevere.

"Ughh...GUSION!!!"

.
.
.

Hari semakin gelap dan Gusion meminta Guinevere untuk terus mengikutinya dan menggandengnya.

"Kita mau kemana??" Tanya Guinevere penasaran.

"Kita akan istirahat, akan semakin berbahaya jika kita terus berada di dalam hutan saat matahari terbenam" Guinevere hanya patuh dan sedikit menarik jubah Gusion agar tidak terpisah dari Gusion.

Tak terlalu lama mereka berjalan, mereka melihat cahaya dari ujung hutan tersebut, Guinevere langsung tau jika itu adalah ujung dari hutan yang menyambungnya dengan wilayah kekuasaan bangsawan Baroque.

"Oh iya Gusion, sedari tadi aku ingin bertanya sesuatu padamu" Gusion menatap sekilas Guinevere, dan dengan sedikit ragu Guinevere bertanya.

"Kenapa kau mau membawaku pergi dan membantuku??" Tanya Guinevere,

"Kenapa kau bertanya seperti itu??" Tanya Gusion.

"Habisnya kau dari tadi tidak melarangku mengikutimu, jadi aku hanya penasaran.."

"Sebenarnya, ceritamu tadi hampir sama denganku, tapi bedanya kau hendak dijodohkan sedangkan aku pergi karena aku dilarang mempelajari ilmu pedang..." Guinevere lalu berpose seolah olah dia sangat fokus mendengarkan cerita Gusion.

"Kau, ingin aku bercerita??..." tanya Gusion tak yakin, Guinevere mengangguk antusias.

"Baiklah tapi kita sambil berjalan kesana ya??" Gusion menunjuk sebuah papan besar bertuliskan -Welcome To The Village- dan Guinevere hanya mengangguk patuh.

'Dia seperti anak anjing yang kupungut dihutan seperti milik paman sam, namun bedanya anjingku terlalu besar' batin Gusion.

"Aku dilahirkan di keluarga Paxley, dimana semua keluargaku ahli menggunakan sihir yang hebat, namun suatu hari aku merasa sangat kecewa saat ayah membandingkanku dengan kakak-kakakku yang pastinya jauh lebih hebat dariku.."

"Akhirnya karena aku terlalu dibutakan emosi dan kesal karena merasa direndahkan, aku berlari ke hutan dan mencoba menenangkan pikiranku dan tanpa sengaja aku melempar pisau yang tak sengaja kubawa dan tepat mengenai sasaran yang kutandai di sebuah pohon.."

"Dari situ aku merasa sangat tertarik dengan ilmu berpedang dan terus mengasahnya dihutan sendirian, hingga aku menemukan sebuah cara mengombinasikan pisau dan sihir yang kupikir sangat hebat.."

Name's Guinevere || 《By. Angelaangst_ 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang