"Kar sorry banget, gue nggak bisa nganter lo pulang sekarang. Gue ada rapat eskul," kata Ken berlutut dengan kedua telapak tangan disatukan meminta maaf pada gadis di hadapannya.
"Lo sampe jam berapa?" tanya Karin dengan santai mengorek hidungnya.
"Gue sampe malem soalnya sekalian latihan."
"Sampe malem? Lah buset lama bener. Terus gue pulangnya gimana?" tanya Karin dengan tanpa dosa mengusap tangannya ke baju Ken.
"Gue pesenin gojek mau? Gue bayarin kok," tawar Ken mulai merogoh hapenya.
Karin mendengus, "lo aja masih kesasar pas kerumah gue, apalagi kalo gue naik gojek. Lagian gue punya pengalaman nggak enak sama gojek."
"Kenapa?" tanya Ken mengerutkan keningnya.
"Waktu gue pesen gojek, abangnya ngebut banget sampe helm yang gue pakek terbang kena mukanya bapak-bapak yang ada di belakang gue," kata Karin sambil menggerutu mengingat kejadian memalukan itu.
Ken malah menyemburkan tawanya. Sepertinya temannya yang satu itu memang selalu ditakdirkan sial.
"Malah ketawa si cabe," Karin menabok punggung Ken.
"Sorry sorry, terus ini lo mau gimana?" tanya Ken berusaha menghentikan tawanya
"Chia udah pulang belum sih? Tadi dia naik apa ya?"
"Bawa mobil dia, kayaknya sih masih di parkiran."
"Yaudah gue mau nyusulin dia dulu," Karin pun berlari menuju parkiran mobil.
Ia melihat Chia sedang berdiri menyender pada sebuah mobil hitam sambil memainkan hapenya.
"CHIA!!!"
Chia terlonjak kaget. Hampir saja gadis itu menjatuhkan hapenya.
"Anjir lo ngagetin orang aja!" pekik Chia disertai mengumpat.
"Sori habisnya lo kadang budeg kalo nggak diteriakin," balas Karin menggaruk kepalanya tanpa dosa.
Chia mencibir sebentar, "ngapain lo? Kok belum pulang?" tanya gadis itu melipat kedua tangannya dan memandang Karin terheran.
"Gue sih maunya juga pulang, lo bisa gue tebengin nggak?"
Chia langsung menegak terkejut, "Hah? Bukannya lo bareng Ken?"
"Lagi nggak bisa ditebengin dia. Ada ekskul sampe malem katanya," kata Karin sedikit menggerutu.
"Lah ngapain main futsal sampe malem?" tanya Chia melongo tak paham.
"Dance gobs, dia kan nggak cuma ikut futsal," balas Karin menoyor kepala Chia sampai temannya itu terhuyung ke belakang. Padahal Karin hanya menoyornya pelan, tapi bisa-bisanya Chia ikut terdorong. Apa karena gadis itu terlalu kurus ya? Mungkin kalau ada angin, bisa-bisa Chia ikut terbawa terbang.
"Gue nggak bisa nganterin lo Kar. Udah dibooking tuh gue," kata Chia menunjuk mobilnya yang Karin bisa lihat terdapat beberapa anak laki-laki yang duduk di dalamnya.
"Lo sambilan jadi supir sekarang?" celetuk Karin menyeplos begitu saja.
"Iya tapi nggak digaji," balas Chia menanggapi asal. "Terus lo pulangnya gimana?"
"Naik bis aja gue," jawab Karin santai. "Lebih murah bayarnya daripada naik gojek."
Chia terkekeh kecil, tumben temannya ini pintar. "Gue sebenernya bisa sih nganterin lo balik, tapi lo harus tunggu giliran. Gue mau nganterin mereka dulu baru ntar balik kesini lagi ngambil lo."
Karin menggeleng, "nggak usah. Malah repot elonya bolak-balik," katanya menolak dengan yakin. "Gue naik bis aja udah."
"Yaudah hati-hati," Chia tersenyum tipis, melambaikan tangannya pada Karin yang melangkah keluar sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taurus In Love
Ficção AdolescenteGimana ya rasanya naksir cewek yang super duper hiperaktif? Capek? Iya. Malu? Iya. Jengkel? Iya. Apalagi ceweknya ga peka pakek banget. Bikin beban nambah aja.