"Pagi kak Samudra."
"Kak Samudra jangan lupa semangat ya."
"Kak Samudra aku bikinin bekal nih, nanti dimakan ya."
"Pagi Sam."
"Pagi pak ketos."
Pagi ini, koridor sekolah dipenuhi oleh sapaan para siswa-siswi yang berpapasan dengan Ketua OSIS mereka.
"Pagi semuanya, makasih ya. Jangan lupa semangat hari ini," balas sang Ketua OSIS dengan senyum secerah matahari.
Samudra Bentang Fajar.
Nama Ketua Osis di SMA Bimasakti.
Pangilannya Samudra.
Pintar bagai Albert Einstein. Tampan bak pangeran. Kaya raya seperti Raffi Ahmad. Baik hati layaknya malaikat jatuh dari surga pula.
Kurang apa sih manusia satu ini?
Kurang pacar aja sih, soalnya dia jomblo.
Samudra melangkahkan kakinya menuju ruang OSIS. Ia membuka pintunya perlahan, menimbulkan suara decitan yang cukup nyaring.
"Pagi semuanya," sapanya dengan senyum lebar saat sudah memasuki ruangan.
"Pagi Sam, jangan lupa bayar uang kas ya," sapa balik seorang pemuda yang sedang sibuk menghitung uang kas milik OSIS.
Samudra mendelik, merogoh saku almamaternya dan menyodorkan uang pada sang bendahara, "Buset, gue baru dateng udah ditagih duit aja."
"Biar nggak lupa," balas si bendahara singkat.
Joshua Mahendra Pradana.
Nama bendahara OSIS yang barusan menagih Samudra. Jarang-jarang kan, ada laki-laki yang mau menjadi bendahara.
"Sekretaris tolong tulis di papan materi yang mau dibahas rapat hari ini," perintah wakil ketua yang segera dilaksanakan oleh kedua sekretaris OSIS.
Theobroma Immanuel.
Wakil Ketua OSIS yang sering ditakutin banyak siswa karena muka judesnya. Padahal mah aslinya orangnya kalem banget. Sering bantuin anak PMR jaga UKS kalau lagi gabut.
Hanzel Mugie Tiara.
Sekretaris utama di OSIS. Kebalikannya Theo, Hanzel ini punya muka yang manis dan anggun layaknya tuan putri, tapi justru kelakuannya kayak macan lepas. Galak banget, gapernah main-main kalo ngasih hukuman ke anak sekolahan.
Talia Tulip Arkana.
Wakil Sekretaris sekaligus malaikatnya anggota OSIS. Gapernah marah, punya senyuman adem, pokoknya keibuan banget deh sifatnya.
"Oh ya, ini rapatnya nanti motong jam istirahat kan? Mau beli snack enggak? Kasihan nanti anak-anak nahan laper. Apalagi yang enggak sempet sarapan," usul Lia menoleh pada anggota OSIS lainnya.
"Yaampun Li, jangan dikit-dikit kasihan sama orang gitu dong. Lagian salah mereka sendiri kan kalo belum sarapan," omel Hanzel melihat temannya yang kelewat baik itu. "Udah tau ada rapat sampe siang, bisa-bisanya enggak sarapan dulu."
Lia tertawa kecil, "Gapapa kali, lagian beli snack juga ga nyampe keluar sepuluh ribu per-orangnya."
"Beliin gorengan aja. Lima ribu udah dapet sepuluh tuh," sahut Joshua masih sibuk dengan pekerjaannya.
Hanzel mendengus, "Kalian berdua tuh calon-calon orangtua yang bakal sering manjain anaknya."
"Lah lo calon emak-emak yang suka mukulin anaknya pakek sapu ijuk," balas Joshua tidak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Taurus In Love
Roman pour AdolescentsGimana ya rasanya naksir cewek yang super duper hiperaktif? Capek? Iya. Malu? Iya. Jengkel? Iya. Apalagi ceweknya ga peka pakek banget. Bikin beban nambah aja.