"KARINA! HARMONIA!"
Yang dipanggil hanya terlonjak kaget saja mendengar suara melengking dari guru BK mereka.
"Kalian berdua kelas 11 IPS 1 kan?" Bu Olivia menggeleng-geleng, "kalian bener-bener kompak bisa telat barengan gini!"
Chia merapat membisikkan sesuatu pada Karin. "Gue kan telat gegara nebeng lo! Sumpah udah dua kali gue nebeng lo kena sial mulu!" katanya menggerutu.
"Yaudah besok-besok jangan nebeng gue lagi!"
"Harmonia mana sabukmu? Karina dasimu kemana?" tanya Bu Olivia bertubi-tubi sambil menunjuk seragam kedua gadis didepannya.
Chia refleks merogoh saku, mencoba mencari sabuknya yang barangkali terselip di saku roknya. Karin sendiri malah menoleh pada Chia. "Dasi gue mana Chi?" tanyanya mengerjapkan mata polos membuat Chia hampir mengumpat.
"Mana gue tau," jawab Chia mendesis pelan.
"Maaf bu kita kesiangan soalnya tadi kita dikejar bebek, mana bebeknya ada yang bawa-bawa pisau segala kayak maling jadi-jadian. Jadinya saya sama Chia kabur sampe nyasar gatau dimana tadi," kata Karin beralasan.
Bu Olivia tentu saja mendelik.
"Bu saya gatau apa-apa sumpah, saya cuma nebeng dia aja," kata Chia membela dirinya sendiri.
Bu Olivia mendengus, sudah mau memberi omelan sebelum netranya menangkap seseorang berlarian memasuki gerbang.
"Astaga kalian......" Suara keras Bu Olivia membuat Chia dan Karin terlonjak. Keduanya mengernyit, refleks membalikkan tubuh.
Mereka melihat Rena yang berlari sambil memakan roti di mulutnya, diikuti Fero yang kesusahan memegangi ranselnya.
"Bu sorry tadi saya sebenernya udah sampe di sekolah tapi muter lagi gara-gara motornya Fero macet," kata Rena segera tanpa ditanya, "eh bentar bu, saya habisin dulu roti saya."
"Bu motor saya tiba-tiba aja mogok, sumpah! Padahal pas saya panasin tadi pagi masih baik-baik aja. Ehhh pas dinyalain lagi malah nggak nyala motornya," kata Fero sudah bercerita.
Bu Olivia merunduk, memijat pelipisnya.
"Ibu pusing? Mau minta minyak kayu putih saya?" celetuk Karin ingin merogoh tasnya tapi tertahan saat Bu Olivia mendelik tajam padanya.
Chia langsung menyikut temannya itu, menyuruhnya untuk diam saja.
Hening.
Keempat perempuan disana hanya bisa menundukkan kepalanya, bersiap diomeli.
Mereka semakin menunduk saat merasakan aura gelap dari Bu Olivia menguar.
"Mampus..." gumam Fero pelan.
"Modar nih kita..." desis Rena ikutan bergumam.
Bu Olivia yang hendak membuka pidato panjangnya, dikejutkan dengan suara teriakan melengking dari depan gerbang.
"PAK EEEEE PINTUNYA JANGAN DITUTUP DULU!!!!!!"
Keempat gadis yang merunduk itu refleks mendongak dan membalikkan tubuh bersamaan. Mereka membelalakan matanya terkejut.
"KEN!?"
"LOH!? NGAPAIN LU PADA KUMPUL DISINI? ADA APAAN?"
"ASTAGAAA TENNYSON TAYLER KENANDRA!!!"
"Ebuset disebut nama lengkap dong!" Ken terlonjak kecil mendengar gurunya itu meneriakkan namanya dengan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taurus In Love
Teen FictionGimana ya rasanya naksir cewek yang super duper hiperaktif? Capek? Iya. Malu? Iya. Jengkel? Iya. Apalagi ceweknya ga peka pakek banget. Bikin beban nambah aja.