WHITE NOISE (On Going)

XXIX

WHITE NOISE

CHANSOO / CHANDI

Park Chanyeol x Do Kyungsoo

Drama Romance

*

*

*

CHAPTER XXIX

Dalam perjalanan itu segalanya terasa hening. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Chanyeol. Kris sesekali memperhatikan Chanyeol yang duduk di samping kursi kemudi. Ia tampak lesu dan tidak bersemangat sama sekali. Matanya sejak tadi tak lepas melihat ke arah jalan yang mereka lewati.

Kris mencoba mencairkan suasana dengan menyalakan musik, namun itu tak membuatnya bereaksi. Namun saat sebuah siaran radio memutar lagu band Chanyeol, Kris berani bersuara.

"Oh, bukankah ini lagumu?"

Chanyeol yang tersadar menoleh pada Kris yang yang melirik padanya. Tapi ia tidak menjawab. Kris yang melihat itu tersenyum tipis.

"Apa kau baik-baik saja?"

Chanyeol tidak menjawab, ia kembali membuang wajahnya ke arah jendela. Namun Kris bisa melihat bayangannya dari kaca spion yang memperlihatkan wajah pemuda itu.

Ia menahan tangis.

****

Kedatangan Chanyeol disambut oleh puluhan media yang sudah menunggunya di pintu bandara. Beberapa orang yang sudah menjaga Chanyeol berusaha untuk melindungi pemuda tersebut dari serbuan media yang mulai memberondongnya dengan pertanyaan. Tapi Chanyeol hanya diam dan segera digiring masuk ke dalam mobil.

Chanyeol diantarkan ke apartemennya. Ia ditemani oleh Kris saat itu. Hal yang cukup mengejutkan untuk Xiumin karena Kris akhirnya mau menginjakan kakinya lagi di Seoul.

"Apa kau akan lama di sini?" tanyanya.

"Tidak. Aku hanya mau memastikan anak itu benar-benar pulang."

Xiumin menatapnya dengan raut yang bingung, "Apa dia ada masalah?"

"Tidak ada. Hanya sedikit stress."

"Oh." Xiumin mengerti, "Apa kau akan tinggal di sini? Mau ku pesankan hotel?"

Kris tampak berpikir, "Di sini saja."

"Oke." Xiumin hendak mendatangi Chanyeol, tapi pria itu kembali berbalik, "Apa Ayahmu tahu kau ke sini?"

Kris tersenyum kecil lalu dengan isyarat jari, ia memintanya untuk merahasiakannya, "Ssstt...!"

Xiumin tertawa kecil.

"Hyung,"

Mereka semua menoleh ke arah Chanyeol tengah duduk di dekat dapur.

"Aku boleh minum, kan?" tanyanya dengan suara parau. Ia memijat keningnya yang sepertinya mulai terasa berat.

****

Kyungsoo pulang ke rumah ketika hari telah gelap. Keluarganya menunggunya di rumah sejak tadi dengan raut yang cemas. Tapi Kyungsoo menjawabnya dengan baik.

"Maaf, tadi, mataharinya, sangat bagus saat terbenam." ungkapnya dengan senyum.

Sang Ibu menatap tak yakin, tapi berakhir pada sebuah tepukan di lengannya. "Kalau begitu cepat makan."