BAGIAN 7

964 215 4
                                    

Suara air sungai yang tenang, lalu alunan lembut dari pepohonan tinggi yang di sapa oleh angin sejuk menambah kesan ketenangan tersendiri yang penuh akan makna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara air sungai yang tenang, lalu alunan lembut dari pepohonan tinggi yang di sapa oleh angin sejuk menambah kesan ketenangan tersendiri yang penuh akan makna.

Bisa di bilang di dunia ini masih ada tujuh puluh lima persen masyarakat kota yang lebih menyukai alam lepas di bandingkan gedung-gedung pencakar langit, transportasi modern, atau bahkan keramaian di pusat kota.

Kadang sesuatu yang berlebihan juga memiliki risiko yang berlebihan.

yang sederhana biasanya penuh kejutan.

"Secerah itu ya,"Jihoon menatap penuh arti langit-langit kebiruan tanpa awan di atas sana. Mengabaikan sesuatu yang terasa keras sebagai tumpuan punggung nya, bahkan seluruh tubuhnya."Tapi gak pernah adil."

Asahi terdiam mendengarnya, dengan lengan yang di jadikan sebagai alas kepalanya, manik kecokelatan nya juga ikut menatap langit-langit yang terlihat ceria─berbeda sekali dengan suasana hati mereka, benar kita Jihoon, tidak pernah adil!

Mashiho yang berbaring di antara Asahi dan Jihoon masih tidak berkutik.

"Menurut kalian Doyoung di mana? Apa yang terjadi sama dia?"Lelaki bermarga Park itu kembali berucap, hanya sekedar berkeluh kesah, merilekskan waktu istirahat mereka saja.

Masih dengan tatapan tenangnya, Mashiho berucap, "kalaupun dia beneran kena musibah, kita berharap aja ada orang baik yang bakal nolong," dia melirik Jihoon sebentar, "feeling gue sih gitu."

Mereka masih belum menemukan Doyoung ngomong-ngomong, padahal setengah hari ini waktu mereka sudah di gunakan untuk berkeliling hutan, dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar.

Yedam dan Hyunsuk, lalu Jeongwoo yang sejak tadi sibuk dengan alat teknologi mereka di pinggir sungai, refleks langsung mendongak saat merasa ada sebuah burung besar yang melintas cepat di atas.

Itu si iblis So Junghwan, lelaki itu kini sudah berada di hadapan Mashiho dengan dua lelaki lainnya yang tengah berjemur di atas batu besar.

"Gimana?"Tanpa basa-basi Mashiho langsung bertanya, menatap Junghwan yang kini melayang di atas air dengan sayap hitam gelapnya yang masih terbentang.

"Kemaren para Azog sempat dapet makan malam, tadi nya gue gak peduli. Tapi pas tau kalo hasil buruan mereka itu manusia, gue langsung panik mau nolongin, tapi keburu ada orang lain yang nolong. Kayak nya sih manusia serigala."Jelas Junghwan.

Jihoon mengerutkan keningnya. "Perasaan di sini gak ada manusia serigala lagi selain gue sama.... Apa adek gue?─"

SREKK!!─"Akhhh!!"

Spontan keempat nya langsung menoleh, mendapati Jaehyuk dengan wajah meringis nya yang sudah di papah oleh Haruto dan Yoshi, jadi mereka bertiga itu sejak tadi bermain air di tengah sungai.

RIWAYAT DUNIA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang