"Bagian Utara, di ambil alih sama Yoshi, Mashiho. Bagian Barat, ada Haruto dan Hyunsuk. Untuk di bagian Selatan, Jaehyuk, Junkyu, sama Doyoung, sedangkan di bagian Timur, Asahi, sama Junghwan. Last, untuk yang di tengah kota,"Asahi beralih menunjuk ke tengah-tengah peta dengan menggunakan penggaris, "di ambil alih sama Jeongwoo, Jihoon, dan Yedam."
Mereka serempak mengangguk setuju mendengar nya, masih konsentrasi memperhatikan peta yang tertempel pada papan diskusi, menampilkan tanda-tanda yang Asahi tulis dalam bentuk sticky note.
Pemuda berdarah Jepang itu kembali mengambil duduk, kemudian menatap satu persatu teman-temannya, "ada yang mau kasih masukan? Silakan, kita bebas di sini."Ujar nya.
"Tiap klan, pasti bawa bala tentara masing-masing. Sedangkan kita cuman berduabelas, itu pun di tiap arah mata angin cuman ada dua orang, paling mentok tiga orang. Apa gak bahaya? Gue khawatir kita kalah tenaga."Tanggap Jihoon prihatin.
Junkyu mengangguk, kali ini setuju dengan ucapan kakak nya, "itu dia yang di permasalahkan...."
"....yang kita lawan ini dari bangsa kita sendiri. Menurut gue sih, seharus nya kita juga bawa pasukan. Paling gak 50% lah."
Setelah nya, hening beberapa saat.
Sampai di mana kemudian salah satunya mengambil pergerakan, Jaehyuk segera meletakan sebuah benda tipis berupa kartu nama seseorang dari dalam kantong jaket nya ke atas meja diskusi.
"Beberapa hari yang lalu gue sama Mashiho sempat ketemu sama detektif,"Jaehyuk melirik yang lainnya, "namanya Kim Namjoon. Dia sempat bilang, kalo perlu bantuan bisa hubungin aja."Pemuda itu menghentikan sebentar ucapannya, cukup was-was sebenarnya dengan usulannya yang satu ini, "apa kita gunain aja tawaran itu, buat sekarang."Ujarnya ragu.
Yoshi mengerutkan kening nya."Lo yakin detektif itu dapat di percaya?"
"Jaman sekarang mana ada detektif bisa di percaya, pecundang semua."Desis Haruto tidak suka.
"Sebenar nya bukan itu aja. Kalo kita jelasin semuanya tentang hal ini ke lembaga hukum atau pun negara, belum tentu juga kan mereka bakal percaya,"Yedam menaikan alisnya, "anyway masalah satu ini keliatan banget gak nyata alias dongeng garis keras, gak cuman itu aja, di sini juga kita gak lain cuman terpandang sebagai bocah SMA. I'm swear, yang ada kita bakal di caci maki, di injek-injek, karna udah di pikir ngehalu. sorry aja ya, gue si ogah! Ganti solusi."Seru Yedam to the point.
Seketika keheningan kembali menyelimuti sekitar. Keduabelas pemuda itu kembali tenggelam dalam benak mereka masing-masing.
"Entah kenapa, kali ini gue ngerasa kalo detektif yang satu ini dapat di percaya."Mashiho akhirnya buka bicara, "kalo gue nilai secara pribadi, dia keliatannya orang yang cukup terbilang peka. Yang paling terkesan, dia selalu menghargai, walaupun gue sama Jaehyuk cuma keliatan anak kecil di mata dia, tapi detektif Kim selalu dengerin apa yang gue sama Jaehyuk jelasin, dan dia gak ngelak sama sekali, dia percaya dan nanggepin dengan bersahabat. Gue yakin siapa pun yang kerja sama bareng dia, bakal nyaman. Ini sih pendapat gue ya─satu lagi yang bikin gue yakin,"Mashiho menunjuk kartu nama yang berada di tengah meja itu, "dia ngasih kartu nama, gak lain karna dia percaya sama kita. Ekhm....kalo udah gitu, gak ada salah nya kan, kalo kita coba buat percaya juga sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIWAYAT DUNIA ✔️
Fantasía[ END ] Ketika seluruh kesatria dunia berkumpul. Untuk menjadi jantung dunia yang sesungguhnya. Genre. Fantasi, action