Bagian 7 , Insiden

202 22 2
                                    

Cuaca lebih cerah dari biasanya, tidak ada awan maupun angin yang berhembus kencang seperti badai. Cuaca yang cantik itu tak berlangsung lama hingga beberapa jam kemudian langit kembali mendung di sore hari. Hampir seluruh siswa membawa payung, tak sedikit juga yang tidak membawa payung sehingga berpikiran untuk berlari menerobos hujan nantinya.

"Nah Tsukki, bisakah hari ini kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi? Ini sudah satu minggu tiga hari sejak kau menjauhiku!"

Tsukishima hanya membuang muka tidak bisa menghindar, karena ia sedang dikunci Yamaguchi dengan kedua tangannya yang tak terlalu panjang tapi matanya terus menatap dengan tatapan serius. Rona merah kembali datang di sekitar matanya lalu mendorong Yamaguchi, pergi meninggalkan dia sendiri di dalam keheningan koridor sekolah. Tanpa basa-basi mengambil payung hitamnya lalu pergi secepat mungkin. Ia tahu Yamaguchi mungkin akan mengejar jadi ia memilih untuk melewati jalan yang mengharuskan ia menyeberang.

Disaat yang bersamaan Yamaguchi mencari temannya itu, parahnya ia tak membawa payung sehingga pandangannya terhalang oleh air hujan yang menyiram wajah. Tapi tak peduli selama apapun air hujan mengguyur ia hanya perlu mencari Tsukishima menanyakan masalah yang sebenarnya dimiliki laki-laki garam itu. Dua puluh menit ia berlari mencarinya hingga kedua matanya menemukan objek yang dimaksud. Tsukishima sedang berdiri di depan zebra cross menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki.

Yamaguchi segera berjalan tapi sebuah klakson mengagetkannya dari jauh. Mobil sedan putih dengan kecepatan yang ugal-ugalan dan tidak teratur membuat orang bergidik ngeri melaju di jalan sedangkan Tsukishima dan orang-orang yang lain masih berjalan setengah dari zebra cross. Yamaguchi berlari hanya memikirkan keselamatan Tsukishima, semua orang yang melihat segera berlari menghindar dan berhasil selamat dari tabrakan mobil sedan yang akhirnya menabrak pohon. Tapi dari semua itu sebenarnya tak semua orang benar-benar selamat. Hujan membersihkan tubuh yang terus menerus mengeluarkan darah di zebra cross.

Tsukishima terkejut mendapati dirinya sudah berada di tepi jalan padahal lima detik sebelum mobil itu menghampiri ia masih berada di zebra cross. Tubuhnya gemetar, bibirnya mengatup tidak bisa berkata apapun,  bahkan jika hanya sekedar bertanya ada apa di tengah jalan.

Bau anyir yang menyengat, warna merah darah yang seperti menyatu dengan air hujan yang deras, dan payung hitam yang berputar tak tentu arah karena angin yang sedikit kencang, Yamaguchi tergeletak di tengah jalan tanpa sadar.

"Yamaguchi!"

Tsukishima melewati kerumunan orang-orang lalu mendekap tubuh yang terkulai lemas di jalan. Beberapa orang mencoba menolong dengan menelpon ambulans. Tsukishima menepuk pelan pipi dan mengelus rambutnya berharap Yamaguchi segera sadar, tapi tak ada hasil. Tsukishima yang mendengar kepanikan orang-orang karena tidak bisa menghubungi ambulans mendecih kesal lalu mengangkat Yamaguchi pergi, berlari menuju klinik ataupun rumah sakit terdekat.

"Berikan aku kesempatan setidaknya satu kali lagi. Kumohon,"

Tsukishima tak berhenti mengeluarkan air mata berwarna bintang itu. Hingga akhirnya sebuah mobil hitam melintas di pinggirnya. Akaashi menurunkan kaca mobil lalu membukakan pintu belakang. Tanpa pikir panjang ia memeluk Yamaguchi lalu masuk ke dalam.

"Akaashi-san,"

"Aku tahu Tsukishima. Tolong berpegangan aku sedikit menaikkan kecepatan,"

Entah darimana Akaashi tahu tapi di saat ia sedang berada di restoran bersama Bokuto ia melihat Tsukishima dengan sedikit kewalahan berlari membawa Yamaguchi yang bersimbah darah. Dengan terpaksa juga ia meninggalkan Bokuto sendirian di restoran bersama dompetnya lalu bergegas menuju mobil.

"Aku sempat mendengar decitan keras dari perempatan, orang itu banting stir?"

"Seperti begitu. Aku tidak begitu mengingatnya,"

Perlahan ketika memori baru datang, memori lama yang diingat Tsukishima perlahan juga menghilang seiring dengan seringnya ia menangis dengan air mata secerah bintang redup yang kerap ia keluarkan.

Memories (Tsukkiyama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang