Bagian 12 , Berita

114 19 0
                                    

Klakson mobil berbunyi keras di depan rumah membuat si tuan rumah mengintip dari balik jendela. Bokuto melambaikan tangan ke arah jendela diikuti ketukan pintu dari lantai bawah. Akaashi tetap diam di mobil menyimak aktivitas kedua orang yang tengah bersemangat menjemput si jangkung berkacamata ini. Tsukishima membuka pintu dengan rambut sedikit berantakan, ia baru saja selesai mandi karena akan segera berangkat ke Matsushima.

"Kukira kau sudah siap, sini kubantu mengeringkan rambut," Yamaguchi duduk diatas kasur mengambil handuk lalu mengusao pelan rambut pirang Tsukishima dilanjut dengan menggunakan hairdryer. Tsukishima hanya diam membiarkan temannya berbuat semaunya. Setelah selesai ia membawa beberapa barang seperlunya saja dan pergi ke tujuan bersama mereka bertiga.

*****

"

Akaashi kau yang terbaik! Tempat ini benar-benar kerenn! Tapi aku masih yang terbaik sih hahaha,"

"Terimakasih Bokuto-san,"

Bokuto berlari ke arah pantai, matanya berseri melihat pemandangan laut yang berwarna biru langit dengan ditambah beberapa pulau yang tampak kecil karena jauh. Akaashi hanya menghela napas pelan, ia tahu jika hal ini pasti terjadi jika membawa Bokuto ikut liburan. Setidaknya ia tidak tenggelam saja ketika bermain air laut.

Disisi lain Tsukishima dan Yamaguchi memutuskan berjalan-jalan di sekitar pantai. Cuacanya sedikit mendung dan udara juga dingin jadi tidak terlalu panas bagi pengunjung. Selama berjalan mereka diselingi oleh beberapa percakapan tapi Tsukishima tetap berjalan dengan tatapan yang mengarah ke bawah. Seketika ia menjadi tidak menyukai laut meski dulunya ia memang menyukainya. Sebuh tangan menggenggam tangannya, reflek terkejut ia menoleh dan mendapati Yamaguchi tersenyum.

"Tidak perlu takut. Ada aku disini,"

"...apa? Untuk apa aku takut-"

"Kalau kau merasa panik aku disini,"

Tsukishima diam kehabisan kata-kata, bahkan sisi garamnya seperti hilang begitu saja. Ia mencoba melihat sekitar dengan pandangan takut-takut tapi pada akhirnya ia kembali panik. Warna yang ia lihat di sekitar terlihat seperti menakutkan. Tsukishima memeluk Yamaguchi menyalurkan rasa takut dan panik yang bersamaan. Yamaguchi hanya mengelus pelan dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja, tapi ia bisa merasakan lengan yang gemetar membuat hatinya sakit.

"OH AKAASHI!"

Suara heboh dari Bokuto setelah ia mengecek ponsel dan segera menabrak tubuh Akaashi yang sedang tertidur bersandar di bawah pohon membuatnya terkejut merasa seperti nyawanya baru saja ditarik kembali untuk sadar. Ia mendecih kesal dan memberikan tatapan tajam.

"Setidaknya bangunkan aku terlebih dahulu Bokuto-san,"

"Maaf..."

"Ada apa?"

"Baca ini! Baca Akaashi, ini sangat berbahaya kau tahu kita harus pergi,"

Akaashi mengambil ponsel Bokuto sedangkan pemiliknya yang semula panik berubah menjadi girang dan berlari pergi menuju tepi pantai karena melihat sesuatu yang menurutnya menarik, sebuah ikan hidup yang terdampar. Akaashi sendiri mengabaikan sifat Bokuto yang selalu berubah-ubah itu dan masih membaca berita yang dibaca si burung hantu tadi.

Seorang buronan yang melakukan kejahatan 5 tahun lalu karena aksi brutal yang dilakukan pada sebuah toko perhiasan dan membunuh pemilik toko dengan sadis melarikan diri pada malam hari sekitar pukul 23.45 tepat dini hari. Diduga tersangka melarikan diri dengan membawa senjata api milik petugas dan masih berkeliaran di sekitar Matsushima. Harap tetap waspada berhati-hati.

Akaashi melihat tanggal berita tersebut diunggah dan memang benar adanya. Ia segera mematikan ponsel putih itu lalu segera memanggil Bokuto untuk segera kembali, takut jika akan terjadi sesuatu dan juga harus tetap waspada terhadap sekitar. Sesegera mungkin ia juga menyusul Tsukishima dan Yamaguchi lebih memutuskan untuk kembali ke Miyagi.

Tsukishima masih duduk di bawah pohon menunggu Yamaguchi yang masih dengan kegiatan bermain air. Angin yang berhembus kadang meniup pelan rambut kehijauan Yamaguchi membuat kesan indah dan memenangkan secara bersamaan. Entah apa yang dipikirkan hingga ia tidak berhenti memandangi tapi sedari kemarin memang ia merasakan perasaan yang tidak nyaman, rasanya seperti ia harus menjaga Yamaguchi dengan benar meski hanya satu hari.

"Tsukishima Kei."

Merasa namanya dipanggil ia segera menoleh, didapatinya Akaashi sedikit berkeringat bersama Bokuto yang memasang wajah serius.

"Maaf mengagetkanmu Tsukishima, tapi kupikir kita harus segera kembali ke Miyagi."

Akaashi memberikan ponsel Bokuto yang masih dibawanya lalu menjelaskan tentang berita tersebut. Tsukishima segera menarik Yamaguchi dan berjalan cepat mengikuti Akaashi, sedangkan yang ditarik hanya mengikuti bingung dengan situasi sekarang. Ia menengok ke arah sekitar, beberapa orang yang tengah melihat ponsel juga segera mencari tempat aman dan juga memasang ekspresi tenang agar tidak menimbulkan kepanikan.

Mereka berempat segera kembali ke mobil, beruntungnya Akaashi belum sempat memesan tempat menginap atau apapun itu yang menjadi tempat menetap selama dua hari. Ia segera menyalakan mobil dan menyetir dengan tenang, di dalam Tsukishima menjelaskan apa yang terjadi agar Yamaguchi sendiri tidak kebingungan lagi. Meski situasi berjalan tenang namun itu adalah saat paling menyakitkan dimana kedua orang yang terus bersama dan membangun memori indah sejak kecil harus berpisah.

Memories (Tsukkiyama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang