Familié: O6

1.2K 180 3
                                    

Hey dont forget to vote and comment ya dear!

••••

Jery, Prima dan Kasa memutuskan untuk pulang kerumah. Karena mereka di perintahkan oleh Jeffran agar menjaga rumah.

Kali ini yang bertugas menyetir adalah Kasa. Karena dua kakaknya itu enggan membawa mobil. Alasannya ya karena mereka malas, dengan berat hati Kasa yang menyetir walau awalnya ngedumel  juga si. Walaupun Prima dan Jery tidak membawa mobil mereka tidak tertidur atau sibuk dengan handphone masing masing.

"Boring banget" celetuk Kasa.

"Bang" Prima mulai bersuara saat adiknya berkata ia bosan. Prima duduk di samping kemudi dan Jery duduk di bangku tengah.

"Hm" sahut si sulung yang tengah sibuk mengamati jalanan kota yang tengah di guyur hujan.

"Manisha udah fix bakalan nikah?" Tanya Prima. Prima merasa ada yang tidak beres dengan hubungan Manisha dan calon suaminya.

"Katanya Ka Tanisha iya. Gua juga udah jarang ngobrol sama kakaknya" Jawab Jery. Prima membuka galeri dan menunjukkan foto calon suami Manisha dengan seorang wanita lain.

"Siapa namanya?" tanya Kasa tanpa harus repot-repot menoleh.

"Malik" jawab Prima

"Malik yang satu fakultas sama gue?" Tanya si bungsu lagi. Prima membulatkan matanya

"DEMI APA SATU FAKULTAS SAMA LO, DEK?!"

"Hm, anak BEM fakultas juga. Ka Chacha sering ke gedung gua, bawa bawa box. She enjoys the role. So, just forget about her, bang. Cewe yang ngantri pengen sama lo banyak. Lo nya yang malas melek aja" ucap Kasa dengan santai. Bahkan anak itu menyisir rambutnya ke belakang. Benar benar bungsu ga jadi ini banyak tingkah.

"Ka Helena, ka Lea" Ucap Prima menimpali adiknya. Kasa tampak diam mengingat ada kejadian apa mengenai Manisha.

"Dua duanya temen Abang" Baik Prima maupun Kasa hanya mengiyakan saja.

"Oiya bang, kayaknya emang ga harmonis tuh hubungan. Gue liat dia cekcok sama calonnya di belakang taman fakultas. Ka Chacha ditampar. Waktu itu gue mau belain, cuma udah keburu telat kelas pertama. Pokoknya Ka Chacha nangis terus yang gua denger samar samar tuh laki bilang 'Kalau perusahaan papa Lo ga banyak utang. Kita ga bakalan tunangan, Bego! Siapa yang mau sama Lo? Lo kira gua mau. Sana balik sama Jery kalo mau keluarga lo melarat' bener bener kacau omongannya. Nyesel banget gue waktu itu ada kelas. Kalau ga ada udah gue pukulin" jelas Kasa panjang lebar.

Jery mengangkat bahunya tanda ia tak peduli. Padahal sudah jelas ia sangat ingin memukul wajah laki laki brengsek yang sudah berlaku kasar pada perempuan yang ia cintai.

Tapi siapa gua ?

•••

"PRIMAAA INI DARAH SIAPA DI TALENAN?!!!" Teriak Jery saat hendak mengambil piring. Prima menoleh, gadis itu masih sibuk mencuci tangannya di wastafel, hingga air bercampur darah berada dimana mana.

Jery melotot dan segera menarik tangan Prima. Membawa adiknya keruang tengah. Berlarian seraya membawa kotak P3K.

Ia mengeluarkan kapas dan obat merah.

"MATA LO BUTA HAH? TANGAN SENDIRI DI IRIS" omel Jery. Prima hanya memasang wajah malasnya. Luka teriris mah sudah hal yang biasa buat Prima yang memang berkecimpung didapur.

"Ga sengaja. Abang sama Kasa udah selesai beresin kamar ayah sama bunda?" Tanya Prima. Ia menarik kembali tangannya yang kini sudah tertutup Kain kasa dan plester.

"Bentar lagi kelar. Itu adek lo minta makan" ucap Jery seraya membenahi barang barang p3k.

"Ambil aja di penggorengan. Udah matang semua, cuma belum gue pindahin ke piring. Box buat dedek dedek udah di rakit bang?"

"Udah, si Kasa yang ngerakit. Abang kayaknya ga ada bakat mainan sama baut. Capeknya doang, malah roboh tadi, si Kasa langsung marah marah"

"Lah terus Abang ngapain?" Tanya Prima di sela tawanya.

"Mindahin Lemari, mindahin kasur, ngecat langit langit" jawab Jery, laki laki itu bangkit dan segera mengendorkan nasi ke piring sebelum si adiknya yang menyebalkan itu berteriak.

••••

Dua hari yang lalu, Rose sudah diperbolehkan pulang. Kedatangannya di sambut oleh ketiga anaknya.

Dan hari ini rumah di hebohkan dengan kedatangan Mama Jeffran dan Mama Rose. Mereka mengospek kembali Rose dan Jeffran. Berjaga jaga takut Rose lupa mengurus anak bayi. Mengingat ketiga anak Rose dan Jeffran sudah beranjak dewasa.

"GEMESSSSSS" Ucap Prima, ia mengecup pipi adik bayinya yang kini sedang berjemur.

"Mandi, anak gadis. Jangan kebiasaan abis subuhan tidur. Bangun bangun nyiumin Adeknya yang udah mandi. Bau tau ga malu sama pacar" peringat Mama Jeffran. Prima terkekeh dan memeluk Mama dari ayahnya itu.

"Mandi, kak" ucap Rose, Prima menatap wajah Rose seakan meminta dispensasi agar ia tidak mandi pagi.

"Mandi, Prima. Biar wangi" suara Jeffran langsung membuat Prima berlari ke dalam rumah. Kalau sudah Jeffran yang turun tangan. Baru deh dilaksanakan.

"Ma, sini biar Jeff yang gendong Bintang" ucap Jeffran. Bintang sudah berada di gendongan Jeffran. Rose tersenyum menatap Jeffran

"Jeff" Panggil Mama Jeffran.

"Kenapa ma?"

"Kamu sama Rose jangan berhubungan badan dulu. Tunggu sampai jahitan di perut Rose kering dan membaik" peringat Mama Jeffran.

"Mama menuduh anak mama ini melakukan hubungan badan setelah istri lahiran?" Tanya Jeffran dengan dramatis. Mama Jeffran hanya tertawa.

"Kamu kan suka nyosor aja kalau liat Rose. Rose nya mau mau aja lagi" timpal Mama Rose yang baru saja keluar seraya membawa teh hangat untuk Besannya.

Jeffran hanya terkekeh.

"Rose juga jangan terlalu banyak gerak ya sayang. Biar anak anak dulu yang handle rumah dibantu sama Jeff" ucap Mama Jeffran. Rose mengangguk mengerti.

"Anak anak udah diajarin mandiin adik adiknya?" Tanya Mama Rose. Rose dan Jeffran hanya menggelengkan kepala. Mereka masih belum percaya ngasih tanggung jawab sama ketiga anaknya buat mandiin bungsu. Walaupun mereka tau Jeprika bakalan hati hati.

"Kenapa belum diajarin? Ajarin, Nak. Kita kan ga ada yang tau kamu sama Jeff sibuk atau ga. Setidaknya anak anak mu punya bekal juga" ujar Mama Rose.

"Jery, Prima, Kasa masih belum sepenuhnya berani interaksi sampai mandiin gitu, Ma. Paling gendong, ganti popok. Apalagi Kasa, takut buat gendong. Dia bagian bikin ketawa aja" jawab Rose.

"Kelamaan punya adiknya. Makanya udah keburu gede" timpal Mama Jeffran,

"Haduh, wangi wangi membahas masa lalu nih. Bintang kita recokin Abang sama Aa aja yuk sama Ayah" ucap Jeffran seraya masuk ke dalam rumah. Diiringi suara tawa Mama Rose, Mama Jeffran dan Rose.

"Ci" panggil Mama Jeffran.

"Iya, Ma?"

"Makasi ya , Sayang. Kamu sudah jadi istri yang baik untuk Jeff dan Bunda yang baik untuk Jeprika dan Twinnie"  Mama Jeffran mengecup pipi Rose tanda ia sangat menyayangi menantunya ini.

"Itu kewajiban Oci, Ma. Makasi juga mama masih percaya sama Oci"

•••

Hey!!! Kangennnnn.

Familié: After Fräulein Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang