09 - Perihal Kehilangan

6.1K 903 125
                                    

Tandai typo ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandai typo ya!

Enjoyyy!

Enjoyyy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Joanna terbangun dari tidurnya begitu jam di atas nakas menunjukkan pukul 02.13 AM. Terlalu dini buat dia terbangun. Merasa matanya masih mengantuk, dia memutuskan buat menutup mata lagi, berharap kembali menyelam ke alam bawah sadar. Tapi begitu tangannya menggapai sisi ranjang di sampingnya, matanya otomatis terbuka lagi karena gak merasakan siapa pun di sana.

Seingatnya, jam 11 tadi, Jeno udah tidur dengan nyenyak setelah mengerjakan tugasnya.

Dengan sangat terpaksa Joanna bangkit, beralih duduk di atas ranjang. Dia merasa sedikit penasaran kemana Jeno tengah malam gini, mengingat di kamar mandi kamar gak terdengar apapun, jadi pasti Jeno gak ada di sana.

Menyibak selimut, Joanna akhirnya melangkah ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka. Keadaan di luar sana masih gelap, cenderung temaram karena disinari cahaya bulan. Pandangan Joanna benar-benar minim, tapi dia bisa memastikan seseorang yang berdiri di depan lemari rendah yang ada di ruang tamu adalah Jeno.

Cowok itu terpaku menatap ke depan, ke arah deretan pigura yang terpajang di atas nakas. Matanya menyorot sendu, rahangnya kelihatan mengeras. Cowok itu kelihatan lagi banyak pikiran, sekaligus kelihatan sedih.

Tanpa ragu, Joanna melangkah mendekat, membuat Jeno menoleh begitu mendengar langkah samar mendekat ke arahnya.

Tatapan mereka beradu di dalam kegelapan ruang tamu. Membuat Joanna makin bisa melihat gurat sedih yang berusaha Jeno sembunyikan.

"Lagi apa?" Joanna berdiri di samping Jeno, ikut memandang lurus ke arah nakas dan seketika tau apa yang menjadi objek perhatian Jeno dari tadi.

Pigura berisi foto bunda adalah objek yang gak tau sejak kapan Jeno pandangi. Bunda kelihatan tersenyum dengan lebar di sana, benar-benar kelihatan cantik.

Joanna mendongak, menatap Jeno dari samping, memerhatikan sisi wajah cowoknya itu. Sekarang dia paham kenapa Jeno terbangun tengah malam.

"Hari ini." Suara berat Jeno mengalun serak. "Peringatan kematian bunda." Senyuman kecut hadir di bibirnya.

[III] Charmolipi :: Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang