Part 4

7 3 0
                                    

  Setibanya di RIHS

    Devan memarkirkan motor sports kesayangnya di parkiran khusus petinggi atau jabatan tertinggi di sekolahan ini, sedangkan gevan memarkirkan mobil kesayangnya di samping motor devan.mereka telah tiba di kelas mereka di sana sudah ada Arenza,rey,opan,galang,dan anggara yang sudah sedari tadi menunggu.

"Wawawa.....sultan mah bebas". Sindir rey

"Kalian abis dari mana aj". Tannya Arenza

"Kami habis dari rumah lah masa hutan". Balas gevan

"Kirain abis cari mangsa". Ucap galang sambil menatap devano

"Bangsat lo". Balas devan sambil memukul bahu galang

"Mulut lo dev". Balas anggara

   Jam pelajaran mulai berlangsung dan tak terasa sudah waktunya bel istirahat.

"Eh van lo tau nggak kalau di sekolahan kita ada anak baru". Ucap rey sambil mengikuti langkah kaki devan menuju kantin.

"Bomat". Balas devan santai

      Sedangkan ditempat lain ada seorang murit baru dengan penampilan yang sederhana tapi bisa membuat orang terpesona(canda terpesona.....hehehe maaf hilaf), bersama sahabat barunya, mereka pergi ke kantin untuk makan.

"Bulan kamu mau pesen apa biar aku yang belikan". Tawar ayu kepada bulan.

"Aku pesen bakso pedes sama teh dingin ya, makasi ayu". Ucap bulan sambil tersenyum manis kearahnya.

"Ok bulan". Jawab ayu dan pergi meninggalkan bulan sendirian.

  Tak begitu lama devan dan kawan-kawan nya sudah sampai di kantin, devan merasa ada sesuatu yang mengganjal hatinya, matanya bertatapan langsung dengan sosok wanita yang sedang duduk di meja pojok sambil menunggu pesenanya, wanita itu langsung menundukkan pandangannya.

"Lo adalah mangsa gue sekarang". Batin devan dan duduk di barisan meja paling pojok kanan dan disusul oleh sahabat-sahabatnya.

"Dev lo beneran mau jadikan dia mangsa, diakan nggak ada salah". Bisik gevan ditelinga devan, karna gevan bisa baca pikirannya devan hanya devan dan citra yang sekarang menjadi anak angkat mereka.

"Ya gue bener kalau dia bakalan jadi mangsa gue". Balas devan dan pergi meninggalkan yang ada disana.

"Gev, kenapa devan?" Tannya rey sambil terus menatap devan yang mulai menghilang dari hadapannya.

"Nggak tau gue". Balas gevan dan memakan bakso yang sudah dipesennya.

"Ada yang gak beres ni". Balas anggara dan ingin menyusul devan.

"Jangan pernah ikut campur urusan devan saat dia sedang menjadi psycopath, kalau dia membahas tentang mafia pasti dia akan mengajak kita,ingat kata-kata devan tempo hari". Ucap arenza yang masi mengengkal tangan anggara.

"Jangan penah ikut jampur urusan gue saat gue sedang menjalani tugas gue sebagai psycopath, kalau gue membahas masalah tentang mafia kita gue pastiin kalian nggak akan bakal ada yang gue tinggalin seperti saat ini, inget itu".seketika ucapan devan tempo hari membuat mereka merinding.

"Makanya jangan sibuk urusannya". Balas opan sambil memakan mie ayamnya.
    

THE PERFECT TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang