Part 1

12 4 0
                                    

    Seorang anak kecil sedang bermain di halaman rumahnya bersama saudara kembarnya mereka sedang bermain mobil-mobilan yang barus saja mereka dapatkan dari sang papa tercinta dan mama tersayangnya.

"Dev, gev, ayo masuk hari mulai gelap dan kita harus menyiapkan makanan kesukaan papa, karna hari ini papa bakalan pulang cepet". Panggil seorang wanita yang tak lain adalah mamanya.

"Iya ma, bentar lagi kita masuk". Balas Devan dan Gevan sambil membereskan mainnanya.

"Ayo twins kita masuk, kita harus buat masakan ter enak buat papa". Ucap gevan sambil berjalan masuk.

"Ok twins". Balas devan.

Makan malam

   Keluarga kecil itu makan malam bersama dan senyum bahagia terpancar di bibir mereka masing-masin, sehabis makan mereka menyempatkan waktu untuk bersantai dan menikmati kebahagiaan sederhan itu.

-Devan prov

  Aku terbangun karna ada suara ribut-ribut diluar sana,ahirnya aku memutuskan untuk memeriksanya, aku sangat terkejut saat mendapatkan papa yang dipukuli habis-habisan oleh segerombolan orang-orang bertopeng dan berbaju hitam, sedangkan mama menangis histris dan banyak luka-luka, dan saat itu mata ku dan mata papa bertatapan, papa seperti berbicara kepadaku.

"Jaga adekmu dan mama baik-baik dev". Itulah yang aku dengar walaupun suara itu sangat kecil, dan serelah mengucapkan pesannya buat aku papa kembali di pukuli tanpa ampun dan mama sudah tak berdaya dan ahirnya pingsan.

  Aku segera berlari kearah kamatku dan gevan disana gevan sudah terduduk lemas tak berdaya dia menangis, aku segerama membawanya menaiki loteng ya itu adalah ruang rahasia yang dibuat oleh papa untuk kami berdua kalah ada bahaya yang menyerang, setibanya disana aku memberikam minum untuk gevan.

"Abang papa sama mama nggak apa-apa kan?" Tannya gevan sambil memeluk kakinya.

"Mereka akan baik-baik saja, kamu tenang saja". Balas ku dan memeluk gevan.

Sebulan setelah kejadian itu.

    Mama yang terauma akan kejadia itu mengalami depresi yang sangat hebat, dan harus dirawat  di RSJ untuk mambantu memulihakan mentalnya, sedangkan papa sudah tenang di alam sana.

"Papa kenapa kau meninggalkan kami". Ucap gevan sambil mengelus batu nisan papanya.

"Aku akan membalaskan dedam ini kepada kalia semua yang telah menghancurkan kebahagiaan kami". Gumamku dalam hati dan meletakan setangkai bunga mawar merah di makam sang papa.

THE PERFECT TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang