"Ohayo Kuma," sapa Naruto pada rubah yang ia kandang di dalam rumah.Jiraya memberi seekor rubah pada Naruto sepulang mendaki gunung.
Naruto waktu itu senang sekali. Ia dan Kuma saling melengkapi. Adanya Kuma, Naruto tak begitu kesepian.
Naruto memberikan makanan di kandang Kuma. Kuma memakan dengan lahap.
"Yosh!" Naruto berdiri lalu tangannya mengepal di udara layaknya siap bertempur.
"Lembaran baru!!!"
"Ittekimas(u) (berangkat dulu)" pamit Naruto pada Kuma.
Saat dia menguci gerbang rumah, Hinata lewat menyapanya.
"Ohayogozaimasu, Naruto-kun(pagi-formal)" sapa Hinata dengan senyuman.
"Oh, Hinata, osss,(salam gaul anak laki Jepang)"
Mereka berjalan bersama. Kali ini Naruto dan Hinata bersekolah di tempat yang sama.
"Ini pertama kalinya kita berangkat bersama setelah lama bertetangga ya, kan," cetus Naruto.
"Sodesuu,(betul-formal)" lalu Hinata tersenyum hingga giginya terlihat.
Mereka sampai di jembatan di mana ada banyak pepohonan sakura. Bunganya berguguran.
Surai indigo Hinata tertepa lembut angin. Naruto sedikit terpesona, mulutnya membuka. Bak tonton vampir di musim semi.
"Hinata, kau terlihat seperti vampir di musim semi,"
"Eh?"
"Bijin (cantik)" cengir Naruto.
Hinata menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Tersenyum.
"Ano-ne, Naruto-kun, sepertinya ada yang berbeda dengan mu, entah apa itu, kuharap baik-baik saja."
'Liburanku seperti liburan biasanya. Bersama Kuma. Kono Jiji(orang tua itu- si Jiraya) masih perjalanan ke Jepang, entah kapan dia datang.
Sepi. Apalagi aku merasa harus menjadi lebih baik.
Aku tidak lagi mengejar Sakura, peristiwa SMP dulu benar-benar menyadarkanku. Aku tidak bisa membuat Sakura senang. Aku harus memikirkan perasaan Sakura apalagi diriku sendiri.
Entah apa semangatku redup tapi mungkin ini masih awal baru, kosong, jadi memang seperti ini.
Aku akan berusaha sekeras mungkin untuk diriku sendiri. Hihi!'
.
.
Naruto dan Hinata berdiri di dekat pintu kereta. Di pemberhentian mereka bertemu dengan Ino yang juga turun di kereta jalur lain.
Naruto menyapa Ino dengan melambaikan tangan sedangkan Hinata menundukan kepala dengan sopan.
"Oy, Inooo!" sapa Naruto yang senang berpapasan dengan Ino.
Ino menunggu Naruto dan Hinata menghampirinya.
"Ohayogozaimasu," sapa Hinata sopan.
"Ohayo," balas Ino lalu menjulurkan tangannya, "namaku Ino, panggil aku Ino,"
"Eh?!" Hinata memerah.
Ino tipikal orang yang terang-terangan dan to-the-point. Ia meminta Hinata memanggil namanya bukan nama keluarganya. Hal Ini jarang terjadi karena biasanya perlu 3 bulan untuk saling menyebut nama depan.
"Ano, apa boleh?" ragu Hinata namun senang bisa langsung akrab.
"I-yo, (boleh-formal)," ujar Ino dengan senyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Naruto-kun, Anata wa dare ga sukidesuka? | Naruto Harem
FanficNaruto-kun, Anata wa dare ga sukidesuka? Naruto-kun, siapa yang kamu sukai? Ino - "Aku berbohong kalau aku tidak menyukai Naruto untuk Sakura." Sakura -"Aku berbohong kalau aku tidak menyukai Naruto, karena aku tidak tau Ino menyukai Naruto." Hina...