Festival Kembang Api Dan Jiraya Pamit

956 70 2
                                    

.
.
.
Sehari setelah piknik bersama Sakura, Hinata dan Ino di pantai.

Mereka berencana menyaksikan acara kembang api di pusat kota, Tokyo.

Naruto berada di ruang utama sembari mengirim pesan di ruang obrolan yang berisi Hinata, Sakura, dan Ino. Kuma si rubah tidur di atas meja.

Jiraya tengah membaca email di laptopnya.

Naruto: Malam nanti kalian nonton kembang api?

Ino: Sepertinya aku tidak bisa, keluargaku mendirikan stan manisan, mungkin aku bisa menyusul setelah membantu orangtua ku.

Hinata: Aku usahakan bisa.

Sakura: Aku masih ragu-ragu pergi kesana. . .

Naruto: Kapan pun kalian siap, ingat hubungi aku ya hihi

Pesan terakhir dari Naruto menutup perbincangan mereka.

"Naruto," panggil Jiraya dari seberang meja.

Naruto menoleh ke arahnya.

Wajah Jiraya terlihat serius.

"Sepertinya aku harus pergi lagi untuk penelitian. Profesor Misaki meminta meneliti kehidupan di Finlandia,"

Raut wajah Naruto menjadi biasa. Namun Jiraya dapat merasakan kesedihan, kemarahan yang tersirat dari mata Naruto.

Jiraya menghela napasnya. Terdengar sangat berat. Ia tidak tega harus berpisah lagi dengan Naruto, akan tetapi Jiraya juga mencintai pekerjaannya.

"Aku akan berangkat 2 hari lagi, kau tidak apa-apa bukan?"

"Sudah biasa," jawab Naruto tanpa ekspresi.

"Aku akan mengirimu surat,"

"Lewat ponsel sudah cukup," jawab Naruto.

Naruto berdiri tiba-tiba. Ia menuju koridor meninggalkan Jiraya.

"Kau ke mana?" seru Jiraya.

"Sampo(jalan-jalan)," sahut Naruto dari kejauhan.

Naruto mendekati Kuma. Ia memasukan Kuma di tas khusus peliharaan, yang depan tas transparan. Dari situ Kuma dapat melihat dari dalam penampakan jalan.

"Iko Kuma(ayo)," ajak Naruto sembari membuka pintu depan lalu menutupnya.

"Hhhh, kau tak perlu sebaik itu Naruto, kalau kau memarahi ku atau memukulku pasti aku tidak merasa sedih, hhhhh,"
.
.

Naruto berjalan sambil menggendong tas berisi Kuma. Sampai akhirnya Naruto sampai di daerah semi perkotaan.

Dimana penuh kedai minuman, tempat perbelanjaan. Jalanan tak begitu ramai. Suasana tenang sejuk mengingat musim gugur akan tiba.

Dipersimpangan jalan ia menemukan supermarket. Naruto masuk ke dalam, ia membawa keranjang belanja. Tanpa basa basi ia menuju rak makanan instan, rak ramen.

Ia mengambil satu cup ramen. Lalu ia membeli telur, susu.

Saat mengambil susu ia mendengar suara tidak asing.

Suara Ino, Naruto tau itu ketika ia menoleh ke arah kanannya.

Ino sedang belanja kebutuhan toko roti keluarganya.

"Ino!" sapa Naruto sembari berlari ke arah Ino.

Ino menerka-nerka siapa yang memanggilmya dan ternyata Naruto.

Tubuh Ino memerah seketika. Uap muncul dari kepala Ino.

Tanpa sadar Ino mengingat kejadian waktu di pantai dulu. Setelah kejadian itu mereka jaga jarak, tak saling bicara karena malu.

[END] Naruto-kun, Anata wa dare ga sukidesuka? | Naruto HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang