menulis atau melihatku melukis?

8 4 0
                                    

"sudah makan?"

"sudah, sepuluh menit yang lalu."

aku kembali merobek bagian luar dari buah jeruk, lalu ku suapkan daging buah segar ini kepadanya, "manis atau masam?"

"mau masam juga, tetap akan manis jika bersamamu ra."

respon ku hanya tertawa kecil membuatnya ikut tersenyum juga.

sontak pipiku memerah, bahkan senja saja tidak bisa menggambarkan elok warna yang tercetak di pipiku.

"kamu tau kabar januar? kemarin dia sempat menghubungiku melalui ponsel mama. tidak ada sepuluh menit, panggilanya terputus."

"januar baik-baik saja, dia masih berteman baik dengan kuas dan kanvas," jawabku, lalu kulihat lixiano mengangguk, sepertinya ia senang bahwa teman kecilnya itu masih meneruskan hobi yang selalu mereka lakukan bersama.

"kamu masih menulis ra?"

"ya, masih."

"pilih mana? menulis atau melukis?"

"aku tak bisa melukis, kamu yang hebat dalam melukis."

"hmm, aku ganti. kamu lebih suka menulis atau melihatku melukis?" Tanyanya antusias.

"aku suka dua-duanya. menulis dan melukis itu sama."

"dimana letak samanya?"

aku membuang plastik putih berisi sampah makanan buah segar tadi, lalu duduk di depanya.

"lukisan adalah sastra dalam warna-warni dan sastra adalah lukisan dalam bahasa."

"masih suka membaca buku itu?"

"kamu ingat?"

"Bumi Manusia, kita masih menempuh sekolah atas. aku membelikanmu karena aku tau kamu tertarik dengan seluk beluk sejarah bumi kita, walau sebenarnya jurusan kamu ipa," ucapnya panjang sambil terkekeh pada kalimat akhirnya.

aku mengakui itu, membaca buku bersejarah kadang lebih menarik daripada membaca tumpukan rumus.
apalagi jika fisika sudah bercampur dengan matematika, pusing.

setelah lixiano menyelesaikan tawa kecilnya ia bersuara kembali, "kamu masih mau menemaniku?"

"masih, aku akan pulang dua jam la---"

"bukan itu, kamu masih mau menemaniku melukis? aku akan melukis dan kamu menulis di sampingku."

🧭

sebenarnya aku nulis ini tuh awalnya gegara writer's block sampe aku ngeluh ke temenku huhuhu terus ak baca-baca lagi novel Bumi Manusia.

"lukisan adalah sastra dalam warna-warni dan sastra adalah lukisan dalam bahasa."

kalimat itu aku dapet dari buku Bumi Manusia, halaman 313.

kisah kita ; felixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang