O6 : The Scent

1.3K 166 27
                                    

sorry for the typos, happy reading!

...

Triiiing!

Bunyi alarm menyapa kasar indra pendengaran Taeyong. Dengan mata tertutup rapat, tangannya meraba-raba meja di sebelah kasur, mencari keberadaan sumber bunyi. Didapatmya sebuah benda pipih yang bergetar, Taeyong menekan asal tombol ponselnya. Sedetik kemudian kamar kembali sunyi.

Sadar akan sinar mentari yang lolos lewat ventilasi kamar, dengan berat Taeyong membuka matanya. Ia memijat pelan kepalanya; efek tidur dengan lampu menyala. Semalaman penuh Taeyong berselancar di internet mencari inspirasi olahan makanan untuk Jaehyun hari ini.

Pria alpha itu menegaskan pada Taeyong untuk membawakannya makanan yang berbeda tiap harinya. Entah itu makanan manis atau gurih, makanan yang dibuat oleh Taeyong sendiri maupun beli di tempat lain. Memang menyusahkan sekali Jaehyun ini.

Terhitung lima hari berlalu dimulai saat Taeyong mengantarkan makanan pertama. Tak tahu sampai kapan penderitaan ini berakhir. Berhubung besok Sabtu, jika Jaehyun waras, sepertinya ia akan membiarkan lelaki omega itu istirahat tanpa ada gangguan darinya. Untungnya hari ini Taeyong tidak ada kelas, maklum mahasiswa tingkat akhir.

Taeyong menghembuskan napas gusar seraya melihat ke arah sisi kasur yang kosong. Ten sedang tidak berada di apartemen. Pria mungil itu sedang sibuk latihan dengan bandnya untuk tampil di acara Gala Dinner besok. Jadi, hari ini Taeyong harus menghabiskan waktu sendirian.

Sejujurnya cukup sulit menjalankan hidup dengan minim relasi. Terlebih Taeyong jauh dari kedua orang tua. Yang ia punya hanyalah Ten; satu-satunya teman dekat. Memang sih Taeyong punya beberapa teman di kampus, tetapi tidak ada yang seperti Ten.

Sedangkan Ten, ia memiliki banyak sekali teman. Sampai yang di luar kampus pun tak terlewatkan. Tak mengherankan jika pria tersebut memiliki banyak sekali kegiatan di luar. Kepribadiannya sangat terbuka, berbanding balik dengan Taeyong yang susah beradaptasi terhadap orang baru.

Dengan kesadarannya yang belum penuh, Taeyong mengusak matanya perlahan. Kedua netra bulat itu kini sudah dapat melihat lebih jelas. Ketika itu juga raganya dibangunkan dari posisi merebah.

Taeyong mengadah ke arah jam dinding. Jarum pendeknya menunjukkan angka delapan. Pertanda ia masih memiliki empat setengah jam mempersiapkan hidangan untuk sang alpha. Lelaki manis itu menghembuskan napas jengah.

"Masakin apa lagi ya astagaaa," ujarnya frustasi. Taeyong menyandarkan punggung berbalut kaos tipis itu seraya memejamkan mata erat; berpikir keras.

"Nasi goreng udah, brownies udah, cupcake udah, sampe soto juga udah. Habis lama-lama dapurku cuma buat dia. Gak tau apa nyari uang susah," Taeyong tersungut kesal akan gumamnya.

Tak ingin bersenggang lebih lama, Taeyong beranjak dari kasurnya. Ia menapakkan kaki pada keramik marmer yang dingin. Kedua tungkai ramping itu melangkah menuju pintu kamar. Taeyong hendak mencuci muka sebelum memulai aktivitas.

Incoming voice call from om jaehyun

Belum juga Taeyong masuk ke kamar mandi, ponselnya kembali berdering. Kali ini bukan alarm, tetapi telepon masuk dari orang yang paling ia benci. Taeyong mendengus gusar. Ibu jarinya menekan ikon hijau dengan penuh tekanan.

"Apaaaaaaaaa?!?!"

"Come to my office, now."

"Ih apa sih? Masih jam delapan iniiii."

THE ONE ❪JAEYONG❫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang