Puas rasanya bisa mendapatkan gaun dan kebaya yang aku sukai, aku yakin aku pasti cantik dengan baju baju tersebut, selain itu aku juga merasa bahagia bisa bertemu dengan arini setelah sekian lama kami tak pernah jumpa. Setelah urusan pakaian pengantin beres, tiba saatnya step selanjutnya yaitu nyebar undangan karena waktu sudah mepet tinggal 3 minggu lagi. Untuk Undangan kuserahkan semua ke angga, ardi dan oki, mereka semua yang memesan undangan dan nantinya yang akan menyebar undangan pernikahanku ke keluarga, handai taulan dan teman teman. Tak lupa cover depan undangan kutampilkan fotoku bersama arya saat prewedding. Foto prewedding kuserahkan pada studio foto dekat kantorku, aku dan ardi berfoto di studio itu dua minggu yang lalu, untuk gaun dan kebaya prewedding aku sewa dari studio itu agar cepat prosesnya.
Siang itu setelah aku ambil undanganku yang sudah jadi, aku memanggil ardi, oki dan angga untuk datang ke kantorku. Angga, ardi dan oki datang ke kantorku kompak dengan gaya busana hijaber, mereka tampak semangat sekali dalam membantu urusan pernikahanku ini. Mereka juga kompak ingin dijadikan pagar ayu saat acara resepsi pernikahanku di kota asalku. Untuk angga aku tidak mempermasalahkan karena dia adikku sendiri tapi untuk ardi dan oki aku agak ragu karena aku khawatir pakde harjo tidak akan mengijinkannya karena pak harjo tidak mau ardi dan oki mengikuti jejak mbak yeni menjadi perempuan. Selama ini ardi dan oki hanya dandan perempuan saat kuliah di jakarta, kebetulan mereka sekampus dengan angga. Namun saat mereka mudik ke kampung halamannya mereka kembali berpenampilan seperti laki laki pada umumnya, maka tak heran mereka tidak berani memanjangkan rambut dan memakai hijab saat kuliah di jakarta. Akhirnya aku hanya bisa berjanji melobby pakde harjo yang terkenal keras itu untuk mengijinkan ardi dan oki menjadi pagar ayu di acara pernikahanku dan mereka masih bisa berpeluang menjadi bridesmaid ketika acara resepsiku yang diadakan di jakarta dengan tema pernikahan ala barat, karena rsepsi yang dijakarta dikhususkan untuk teman dan relasi saja, jadi kemungkinannya tidak ada pakde harjo di resepsi yang di jakarta.Untuk urusan catering dan gedung sudah aku serahkan kepada ibuku dan ibunya arya, lagipula nantinya resepsi yang diklaten diadakan di rumahku sendiri agar para tetangga lebih banyak yang datang. Aku sendiri ambil cuti seminggu untuk mempersiapkan acara pernikahanku ini, menunggu hari hari pernikahanku ini, aku merasa gugup, karena tak kusangka aku akan menjadi istri sekaligus seorang ibu, hal yang tak pernah kuduga seumur hidupku. Namun y6ang namanya takdir memang tak bisa ditebak, kita hanya bisa menjalani sebaik yang kita bisa.3 hari sebelum pernikahanku, aku sudah sampai di klaten. Aku tidak mau semua rencana pernikahanku tidak berjalan tanpa ada aku disitu. Tenda pernikahan sudah berdiri megah di depan rumahku, kebetulan halaman rumahku luas sehingga bisa menampung banyak tamu. Tante ima dan tande farah sudah datang ke rumah untuk membantu acara pernikahanku, tante ima dan tante farah adalah adik kandung ayahku. Mereka datang membawa anak anaknya, tiana dan wisnu adalah anak tante ima, sedangkan bimo adalah satu satunya anak tante farah.Yang menjadi pagar ayu di resepsi pernikahanku akhirnya adalah mbak yeni, ferdi, angga dan joko. Oki dan ardi tidak diijinkan untuk menjadi pagar ayu oleh pakde harjo padahal aku sudah melobinya dengan alasan yang jadi pagar ayu jumlahnya kurang. Akhirnya aku meminta tante farah dan tante ima mengijinkan wisnu dan bimo jadi pagar ayu, sedangkan tiana tidak kuminta karena dia masih smp.
Syukurlah tante ima dan tante farah mengijinkan, lagipula bimo dan wisnu sudah biasa memakai pakaian wanita di sekolahnya karena sekolah mereka menerapkan pakaian nasional yang wajib tiap hari jumat dan sabtu adalah kebaya. Padahal sebelumnya saat awal masuk sekolah dulu, para siswa laki laki memakai celana dan hanya memakai kebaya saat jumat-sabtu, akhirnya daripada memakai pakaian yang nanggung, gonta-ganti pakaian pria wanita, kebanyakan siswa pria full tampil dandan perempuan setiap hari termasuk wisnu dan bimo, meski mereka dirumah tetap berpakaian pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putaran Zaman
Fiksi UmumP.s : cerita ini aku bawa dari blog ku yang sudah terbengkalai