𝒥𝒶ℯ𝓈𝒶𝒽𝒾✨06

780 84 1
                                    

Ini flashback ya.



















Kaki kurus itu terus melangkah tanpa memperdulikan rintik hujan perlahan dan pasti akan membasahi pakaian maupun tubuhnya. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku hodie merah miliknya.

Tiba-tiba saja ia merasakan rintik air tidak jatuh padanya dan juga sedikit bayangan payung dan juga orang yang menggenggam payung tersebut.

"Harusnya lo pake payung daripada hujan-hujanan gini." Laki-laki berhodie hitam menceletuk. Keduanya memakai tudung hodie masing-masing membuat pesona keduanya semakin terlihat. Mungkin, manis dan tampan?

"Ya, gue lupa." si hodie hitam menggeleng sambil berdecak beberapa kali lalu tangannya yang bebas mengacak kepala si merah yang terlapisi oleh tudung hodie.

"Jangan keseringan lupa, lupa sama gue nanti gimana?"

"Sabodo, Jaehyuk. Gue lupa sama elo gue gak papa, sumpah," balas si merah sembari membuka tudung hodie-nya. Keduanya berjalan dalam payung yang sama menuju supermarket terdekat. "Sa, elo hujan-hujanan dari rumah lo entar sakit lho. Untung aja tadi gue liat elo dari balkon, jalan sambil hujan-hujanan." laki-laki yang kalian yakini adalah Asahi hanya mendengus. Entah kenapa ia merasa sesak dan juga senang karena laki-laki disebelahnya ini mengkhawatirkan dirinya.

"Cuman rintikan doang kok! Lagian, kenapa lo gak pdkt'an aja sana sama Nara?" celetuk Asahi dengan nada ogah-ogahan saat mengatakan satu nama. Jaehyuk tersenyum kecil. Yang awalnya ia menatap Asahi yang tidak menatapnya kini menatap jalanan yang berada didepannya.

"Bukannya apa, tapi gue rasa gue males alias gue gak tertarik lagi... lagian, dua hari ini dia gak keliatan disekolahan." Jaehyuk berkata benar dan juga bohong kepada Asahi dan Asahi, laki-laki cantik itu tersenyum bermakna saat mendengar ungkapan Jaehyuk barusan.

"Bagus ya, berduaan aja! Gue yang kebetulan lewatin kalian, eh kalian gak sadar sama keberadaan gue? Kita sahabat atau bukan sih?!" satu laki-laki mungil membuat dua orang satu payung itu sontak tersentak saat menyadari ada sebuah atensi lain disebelah mereka. Mashiho, sahabat mungil mereka.

"Bukan ngeledekin ya~ tapi elo kekecilan, jadi, bukan salah kita berdua dong gak ngeliat elo. Coba aja lo pakai payung pasti keliatan, keliatan payungnya doang sih," tukas Jaehyuk tanpa memperdulikan tatapan galak dari Mashiho dan juga umpatan sahabat mungilnya sementara Asahi hanya tertawa saja.

"Lo berdua mau kemana?" tanya Mashiho kini berjalan disamping mereka. Sebenarnya ia membawa payung tapi ia tak peduli dengan rintik hujan. Jika hujannya deras, baru ia pakai payungnya. Dan kini, Mashiho mengikuti dua sahabatnya ke minimarket terdekat padahal ia baru saja dari situ. Saat ini Jaehyuk sedang menemani Asahi membeli makanan ringan serta cola kesukaan Asahi sedangkan Mashiho ngintilin mereka kayak bocah.

Penjaga kasir yang melihatnya juga gemas. Berasa Asahi, Jaehyuk, Mashiho itu adalah keluarga. Maksudnya, Jaehyuk dan Asahi orang tuanya sementara Mashiho seperti bocah lima tahun nan polos yang tidak dihiraukan oleh kedua orang tuanya yang sedang asik berpacaran.

"Woilah! Sa, lo beli makanan ringan kayak stock buat satu tahun tahu gak? Banyakin makan karbohidrat lah, tuh tubuh udah kayak kapas!" Asahi yang mendengarnya memicing tajam pada Mashiho. Enak saja dia dibilang kapas. Tapi emang iya sih. Buktinya waktu ada angin kenceng dia malah hampir kebawa angin. Untung aja Jaehyuk ada.

"Oh ya, gue baru inget. Gebetan Jaehyuk yang namanya Norak atau Nora... ahhh! Siapa sih?!"

"Nara, Mashiho," sahut Asahi mengingatkan sembari memilah alias mengurangi makanan ringan yang berada di keranjang belanjaan.

"Terus? Kenapa?" kali ini Jaehyuk yang bersuara.

Mashiho tidak tahu harus bereaksi bagaimana tapi dia mengatakan apa yang ingin ia katakan. "Tadi pagi banget, Bapak gue kan polisi nih ya? Nah... kebetulan dia dapat kasus pembunuhan dan korbannya itu Nara woi?! An— tiga gebetan elo mati kebunuh!" Mashiho memang biangnya gosip, jadi harap maklum.

Love & Hate || JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang