EPILOGUE ; Ineffable

56 26 133
                                    

       "Aku tahu itu salah, tetapi kali ini,     biarkan aku melawannya untuk bisa         merasakan kebahagiaan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       "Aku tahu itu salah, tetapi kali ini,
     biarkan aku melawannya untuk bisa
         merasakan kebahagiaan lagi."

                        ______________

Bahkan secara tanpa sadar ia merasakan remuk tak berdasar yang menggerogoti separuh dari raganya yang masih mengais ribuan langkah untuk tetap mempertahankan keadaannya hancur beberapa kepingan. Usai mendapat sederet larik yang tertuang dalam sebuah tulisan pada layar ponselnya, Lee Haera merasakan sesak yang entah sejak kapan menyapa menjerat rongga dadanya yang mulai dihantam ribuan gada raksasa tanpa ampun. Kendati sadar keadaannya telah lunglai, ia tetaplah Lee Haera yang sampai kapanpun akan membawa sekujur daksanya untuk segera bangkit menghentikan rentetan-rentetan lara yang nyaris terhempas pada sebuah sakit yang tak ingin ia rasakan kembali.

Dengan daksa yang telah mendarat sempurna pada bilik ruangan membawa pendar remang yang ia terawang pada sekujurnya, Lee Haera telah menemukan banyak anak manusia yang telah menyeret kedua kaki untuk mengungkungnya tetap memijak lantai berubin dalam keadaan yang membeku manakala tahu salah satu diantara mereka adalah sosok Min Yoongi yang telah bersimbah darah kental mengaliri bagian perutnya. Lee Haera tak tahu harus melampirkan amarah ataupun kepiluan yang membiru, tetapi ia jelas merasakan waktu seolah berhenti dengan angkara yang membumbung tinggi menelan habis ribuan kesabaran yang mati-matian ia himpun.

"Bagaimana, Lee Haera? Apa perasaanmu setelah tahu ini akan terjadi? Kau pikir, setelah kau merebut semuanya dariku, setelah kau merebut Hoseok-ku, aku hanya akan diam tanpa bereaksi apapun? Dengar, Haera, bahkan aku bisa melakukan apapun untuk mengembalikan Hoseok untuk menjadi milikku dan tidak ada yang dapat mencegahku untuk melakukannya sekalipun harus menumbangkan seseorang."

Serautnya bergulir menyusupi kentalnya merah yang bergerak pekat pada deretan gigi bergemeletuk nyaring membawa labirin aksara sekonyong-konyong menderu keras menyerukan seluruh kegilaan yang jelas tak mampu lagi untuk sekadar ia tampung pasa waktu yang terlanjur meremukkan atmanya. "Aku bahkan tidak peduli kau menginginkan Hoseok atau tidak karena aku sama sekali tidak mengharapkan priamu itu, sialan! Kau bisa mengambil Hoseokmu dan lepaskan Min Yoongi sekarang juga. Ini masalah kita, sebaiknya kau lepaskan dia dan bicaralah denganku."

"Sayangnya aku tidak akan peduli apa yang kau katakan, Lee Haera. Menangkapmu ke dalam perangkap yang ku buat adalah cara tersulit setelah menunggu waktu yang lama. Karena aku mendapatkanmu, maka aku juga tidak akan mudah melepaskanmu begitu saja. Sebaiknya menyerahlah dan nikmati saja pemandangan semacam ini. Kau tahu, Haera, tujuan awalku untuk kembali ke Seoul hanya ingin menuntaskan semua masalah kita dan ini adalah waktu yang tepat untuk menumpas manusia sialan sepertimu."

Sejenak lekukan tempurung Bae Inyoung tertumpah pada sorot redup milik daksa sang lawan yang terjerat cairan kental membawa segenap kerlingan tawa psikopatnya dibawah pencahayaan redup. "Bahkan, jika Yoongi akan mati, aku tidak akan peduli karena niatku hanya ingin melihatmu hancur bertubi-tubi. Kupikir, kau masih mengingat segalanya. Tetapi, ingatanmu yang hilang itu sungguh menjadi kesempatan yang besar untuk seseorang menutupi rahasia-rahasia di balik itu. Hidupmu miris sekali, Haera. Kau selalu dimanfaatkan tanpa tahu jika itu adalah orang terdekatmu."

𝐀 𝐖𝐈𝐒𝐇𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐎𝐎𝐍𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang