UKS

31 13 17
                                    

PERHATIAN!!!

HARAP KOREKSI SETIAP TYPO DAN KESALAHAN DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK. FEEDBACK? DM SAJA.

TERIMA KASIH. 🧡😘

##########

Hari itu sebagaimana biasa seluruh siswa selalu berhamburan memenuhi lorong sekolah dengan segala aktivitasnya. Termasuk Elvano bersama Ervin yang kali ini tanpa adanya Nada dan Nando yanh keduanya sudah kecanduan buku di perpustakaan.

"Ervin!"

"Mau apa lu?" Jawaban itu bukan dari sang pemilik nama. Melainkan dari Elvano yang langsung bertanya dengan pedasnya.

"Galak amat lu, Van? Udah kayak cewek aja," ledek Leo yang tengah berjalan membawa semangkuk bakso.

Elvano yang geram hanya diam hingga giginya gemeretak. Sebenarnya dalam hati ia begitu ingin menghabisi manusia itu. Hanya sajaz Ervin yang justru membelanya membuat niatnya itu tak berjalan mulus.

"Udah Van. Jangan emosi."

"Nah, bener tuh apa kata Ervin. Jangan emosi, Ups!"

"Leo!" gertak Elvano seketika melihat kuah bakso itu tumpah di bacu Ervin karena ulah manusia biang onar itu.

"Ups! Sorry...." Bukan meminta maaf, Leo justru menyiramkan sisa jus jeruk ke kepala Ervin.

"Leo! Lu bener-bener kelewatan, ya!" Sebuah pukulan mendarat sukses di wajah Leo. Kali ini, Elvano benar-benar tak ingin toleransi lagi kepada mahluk satu ini.

"Van! Udah Van!" teriak Ervin yang tak diindahkan Elvano. Mata elangnya yang hampir mirip Ervin terus memburu setiap sisi wajah mahluk tanpa rasa berdosa itu.

"Apa maksud lu nyiram Ervin, hah?!" Kali ini tangan kanannya meremas kerah baju Leo yang masih saja tampak santai.

"Gua enggak sengaja, Van. Biasa, gua itu emang suka teledor orangnya. Jadi, kalian harus beri jalan gua lebar-lebar."

"Apa lu bilang?!"

"Rupanya lu juga tuli ya? Bah, kembar tuli!" hardik Elvano yang sekali lagi mendaratkan pukulannya tepat di rahang kiri Leo. Ya, jika saja ia lebih waspada.

"Habisi dia!"

"Argh! Hey! Apa-apaan? Berani satu lawan satu. Bukan keroyokan!" Gertak Elvano yang kini tubuhnya di kunci oleh teman-teman Leo juga mendapat beberapa pukulan diwajahnya.

"Leo! Hentikan!" Kali ini Ervin yang bertindak. Namun, sama saja kelinci masuk kandang singa. Ervin justru kian mendapat pembukuan dari Leo dengan terus menyiramkan beberapa minuman sisa ke wajah Ervin.

"Ervin! Lu kenapa lemah?!" teriak Elvano kesal pada Ervin yang tampak begitu pasrah. Begitu pula dengan teman-teman yang seolah bagai penonton dalam sebuah pertunjukan. Hanya diam dan tak ada sedikitpun kiat untuk membantu.

Ervin masih terus pasrah dengan apa yang dilakukan Leo, sedangkan Elvano yang wajahnya sudah berdarah-darah terus berteriak kesal.

"Hey! Hentikan, hentikan! Ada apa ini?"

"Wah, gadis manis."

"Apa-apaan ini? Ervin? Kau kenapa?" Bukan bertanya pada Elvano yang sudah babak belur, seorang gadis yang baru saja datang ke arena pertempuran justru mendekati Ervin yang sudah basah kuyup. Namun yang ditanya justru diam seribu bahasa.

"Elvano?"

"Bedebah!" gertak Elvano sesaat setelah tubuhnya dibiarkan lepas oleh teman-teman Leo.

Nada Tanpa Suara [Terbit] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang