PERHATIAN!!!!HARAP KOREKSI TYPO DAN KESALAHAN LAINNYA. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK, JANGAN MENJADI SILENT READER! TERIMA KASIH. 🧡
##########
"Cukup. Hanya orang normal yang boleh jatuh cinta."
-Ervin Pastika Ganendra-
Hari ini mentari tampak bersinar dengan riangnya. Membuat seisi lapangan berkeringat karena sengatannya. Ervin masih saja terduduk lesu di bawah pohon pinggir lapangan basket. Apa yang dapat ia perbuat selain hanya buang-buang waktu untuk merenung? Ikut bermain basket dengan teman-teman satu kelasnya? Ah dengan kondisinya yang tak bisa mendengar semua itu terasa tak mungkin.
"Argh!" Ervin tampak mengerang saat sebuah bola mendarat di kepalanya.
"Aduh, ngenain Si Tuli, pula," ucap Leo yang merupakan captain dari tim basket SMA Kartika Jaya. Sebenarnya, kalimat Leo lebih ke ejekan terhadap Ervin. Bukan sebuah kalimat simpati ataupun merasa bersalah pada Ervin.
Bukan Leo namanya jika tidak membuat hidup Ervin bak di neraka.
"Mau apa, lu?" Ervin yang filing-nya merasa tak beres lantas menatap Leo yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Enggak papa, gua cuma mau ambil ini aja." Tanpa membalas tatapan Ervin, Leo mengambil bola yang tadi mengenai kepala Ervin. "Enggak usah PD, lu!" lanjut Leo sembari melempar bola berulang kepada Ervin. Sebenarnya, Ervin tak tahan dengan semua itu. Namun, ia kalah jumlah dengan Leo.
"Hey! apa-apaan ini?!" Suasana hening sejenak karena kedatangan seorang wanita yang tampak asing bagi Leo, Ervin dan semua yang berada di sana.
"Bentar, lu siapa?" Leo membuka pembicaraan. Sedangkan Ervin hanya terdiam menatap gadis berhijab yang tampak mengenakan seragam sekolah itu. Sepertinya, ia bersekolah di sini. Namun, ia sama sekali belum pernah bertemu gadis itu sebelumnya.
"Sebelum aku menjawabnya, kenapa kau menyakitinya?" Gadis itu justru balik bertanya yang membuat Leo tersenyum licik ke arah Ervin.
"Jadi, ini pacar lu, Vin?"
"Hah?! Bukan." jawab Ervin cepat. Jangankan berpacaran, mengetahui namanya atau sekedar berjumpa saja, ia tak pernah.
"Cantik juga pacar, lu."
"Hey!" Aku bukan pacarnya! Tapi, aku tak ingin juga melihat kekerasan!" gertak gadis itu pada Leo. Sepintas, perhatian Leo teralihkan pada gadis yang baru ia temui. Parasnya yang cantik dan sebenarnya, tubuh gadis itu berjarak beberapa centi lebih pendek dari tubuhnya. Tetapi, sikap tegasnya cukup lumayan juga.
"Leo!"
"Eh, apa?"
"Siapa gadis ini? Pacar baru kamu?"
Leo hanya diam tanpa suara. Sekilas, memang Zea yang pada dasarnya adalah primadona sekolahnya, masih kalah cantik dengan gadis asing berhijab yang saat ini ada di hadapannya.
"Bukan. Sudah ya. Jangan sakiti dia. Permisi," pamit gadis itu buru-buru. Ervin masih sibuk menatap Zea yang hari ini tampak kian cantik dengan rambut cokelat gelap bergelombang yang terurai indah.
"Sekarang gua yang tanya sama, lu. Apa lu pacaran sama mahluk tuli ini?"
"Hah?! Pacaran?! Otak lu lagi geser ya, kalau cemburu? Lu ngaca dong, kalau mau cari saingan! Mana mungkin gua mau sama cowok tuli macam dia?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada Tanpa Suara [Terbit] ☑️
Novela JuvenilPre Order sampai Oktober. Harga pre-order 75.000 untuk harga normal 80.000 yuk buruan peluk bukunya! 😘 PEMESANAN: 085832130908 (Amma Altaira) CERITA INI MERUPAKAN CHALLENGE WALXSPA2021 (writing maraton challenge 50 day's)👇👇👇 Sebagian part hilang...