Chapter 3
PLUK...
Saat Yong Dae mendengar bunyi akan sesuatu, ia segera menolehkan kepalanya pada Tae Soo yang sepertinya baru saja menimbulkan kegaduhan itu. "Astaga...!" Yong Dae menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat sadar kalau suaranya bisa saja membangunkan sosok Tae Soo yang sedang tertidur atau mungkin lebih parah lagi bisa terjadi. Suaranya bisa saja membuat salah satu penumpang yang bersama-sama dengannya saat ini menyadari eksistensi dirinya dan pada akhirnya mengetahui siapa dirinya.
Dengan nada suara yang lebih kecil dari sebelumnya, ia bergumam pada dirinya sendiri. "Apa kebiasaan tidurmu itu selalu menyusahkan begini yah?" Setelahnya, Yong Dae memerhatikan Tae Soo. Memerhatikannya untuk beberapa saat sambil tersenyum baru kemudian bergerak membenahi letak kepala Tae Soo yang baru saja terbentur kaca jendela.
"Kepalamu pasti akan punya benjolan sebesar apel setelah ini." Masih memepertahankan senyumannya, tangan Yong Dae yang sebelumnya ia pakai untuk membenahi kepala Tae Soo sengaja ia gerakan untuk membelai lembut rambut Tae Soo yang teruarai panjang. "Dasar ceroboh!"
Dan ups...
Tangan Yong Dae masih membelai rambut Tae Soo saat kedua mata Tae Soo tiba-tiba saja terbuka lebar. Ya tuhan...
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...
Tae Soo yang masih dalam mode baru bangun tidur, sempat berkedip sebelum membuka suaranya yang membuat seluruh tulang pada tubuh Yong Dae menjadi kaku hingga tidak bisa digerakan. "Apa yang sedang kau lakukan?"
Apa yang sedang Yong Dae lakukan memangnya?
Sungguh, Yong Dae sendiri saja tidak mengerti. Semuanya berlalu begitu cepat. Apalagi kedipan mata Tae Soo yang barusan semakin memperparah keadaan dimana tulangnya masih saja belum bisa digerakan.
Tulang-tulang sialan memang!
"Lepaskan tanganmu dari rambutku dan tolong menjauhlah orang asing!"
Kalau saja tangan Yong Dae bisa digerakan (Salahkan saja seluruh tulang lemahnya itu), sebelum Tae Soo memintapun dia pasti sudah akan melakukannya. Tapi masalahnya sekarang, kepalanya bahkan masih belum bisa ia tarik otomatis. Kepalanya masih belum bisa bergerak menjauh barang se-inci pun dari wajahnya Tae Soo. Kenapa seluruh tubuh Yong Dae seakan menolak perintah dari otak motoriknya sendiri sih?
Bukan cuma tulang yang sialan memang, tapi otak juga ternyata!
Tae Soo kembali berkedip. Kali ini ia berkedip berkali-kali. Bukan karena kedua matanya kemasukan sesuatu atau terasa gatal atau bahkan genit. Tapi ia melakukannya karena merasa bingung. Bingung, linglung dan seperti... Seperti tahu kalau orang asing yang masih saja memegangi rambutnya ini dan tidak mau menjauhkan kepalanya dari wajahnya ini adalah bukanlah orang asing yang sesungguhnya.
Artinya, orang yang Tae Soo anggap sok misterius ini, yang masih memegangi rambutnya dan masih saja tidak mau menjauhi kepalanya dari wajah Tae Soo (hingga kepala Tae Soo sampai harus terpojok ke jendela pesawat) adalah orang yang Tae Soo kenal.
Bibirnya...
Hidungnya...
Tahi lalat dipipinya...
Dan...
Dengan gaya sok dramatis (Membuka mulutnya agak lebar) Tae Soo berkata setengah berteriak, "YAK JUNG YONG DAE...!"
Oke, sekarang Yong Dae sudah bisa memastikan kalau dalam keadaan terdesak maka seluruh panca indranya yang sempat mati suri itu baru bisa segera langsung hidup kembali (Thank's God). "Jangan berteriak, Kim Tae Soo!" Dengan gerakan yang cekatan, tangan Yong Dae yang sebelumnya hanya bisa stuck dirambut Tae Soo, segera beralih ke mulut Tae Soo, membekapnya.Sambil semakin menurunkan bucket head nya (berusaha menutupi seluruh wajahnya walau sia-sia), Yong Dae kembali berucap. "Semua orang bisa segera menghampiri kita."

KAMU SEDANG MEMBACA
So i married with an idol
FanfictionIbuku seorang mantan model yang cantik. Ayahku seorang pebisnis yang tampan. Dan aku adalah perempuan yang amat luar biasa serta ceria (Kata ayah dan ibuku tentunya) Nenek juga bilang begitu kok. Ada satu hal lagi yang sebenarnya ingin ku katakan wa...