7

157 45 3
                                    

Chapter 7

Jung Yong Dae bukanlah seorang anak yang mengidap penyakit autisme, dia hanya tidak suka membuka diri dengan orang baru sebelum orang baru itu bersabar untuk membuka dirinya untuk Yong Dae. Jadi saat ia yang baru berusia dua belas tahun namun sudah berada ditingkat pertama sekolah menengah atas karena kepintarannya itu membuat hampir semua murid yang usianya jauh diatasnya merundingnya. Padahal bukan maksudnya ingin pamer atas kepintaran yang ia miliki itu, bukan keinginan Yong Dae menjadi seorang anak yang jenius. Tapi kenapa semua orang seolah menyalahkannya yang terlihat sok pintar begini?

Hari-hari Jung Yong Dae terasa berat saat itu. Ia yang seharusnya bisa menuntaskan sekolah menengahnya lebih cepat seperti tahun-tahun lalu harus ia lalui dengan sepantasnya karena ia mencoba membaur dan mengikuti teman-teman sekelasnya waktu itu, tapi tetap saja! Tetap saja pandangan semua orang yang disebut sebagai teman itu menatapnya seolah ia adalah makhluk paling menyebalkan di muka bumi ini.

Terkecuali satu orang aneh yang menurutnya pantas dinobatkan menjadi manusia paling mengesalkan sedunia, Kim Tae Soo! Si makhluk paling menggemaskan yang selalu mau menemaninya. Menemaninya hingga ia tua nanti, begitulah harapan dari seorang anak lelaki yang baru genap berusia dua belas tahun beberapa hari lalu ini.

Yong Dae membalikan tubuhnya, melihat ke arah depan yang sedari tadi ia belakangi. "Apa menjadi jenius itu menyebalkan menurutmu, Kim Tae Soo?" Yong Dae berkedip saat Tae Soo terlihat sama sekali tidak menyimaknya sedari tadi. Tae Soo bahkan tersenyum sendiri seperti orang idiot ketika sepasang matanya hanya terpaku pada sebuah tab ditangannya itu, membuat Yong Dae penasaran ingin mengetahui kegiatan apa yang membuat Tae Soo tiba-tiba tersenyum begitu.

Yong Dae berjalan mendekati Tae Soo, menudukan kepalanya untuk mengintip layar pada tab yang ada dalam pegangan tangan Tae Soo. "Apa sih yang kau lihat?" 

Padahal Yong Dae sudah bertanya dengan jarak sedekat ini tapi Tae Soo masih saja fokus dengan layar yang menampilkan sekumpulan anak lelaki yang tengah menari. Cih!

"Apa sih yang sedang kau perhatikan itu? Bukankah kau diminta untuk mempelajari pelajaran yang sedang aku ajarkan padamu, kenapa malah memerhatikan hal lain sih Kim Tae Soo?"

Tae Soo menunjukan cengiran tidak berdosanya pada Yong Dae yang kelihatan sekali sedang kesal padanya sekarang. "Apa kau tahu seorang idola yang sedang terkenal akhir-akhir ini, Yong Dae?"

"Apa urusannya dengan para idola? Sudahlah, ayo fokus pada pelajarannya saja!"

"Kau pasti tidak kenal mereka karena kau hanya tau belajar sajakan? Ckckck.. Kau ini benar-benar payah, Jung Yong Dae!"

"Apa kau bilang? Jadi selama lima belas menit ini, yang kau perhatikan itu para idola yang menari lewat tab ditanganmu? Bukan memerhatikan setiap pelajaran yang telah aku ajarkan tadi?" Merasa kesal, Yong Dae keluar  mencoba meredam kekesalannya.

Padahal ia baru saja berpikir kalau kemungkinannya Tae Soo lah perempuan yang akan menemaninya sampai tua nanti. Tapi kenyataannya, anak perempuan ingusan itu semakin hari justru semakin menunjukan ketertarikannya pada hal lain. Pada lelaki lain dan entah kenapa itu membuat Yong Dae merasa kecewa. Yong Dae menundukan kepalanya, berpikir sejenak. 

Sinar matahari saat itu bersinar terang, sangat terang hingga membuat Yong Dae penasaran ingin melihat secara langsung betapa terangnya sinar itu. Jadi dengan gerakan perlahan, Yong Dae mengangkat kepalanya, mendongakan kepalanya ke atas dan menatap langsung sinar matahari yang menyilaukan matanya.

Ia menyugar rambutnya yang mulai terasa basah oleh bulir keringat kemudian Yong Dae tersenyum. Ia tersenyum tulus, merasa senang saat otak jeniusnya menemukan satu ide cemerlang: Jika matahari saja bisa bersinar sangat terang hingga membuat orang kagum, kenapa Jung Yong Dae tidak bisa melakukannya? Jika menjadi bersinar seperti matahari membuat semua orang mengaguminya, bukankah Kim Tae Soo juga akan terus mengagumi dirinya? Hanya dirinya dan bukanlah orang lain, benarkan?

So i married with an idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang