Chapter 8
"Aku akan menikah! Tahun ini, entah dipenghujung tahun atau secepatnya..." Masih saling menatap, Yong Dae menambahkan. "Aku akan menikah! Aku akan menikah lalu benar-benar meninggalkanmu, Kim Tae Soo..."
"Eug...!" Dengan sepasang mata bulatnya yang melebar lucu, Tae Soo kembali cegukan, "Eug...!" Ia menutup mulutnya, menatap Yong Dae semakin tidak percaya lalu ingin cepat berkomentar tapi cegukan sialan itu masih saja mengganggunya, "Ssemua orang pasti men Eug... nikah." Semakin melebarkan mata bulatnya, Tae Soo menambahkan. "Aku juga eug... Pasti akan menikah suatu saat nanti."
Yong Dae tersenyum. Merasa lucu karena komentar yang dikatakan Tae Soo sebenarnya bukanlah komentar yang ia ingin dengar, dan merasa lucu melihat ekspresi Tae Soo saat ini yang sangat menggemaskan. "Kau benar!"
Sambil setengah menggerutu, Tae Soo memalingkan wajahnya dan menjawab. "Apanya yang benar? Awalnya membahas apa sekarang justru kemana-mana. Kau semakin tidak jelas, tahu tid- Eug... dak?"
"Tahan nafasmu dulu selama beberapa detik agar cegukanmu reda!"
Tae Soo ingin memukul, manampar atau mendorong tubuh Yong Dae ke belakang alih-alih menahan nafasnya. Untuk apa menahan nafas kalau melampiaskan rasa kesal dengan melakukan hal-hal kasar pada idol kita yang tercinta ini lebih menggiurkan bagi Tae Soo? "Kau mau melihatku mati yah makanya menyuruhku untukmenahan nafas?"
"Aku bilangkan beberapa detik, bukan menit! Kenapa kau semakin bodoh sih?"
"Sekarang kau mengataiku bodoh setelah menyuruhku mati, begitu?" Sepasang mata bulat Tae Soo melotot kesal saat berkata pada Yong Dae barusan.
"Oke, tidak perlu lagi menahan nafas! Cegukanmu sudah reda dengan rasa kesalmu itu."
"Siapa yang kesal?" Tae Soo bangun dari duduknya, berdiri menghadap Yong Dae dan bertolak pinggang. "Baiklah! Aku bohong kalau aku bilang aku tidak kesal. Lagipula siapa yang tidak kesal kalau jadi aku? Pertama..." Tae Soo mengangkat tangan kanannya, membiarkan jari telunjuknya terangkat sendiri lalu melanjutkan. "Kau membahas masa lalu lebih dulu, mengungkit permasalahan yang sampai saat ini sudah membuatku kesal setengah mati kalau mengingatnya. Kedua...!" Kini Tae Soo juga menambahkan jari tengahnya agar bergabung terangkat dengan jari telunjuknya yang sudah lebih dulu terangkat tinggi kemudian ia menambahkan. "Kau bahkan mengalihkan topik yang sangat sensitif itu secara tiba-tiba disaat aku mau mencoba mendengarkan penjelasanmu."
Tae Soo membuang nafasnya sedikit berlebihan, ketara sekali ingin mengekspresikan kekesalannya lalu ia menurunkan setiap jemari juga tangan kanannya serta tangan kirinya yang masih bertolak dipinggangnya itu. "Sudahlah! Percuma saja kita membicarakannya. Baik aku ataupun dirimu, semuanya memang sudah tidak sama lagi setelah kejadian itu. Aku berubah, kau berubah seiring waktu berjalan. Dan karena waktu tidak bisa diputar, maka kita berdua juga sudah tidak bisa berteman dekat seperti dulu lagi." Setelah mengatakan semua kata-kata yang sebenarnya belum semua Tae Soo keluarkan dari dalam hatinya, ia berbalik dan ingin pergi saja.
Tapi Yong Dae tidak mau membiarkan Tae Soo pergi begitu saja. Jadi sebelum kaki Tae Soo melangkah, dengan cekatannya Yong Dae meraih siku Tae Soo, agak memaksa agar tubuh Tae Soo berbalik menghadap padanya. Sambil menatap tepat kedalam mata bulat Tae Soo, Yong Dae berkata. "Aku melakukannya karena tidak ingin membiarkan anak brengsek itu melakukannya lebih dulu padamu."
Tae Soo mengernyitkan dahinya, "Apa? Apa maksudnya?"
"Anak lelaki yang berada dalam satu kelas yang sama denganmu, atau siapalah! Aku tidak mau dia menciummu apalagi hanya untuk sebuah taruhan. Hari itu aku mendengar percakapan mereka, rencana busuk mereka. Jika salah satu dari mereka mendapatkan ciuman pertama dari sang primadona sekolah yang diketahui masih belum pernah mendapat sebuah ciuman maka salah satu dari mereka akan jadi pemenangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
So i married with an idol
FanficIbuku seorang mantan model yang cantik. Ayahku seorang pebisnis yang tampan. Dan aku adalah perempuan yang amat luar biasa serta ceria (Kata ayah dan ibuku tentunya) Nenek juga bilang begitu kok. Ada satu hal lagi yang sebenarnya ingin ku katakan wa...