01: Titik Awal

217 78 218
                                    

Happy Reading!❤️


Safila Caraletta Samudra, putri tunggal dari Laskara Bintang Samudra dan Pelangi Violetta kini telah tumbuh menjadi gadis cantik, menarik, pandai, dan tentu saja sangat populer di sekolahnya. Tapi jangan salah, Safila ini bukan gadis pendiam, lugu, apalagi lemah. Safila cukup aktif dengan segala tingkahnya. Mungkin lebih dari tiga puluh persen sikap emosian Laskara ada pada Safila.

"Safila mau berangkat sama Daddy?" tanya Laskara yang kini sedang sarapan bersama keluarga kecilnya itu.

"Nggak Dad. Fila udah bukan anak TK kali," jawab Safila diakhiri dengan kekehannya.

"Kalau gitu sama Aaron ya? Fila mau berapa bodyguard? Sepuluh? Lima belas? Bilang sama Daddy, nanti biar Aaron yang milihin bodyguard terbaik buat kamu."

Yap, seperti itu lah Laskara. Terlalu overprotektif terhadap putri tunggalnya.

"Daddy, jangan mulai deh lebay-nya," ucap Safila sembari menuang susu ke dalam gelas kemudian meminumnya.

"Loh? Yang lebay siapa sayang? Kamu ini putri tunggal Daddy. Princess-nya seorang Laskara Bintang Samudra, wajar dong kamu butuh keamanan ekstra," balas Laskara yang membuat Safila tersenyum tipis.

Tiap kali Laskara mengungkapkan rasa sayang pada dirinya, baik dari ucapan maupun perbuatan, Safila merasa begitu bahagia. Memang tidak salah, cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya.

"Daddy tenang aja okay? Fila bisa jaga diri, semuanya aman terkendali!" balas Fila sembari mengedipkan satu matanya dan tertawa renyah.

Pelangi tersenyum bahagia melihat interaksi suami dan putrinya itu, "Tumben Revan belum ke sini, sayang?"

"Tau tuh Mom, biarin aja. Rusuh doang bisanya tuh anak. Apalagi soal ngabisin makanan, maju paling depan dia."

"Pagiiiiii everybody dengan Pangeran Revan tampan di sini."

Panjang umur sekali, baru saja dibicarakan sang empu sudah muncul dengan suara cemprengnya.

"Van jangan teriak-teriak bisa nggak sih!" protes Safila yang sudah memasang wajah kesalnya.

"Maaf sayang, pangeran khilaf." Revan terkekeh pelan sembari mengacak gemas puncak kepala Safila.

Safila langsung menepis kasar tangan kekar itu, "Tangannya yang sopan, gue lama catokannya!"

"Udah-udah kalian jangan bertengkar terus dong," lerai Pelangi. "Revan udah sarapan? Kalau belum duduk dulu yuk, kita sarapan bareng," ajak Pelangi yang langsung membuat perut karet Revan meronta.

" Gak usah sarapan lo Van, ayo cepet berangkat! Dikit lagi kita telat tau!" sela Safila. Padahal kan lidah Revan udah ready untuk melahap masakan keluarga sultan!

Revan melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangannya. "Bentaran doang Pil, entar gue ngebut deh biar cepet nyampe."

"Berani bawa anak saya ngebut, saya tarik BMW mu," ancam Laskara yang membuat Revan meringis pelan. Laskara memang membelikan Revan mobil BMW keluaran terbaru sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 17.

Sontak Revan langsung berdiri dari duduknya. "Canda ya uncle. Ayo Princess kita berangkat sekarang," ajak Revan yang membuat Safila tersenyum penuh kemenangan.

"Sama BMW aja lemah lo Van Van," ledek Safila yang kemudian berdiri dari duduknya, bersiap berangkat.

Bukannya membalas ledekan Safila, Revan malah bergegas menghadap Laskara,"Kita berangkat ya uncle sultan. Nggak dikasih uang jajan nih?"

APOTEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang