06: TIDAK SUKA

75 21 29
                                    

Happy Reading!!!

<3<3<3

"Mau langsung ke kelas?" tanya Revan setelah membukakan pintu mobil untuk Safila.

"Ya, ke kelas aja," jawab Safila.

"Eh gue gimana dong?" tanya Saskia yang sudah keluar dari mobil Revan.

Safila yang awalnya masih duduk di mobil Revan pun keluar kemudian menutup pintunya dengan cukup keras.

"Punya mata kan? Punya kaki kan? Punya mulut kan? Nah, itu pakai buat lihat tulisan ruang kepala sekolah, ke sananya jalan pakai kaki, kalau capek nggak nemu baru pakai mulutnya buat tanya ke orang," urai Safila yang membuat Saskia membulatkan matanya.

"Ayo, Van!" ajak Safila yang membuat Revan langsung merangkul pundaknya kemudian mengantar gadis itu untuk sarapan di kantin.

Saskia melongo, setelah Safila berjarak agak jauh darinya, Saskia berdecak kesal.

"Sok banget sih tuh anak, lihat aja ya gue bakal rebut semuanya dari lo!" omel Saskia.

Di koridor utama, Saskia bertemu dengan cowok tampan yang sangat keren di matanya. Saskia memandang kagum sosok laki-laki tegap di hadapannya itu. Ia melirik name tag yang terpasang di dada cowok tersebut, Glen Kaviar Antawijaya.

Glen sedang berdiri di depan mading, dari samping saja sudah terlihat bahwa laki-laki itu begitu menawan. Dengan hati-hati Saskia menghampirinya.

"Hai," sapanya yang hanya mendapatkan tatapan datar dari Glen.

"Emm gini, gue anak baru di sekolah ini. Bisa tolong anterin ke ruang kepala sekolah?" tanyanya dengan tatapan berbinar.

Glen tampak berpikir sejenak, ia menghela napasnya pelan kemudian berkata, "ayo."

Hal itu membuat Saskia hampir memekik kegirangan jika ia tidak ingat bahwa saat ini sedang berada di koridor utama yang ramai oleh siswa-siswi yang baru berangkat sekolah.

Sedangkan di satu sisi, di kantin sekolah Safila sedang kesal menunggu Glen. Tadi ia sudah mengabari jika sedang sarapan di kantin bersama Revan. Jika sudah begitu biasanya, tanpa di suruh Glen akan menyusul kedua sahabatnya itu.

"Glen kemana sih Van?" tanya Safil merajuk.

"Biarin aja atuh princess, mendingan di sini kan berduaan sama pangeran," jawab Revan dengan tampang tengiknya seperti biasa.

"Pangeran gundulmu. Pangeran kodok kali," sanggah Safila yang memang sangat hobi untuk meroasting Revan.

"Marah-marah mulu. Senyum dong ah biar keliatan cakepnya," goda Revan sambil menoel pipi Safila.

"Diem deh Van gue nggak mood ngomong sama lo," rajuk Safila yang semakin kesal dengan cowok tengil itu.

"Yaudah-yaudah ini nasi gorengnya cepet dihabisin dulu. Abis itu gue antar ke kelas, 15 menit lagi gue ada kumpul basket Pil," ucap Revan yang kemudian dengan tlaten menyuapkan sepiring nasi goreng untuk Safila hingga tandas.

Safila memang semanja itu kepada Revan.

"Pan gwe kwayaknya mau ke kwelas swendirian aja deh," kata Safila yang berbicara sambil mengunyah makanannya.

"Telen dulu," ucap Revan halus sambil mengusap sudut bibir Safila yang sedikit belepotan karena makanan.

"Gue antar aja, ayo cepet habisin makanannya," kata Revan sembari menyuapkan suapan terakhir untuk Safila.

Setelah mengunyah makanannya, Safila pun meminum air mineralnya sampai tandas. Kemudian menatap Revan dengan sinis.

"Lo tuh ya, gue bukan anak TK yang ke kelas aja perlu dianterin. Gue mau ke toilet dulu abis ini. Lo kumpulan aja sana, kapten masa telat, hus hus sana!" usir Safila.

APOTEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang