Bab 2

260 39 1
                                    

>>Biarkan seniormu ini menceritakan sebuah dongeng

(Garis miring merupakan kilas balik)

Mo ran tertawa terbahak-bahak sebelum akhirnya menerima tendangan maut dari A-ying kedua kalinya

"Senior Wei memang selalu galak seperti kabarnya" Ujar mo ran sambil memegangi pipi kanannya yang sudah mulai membengkak

"Aku belum ada apa-apanya dari chu wanning bodoh" A-ying melanjutkan "Sudah kubilang jangan terlalu bising, bagaimana jika lan zhan bangun?!"

Ia menekuk wajahnya lalu berkata dengan suara yang dibuat-buat "Memangnya siapa lan zhan itu?! Mengapa bisa garis keturunan murni klan Wei menjadi pengasuh anak manusia??"

A-ying terkikik geli, dirinya berjalan menjauhi dapur menuju balkon rumah, Mo ran yang tidak tahu tujuan seniornya  hanya mengekorinya tanpa sepatah katapun.

"Kau ingin dengar sebuah dongeng?" Mo ran menganggukinya

"Maka dengarkan"

Di tengah lebatnya hujat para penduduk desa berbondong-bondong meneduh kesebuah kedai makanan terdekat untuk menghindari hujan dan dingin, Salah satunya yang berada di kedai itu adalah A-ying atau bernama asli wei wuxian.

Wei wuxian duduk menyamping, tubuhnya mengarah ke jendela kedai yang mulai berembun akibat hujan, didepan dirinya duduk seorang pemuda yang usianya tak jauh dari wei wuxian, Namanya Lu bao-yu.

Keduanya adalah calon pengantin yang sebentar lagi akan menikah.

"Bao-yu aku dengar bian jiejie melahirkan seorang bayi berdarah campuran?" Tanya Wei wuxian tanpa menatap Lu bao-yu

"Iya, dan apa kau tau?! Anaknya begitu menggemaskan aghr...! Pipinya gembul layaknya bakpao daging"

Wei wuxian yang tadinya menatap hujan beralih menatap Lu bao-yu, Jujur saja Wei wuxian sangat menyukai bayi karna menurutnya bayi itu begitu lucu dan menggemaskan tapi ketika bayi yang tadinya lucu menurutnya, beranjak menjadi anak-anak Wei wuxian pasti tak akan menganggap nya lucu... Justru itu berubah menjadi "menjengkelkan"

"Siapa nama anaknya?"

Bao-yu menjawab "aku lupa siapa namanya tapi aku mengingat marganya... Hm itu terdengar seperti Mo?"

Wei wuxian memandang datar bao-yu ia mulai menyadari bahwa tunangan nya lumayan bodoh "Kau sinting! Tentu saja marganya Mo! Karna ayahnya bermarga Mo"

Karna disebut sinting Lu bao-yu yang tak terima berucap "Tcih kau menyebalkan"

Ia hanya tertawa geli melihat tingkah Bao-yu yang merajuk, tapi mendadak tawa wei wuxian terhenti begitu saja ketika dirinya secara tak sengaja melihat seorang anak kecil yang nampak kebingungan di tengah hujan.

"Bao-yu, Pinjam payungmu" Ujar wei wuxian sambil menjulurkan tangannya, Lu Bao-yu yang masih dalam keadaan merajuk menyerahkan payung kertas minyaknya tanpa sepatah katapun.

Bukan wei wuxian namanya jika tidak saling membantu, Anak dari Wei cangze itu terlahir dengan jiwa heroik, buktinya sekarang ia sudah keluar dari kedai makanan itu.

Di tengah derasnya hujan wei wuxian menghampiri anak itu dan memayunginya "Hey nak dimana ibumu?" Tanya wei wuxian

Anak itu menjawab dengan ragu "Aku bersama kakak ... Tapi kakak menghilang"

Wei wuxian memperhatikan kanan dan kirinya sebelum akhirnya menggendong bocah itu layaknya karung beras

Didalam kedai Lu Bao-yu yang masih dalam keadaan merajuk nampak terkejut begitu melihat tunangannya duduk didepannya dengan keadaan setengah basah ditambah ketika ia melirik kebocah laki-laki itu.

Throne Of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang