BAB 5

22 3 1
                                    

Awal dari pengkhianatan 

Seperti hari-hari biasanya, wei ying akan bangun sangat awal untuk mandi dan menyiapkan segala keperluan tuan mudanya, jam yang saat itu menunjukan pukul empat dini hari dan saat pukul lima lan wangji akhirnya bangun

"Selamat pagi Lan zhan" sapa wei ying dengan senyum sumringahnya, di tangan kirinya terdapat sebuah pembakar dupa yang masih mengeluarkan asap harum

"Wei ying, tolong siapkan air hangat untuk ku"

"he?" rasa bingung melanda pikiran Wei ying, seorang yang sudah belasan tahun memanggilnya dengan nama kecil tiba-tiba saja menjadi sangat formal dengannya tapi wei ying segera sadar dari rasa terkejutnya dan melengos pergi ke dapur untuk menyiapkan air hangat

kepalanya memikirkan tentang kejadian yang baru saja ia alami, perubahan lan wangji nya yang kini seperti dua orang yang berbeda, baru kemari lan wangji mengucapkan selamat pagi dengan ramah dan meminta sepiring nasi goreng favoritnya. lamunan wei wuxian harus buyar ketika sang empu datang dengan wajah datarnya, "Air panasnya sudah siap, mau ku bantu?"

dengan ketus Lan Wangji menjawa "Tidak perlu" penolakan yang membuat wei wuxian semakin resah, jika Lan wangji seperti ini terus-menerus bersikap acuh kepada dirinya

"Apa yang terjadi dengan dirinya?" batin Wei wuxian 

Bahkan hingga langit berubah warna menjadi orange, Lan wangji masih bersikap seperti itu, berbagai pemikiran-pemikiran negatif mulai bermunculan dibenak wei wuxian. saat malam hari wei wuxian diam-diam masuk kekamar tuannya, ia melihat wangji telah tertidur dengan lelap. wei wuxian menyentuh dahi lan wangji dan merasakan jiwa anaknnya yang telah memiliki kesadaran didalam diri lan wangji 

"Anakku..." Tak terasa air mata wei wuxian mengalir, merasakan kehidupan putranya yang sebentar lagi akan berada di pangkuannya

dan sejak hari itu lan wangji mejadi semakin tertutup kepada wei wuxian, ketika dirumah ia akan mengunci pintunya dan tidak mengizinkan wei wuxian masuk kedalam, dan saat makanpun ia akan meminta wei wuxian untuk meninggalkannya sendiri di ruang makan, wei wuxian yang mulai mencurigai tingkah laku Lan Wangji mempercepat pergerakannya. 

setelah puas menjenguk anaknnya wei wuxian meninggalkan kamar lan wangji dengan tenang tanpa membangunkan sang empu yang tengah terlelap di alam mimpi. dirasa aman wei wuxian mengeluarkan cerutunya, ia menyalakan pematik api dan membakar ujung cerutunya yang mengeluarkan asap tipis berbau harum 

"apakah aku harus mengeluarkannya sekarang?" gumam wei wuxian sembari menghisap cerutu, asap yang dihembuskan menghasilkan kepulan yang memenuhi ruangan, 

"Sepertinya pasien kita mengetahui sesuatu" kejutan mo ran membuat wei wuxian tersedak asap cerutunya 

"Ohok... Ohok... Oohok... ke-parat, Kau mau membunuhku?"

Mo ran mendesis ketakutan saat melihat wei wuxian memarahinya, "Hey tapi coba pikirkan perkataan ku, apa lagi yang bisa menjadi pemicu lan zhan mu berubah drastis jika bukan karna mendengar pembicaraan kita dulu? bukankah hanya itu jawabannya?" Dalam satu tarikan nafas mo ran menjelaskan kepada wei wuxian yang masih menghisap cerutu kegemarannya

"Tapi saat itu aku tidak merasakan kehadirannya" Sangkal wei wuxian, bersikeras jika penyebab lan wangji berubah karna faktor lain

moran menggeram kesal karna sifat denial dari seniornya ini, "Senior, kau tidak bisa merasakan kehadiran lan zhan mu karna didalam tubuhnya ada anakmu, apa kau lupa jika inti naga anakmu sudah sangat menempel dengan tubuh inangnya" penjelasan mo ran kali ini berhasil mencerahkan pikiran wei wuxian yang kacau. ia lupa akan inti naga anaknya yang berada ditubuh lan wangji sudah sangat menempel dengan sang inang, sehingga lan wangji kini menjadi setengah naga akibat dari inti naga anaknnya.

"kita ambil inti naga anakku sekarang saja?" Wei wuxian mengambil keputusan secara terburu-buru 

"senior, apa yang mengganggu kepalamu sekarang? mengapa kau tidak bisa berpikir secara rasional? jika kau mengambil inti naga anakmu sekarang bukankah itu akan membahayakan keduanya, sadarlah ada apa denganmu?" 

tangan yang semula memegang ceurutu kini menjatuhkan cerutu tersebut dan meraih wajah mo ran dengan kedua tangannya, wei wuxian berkata dengan wajah penuh kesengsaraan "anakku... aku ingin bertemu dengan anakku secepatnya!"

cengkraman tangan wei wuxian semakin keras, membuat mo ran mau tak mau mendorong mundur wei wuxian "Aku rasa senior memerlukan ceramah chu wanning, aku yakin shizun bisa memberikan pencerahan untukmu"

wei wuxian memegangi dahinya "aku rasa kau ada benarnya, aku memerlukan sedikit pendengar"

merasa wei wuxian telah tenang, mo ran menuntun seniornya tersebut kekamarnya. kamar wei wuxian hanyalah kamar biasa dengan pencahayaan lilin kecil yang diitaruh di atas meja, kasurnya pun hanya kasur yang hanya muat satu orang dengan selimut tipis, mo ran sempat berpikir apa yang ada dipikiran seniornya ini hingga rela hidup menderita selama belasan tahun disini

setelah mendudukan wei wuxian di kasurnya mo ran menarik kursi kecil dipjpk ruangan untuk mendudukan dirinya

"Mo ran, saat aku kecil ada seseorang yang aku sukai, namun aku harus merelakan kisah cinta ku dengannya demi kemansyuran ras naga, itu adalah kisah cinta yang singkat, tapi aku bisa merasakan bahwa aku benar-benar mencintainya lebih dari apapun," Mo ran menebak-nebak siapa yang di maksud wei wuxian

"awal dari pernikahanku terasa sulit, karna kami hanya dua insan yang hanya ingin menjadi teman tapi terpaksa mengikat janji suci sehidup semati, tapi lu bao-yu meyakinkanku kalau kami bisa bertahan. coba kau pikirkan mo ran usia kami masih sangat belia untuk menjadi sepasang pengantin, disaat orang-orang bertepuk tangan dan bersorak riang gembira, hanya aku dan bao-yu yang merasa jika masa depan kami direnggut paksa," Wei wuxian menatap mo ran yang kini duduk dihadapannya dengan wajah berkerut sedih, bibir yang semula tersenyum sumringah kini menjadi cemberut dihadapan wei wuxian sekarang

Srukh....

Mo ran semakin mendekati kursinya ke arah wei wuxian, dan mulai berkomentar "Apa oara tetuah saat itu tidak ada yang menanyakan apakah kau setuju atau tidak?" wei wuxian menggeleng "Dan kalian terpaksa bersama?"

"Awalnya memang seperti itu, Bao-yu juga memiliki kekasih dan akupun tidak lebih dari sekedar teman bermainnya bao-yu, kau tahu mo ran? kami menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk saling menerima, lalu tak berselang lama, aku mengandung, seluruh klan kami mengadakan pesta besar-besaran hingga mengundang beberapa kepala suku untuk ikut merayakan kehamilanku" 

"Oh aku ingat ini, dimana seolah dunia ikut merayakannya, Ibuku menceritakannya dulu, dimana para petani mendapati ladang dan kebun mereka panen secara misterius, dan para nelayan mendapatkan ikan berlipat ganda dari biasanya" wei wuxian mengiyakan perkataan mo ran

"Seluruh dunia merayakan kehadiran bayi kecilku, disaat itulah aku mulai menerima pernikahan kami. hari demi hari kami jalani dengan baik hingga ketika bayiku lahir. anak yang memiliki wajah bao-yu yang indah dengan tangisan yang melengking menjadi kebahagiaan penuh suka cita" wei wuxian menjeda kata-katanya dan beralih kesebuah laci kecil yang tak jauh dari ranjang tidurnya itu, ia mengambil sebatang cerutu dan membakarnya, aroma tembakau memenuhi kamar yang hanya diterangi beberapa lilin kecil "Beberapa hari kemudian bao-yu pergi untuk membelikan beberapa mainan untuk bayi kami dan saat itu lah terakhir kalinya aku melihat bao-yu. penduduk desa mencari kemana-mana namun kami tak bisa menemukan keberadaan bao-yu"

moran yang sendari tadi mendengarkan kisah seniornya itu mengusap wajahnya frustasi, tak mengira jika seniornya yang begitu nakal dan ceria memiliki kisah menyedihkan seperti ini "Lalu bagaimana?"

"salah satu petuah menemukan tulang belulang milik bao-yu di dalam gua yang jaraknya tak jauh dari desa milik klan Lan. disitulah awal kemalangan yang aku rasakan, menjadi seorang ibu beserta ayah sekaligus, merelakan inti naga anakku ditubuh manusia yang penuh hina demi bisa bertemu kembali dimasa depan, seluruh keputusann yang aku ambil tak pernah mulus, aku sangat merindukan bao-yu yang akan memarahiku ketika aku mengambil keputusan dengan ceroboh" Wei wuxian kembali menyesap ceurutnya hingga tersisa setengah

dan malam itu mo ran pulang kerumahnya dengan muka tertekuk.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Throne Of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang