Nb : perkataan kasar, adegan kekerasan dan adegan yang kurang baik lainnya, hanya untuk memperkuat karakter tokoh, ya, jadi jangan ditiru. Ambil yang baik-baik aja. Terima kasih.
^^^
Amor vincit omnia,
"Love defeats everything."GELAP, sunyi, dan dingin itulah yang pertama Alariq rasakan saat dirinya menginjakkan kaki di sebuah bangunan yang telah rusak terbakar. Awalnya bangunan itu adalah sebuah mall terbesar di Ibu Kota, namun kejadian kebakaran beberapa tahun silam seketika melenyapkan bangunan bertingkat itu tanpa sisa. Membuat tempat itu menjadi tempat terlarang untuk dikunjungi siapapun.
Semilir angin dingin membelai kulit cowok berjaket jeans hitam dengan paduan kaos putih di dalamnya, celana panjang yang senada dengan jaket dan sneaker shoes berwarna putih. Menusuk ke tulang hingga membuat bulu kuduknya merinding kedinginan, sungguh Alariq biasa keluar malam setiap hari namun rasanya kali ini berbeda mungkin hendak hujan sehingga udaranya sangat dingin. Belum lagi tempat ini yang gelap gulita dan hanya ada cahaya bulan yang menerangi lewat celah atap gedung yang roboh.
"Anjing!" Alariq mengumpat saat kakinya tersandung balok kayu yang hangus membuat dirinya hampir terjatuh kalau saja dia tidak menahannya.
Alariq mempercepat langkahnya saat dirinya hendak sampai di tempat yang biasanya digunakan untuk duel dengan anak Lycan.
"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga!" Suara yang sangat Alariq kenali menyapa gendang telinganya, diikuti tawa mengejek.
"Langsung aja, dimana ketua lo yang pengecut itu?" Alariq menatap cowok di depannya dengan tatapan dingin.
"Gue tau ketua lo emang pengecut tapi gak perlu sembunyi juga!" Perkataan Alariq memancing tawa wakil ketua Lycan—Calva.
Calva berjalan mendekat ke arah Alariq. "Alariq, Alariq, dari dulu lo emang bego, ya! Pantes Bara Api bubar."
"Lo lupa kalo Darren lagi pertukaran pelajar sama teman lo yang juga sama begonya itu?!"
Sial! Tak hentinya Alariq mengumpati cowok di depannya, sungguh wakil ketua Lycan sangatlah licik tak heran jika anggotanya juga sama. Mengatasnamakan Darren dan Lycan hanya untuk berduel dengan Alariq, adalah sesuatu yang memalukan. Seperti tak punya nama yang bisa dikenal, maka menggunakan nama orang lain. Padahal sesuai kesepakatan tahun lalu yang mereka sepakati bersama adalah Bara Api dan Lycan selesai dengan salah satu geng motor tersebut bubar, dan tidak ada perselisihan antar geng motor tersebut atau antar anggota lagi. Dan, yeah Lycan melanggar kesepakatan tersebut karena wakilnya yang tolol.
Ujung bibir Alariq terangkat sebelah membentuk senyuman sinis. "Siap-siap geng motor lo bubar kali ini, kesepakatan Bara Api-Lycan angkatan 11/12."
"Bacot lo!" Satu pukulan Calva layangkan namun dengan segera Alariq tangkis dan membalasnya hingga membuat sudut bibir Calva berdarah.
"Nggak sabar liat Lycan hancur dengan lo sebagai dalangnya." Alariq tersenyum puas melihat wajah Calva yang merah padam.
Calva menepuk tangannya tiga kali membuat anggota inti Lycan yang dari tadi bersembunyi keluar dari tempatnya. Calva tersenyum puas melihat wajah terkejut Alariq.
Alariq tahu yang bubar adalah geng motornya, sementara Lycan masih tetap berdiri namun ternyata sama saja jika anggotanya ikut berkompromi melanggar kesepakatan itu demi wakilnya yang tolol.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACATALEPSY
Teen Fiction(Revision) ACATALEPSY, "You never know the truth before you fucking suffer!" Tahun ini menjadi tahun penuh teka-teki bagi Bilqist-yang juga ternyata tahun terjawabnya semua pertanyaan yang selama ini bersarang di kepalanya. Tidak hanya bagi Bilqist...