I.II Sedikit Peringatan

137 8 3
                                    

malming euyy,
pi reading lah

"kita hidup penuh dengan kepura-puraan."

.......

"QIST, Dara calling gue nih," ujar Dea pada seorang cewek yang sedang memukuli samsak dengan keras. Dea berpikir jika dia sedang melampiaskan amarahnya, karena dari tadi Dea ajak untuk sparing menolak. Mungkin takut kebablasan jika adu kekuatan dengan manusia.

Cewek itu tetap diam dan fokus pada benda di depannya, hal itu membuat Dea kesal. "Dara calling gue, gimana mau diangkat gak?"

"Berisik!"

Hanya itu jawabannya, setelah dari tadi diam tidak berbicara hanya itu yang dia katakan. Sial! "Ini temen lo anjing, siapa tau dia mau tanya lo dimana dan kenapa bolos?!" kesal Dea mengumpat.

Sejenak cewek yang tadi memukuli samsak menghentikan kegiatannya dan menoleh dengan senyum sinis yang menjadi ciri khasnya. "Sejak kapan anak GHS bodoh dalam mengangkat telepon?!"

Dea terdiam, sial dirinya selalu kalah jika beradu mulut dengan Bilqist! "Lain kali mending lo gak usah jawab omongan gue."

"Dengan senang hati Miss Nicolas." Jawaban itu lebih membuat Dea menggertakkan giginya kesal, dia memang manusia menyebalkan di dunia ini!

"Tumben lo calling gue, video call lagi," ujar Dea pertama setelah panggilan telepon terhubung.

Hal itu membuat seorang cewek yang di seberang memutar bola matanya malas, lantaran melihat senyum mengejek di layar ponselnya. "Bukan gue, Aurel yang minta."

Sambungan telepon masih terhubung namun berganti seorang cewek dengan tampilan modis yang memenuhi layar ponsel Dea. "Hey lo, what's up?"

"Can't complain, you?"

"Nothing's special—"

"Langsung aja keintinya, you look so tacky, you know?!"

Siapa lagi jika bukan Dara yang berani mengatakan hal itu kepada Aurel. Jika bukan sahabatnya sudah dari dulu Aurel bully saking menyebalkannya. Sementara Dea tertawa melihat Dara yang marah-marah.

"It's my phone, so up to me!" ujar Dara lagi sebelum Aurel mendebatnya. Hal itu membuat Aurel kalah telak, karena memang ini handphonenya Dara, dia lupa membawa ponsel lantaran terburu-buru.

"Kuota di handphone lo udah mau abis, ya? Sejak kapan keluarga Antares jatuh miskin, turut bersedih," ujar Aurel kepada Dara dengan tatapan pura-pura sedih, hal itu membuat Dea tertawa puas.

Dara menatap Aurel tajam, detik berikutnya handphone di tangan Aurel berganti berada di tangan Dara. Hal itu sontak membuat Aurel memekik terkejut saat Dara hendak mematikan telepon padahal dirinya belum berbicara intinya.

"Eh, eh, gak Dar gue bercanda aja," ujar Aurel yang hendak mengambil kembali ponsel itu namun dihalangi.

Saat hendak mematikan sambungan telepon, tatapan Dara terpaku pada seorang cewek di belakang Dea yang sedang memukuli samsak dengan keras dan kuat. Seperti tidak asing.

"Coba lo zoom cewek di belakang lo," pinta Dara membuat Dea berhenti tertawa.

"Lo masih normal 'kan, Dar?" tanya Dea seraya menoleh ke belakang sekilas.

ACATALEPSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang