empat

4.8K 976 149
                                    

author pov

"gue sebenernya, udah dari lama jatuh cinta sama lo."

suara gemercik dari air hujan yang turun, membuat suasana hening kian terasa bersamaan dengan hawa dingin yang teramat menyelimuti diantara genggaman tangan yang masih menyatu dari keduanya.

sorot mata lisa melembut, menatap jennie penuh harap agar gadis itu mengeluarkan suara barang kalimat singkat.

tapi, sudah hampir dua menit lebih berlalu, mata jennie hanya terus menatap pada arah kaca jendela kamar yang kini terlihat sedikit berkabut akibat uap embun-embun bekas hujan.

tak mau memperkeruh suasana terlalu lama dan menjadi lebih canggung, lisa mengusapkan lagi kedua ibu jari miliknya perlahan pada permukaan kulit tangan jennie.

"arunika."

"...."

"sayangnya lisa?"

jennie menghembuskan nafas, dirinya sebisa mungkin mencoba menetralkan setiap detak jantung yang berdetak kian cepat hanya karna lisa terus menatapnya seperti ini.

pikiran yang dipenuhi oleh beberapa kata ungkapan dari lisa barusan, membuat jennie merasa bingung apa yang harus ia lakukan, atau haruskah ia juga menjawab sejujurnya?

jauh dalam lubuk hati, jennie tidak mau semuanya berlalu begitu cepat hanya karna perasaan mereka yang memang sudah lama saling tumbuh dan terus membesar.

ketika kedua usapan tangan itu terhenti, jennie memalingkan wajah menatap lisa.

mempertemukan kedua tatapan mereka yang kini saling meminta penjelasan. membuat ujung bibir lisa sedikit terangkat, saat jennie membiarkan kedua tangan miliknya terus lisa genggam.

seperti mendapat sebuah jawaban, setidaknya jennie tak akan menjauhinya atau menolaknya.

"lisa."

"iya?"

"apa yang selama ini lo liat dari gue?"

"...."

"gue ga kecewa, tapi dengan lo bilang perasaan lo barusan ke gue, bakal ngebikin persahabatan kita yang udah bertahun-tahun ini bakal rusak. apa lo udah mikir sampai kesana?"

tak ada nada kesal atau marah dari suara jennie barusan, justru nada bicara yang teramat halus serta lembut yang jennie keluarkan. namun, semakin membuat perasaan bersalah kian hadir dalam benak lisa.

tangan lisa perlahan ingin melepaskan genggaman, tapi sedetik kemudian jennie menggeleng. bergantian kini dirinyalah yang menahan kedua tangan lisa untuk jennie genggam.

"lo sekarang takut?" tanya jennie.

"...."

"lisa, semuanya udah terlanjur lo ungkapin."

"gue—"

"lo mau tau ga apa yang selama ini gue rahasiain juga dari lo?"

jennie dengan lekas menyela.

lisa mengangkat tatapannya dan mengangguk pelan. dalam hati ia berharap, apa yang akan lisa dengar nanti adalah jalan keluar dari segala kekacauan yang telah lisa lakukan.

kekacauan.

sebab, persahabatan mana yang akan terus baik-baik saja jika salah satu diantara mereka sudah mengungkapkan cinta? bahkan jika tak diungkapkan pun, pasti keadaannya akan berbeda.

jennie menggeser duduknya untuk tepat naik keatas kasur dengan kedua kaki jennie yang sengaja bersila, agar bisa berhadapan pas dengan lisa.

awalnya raut wajah gadis berpipi mandu itu tak berekspresi apa-apa, hanya diam masih dengan menatapi kedua netra milik lisa. sampai, ketika senyuman tipis tercipta barulah jennie bersuara lagi.

ARUNIKA - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang