author pov
semilir angin menerpa permukaan kulit tangan lisa yang sedang memakai kaos berlengan pendek.
ia lalu sengaja menghembuskan nafas dengan bibir yang membentuk lingkaran, sehingga membuat udara dari pernafasan itu terlihat mengepul. seolah mengatakan, bahwa saat ini udara yang terasa memang sangat dingin.
senyumannya mengembang, ketika matanya tepat menatap jennie. gadis itu baru saja menutup pintu dan keluar dari halaman rumah, berjalan kearah lisa.
berbeda dengan lisa yang hanya berpakaian seadanya, jennie kali ini menggunakan hoodie tebal berwarna hitam. menghampiri lisa yang sedang berdiri di depan rumahnya dan melempar senyuman tipis.
"hai, arunika." suara lisa menyapa, mengulurkan satu tangan untuk jennie genggam.
"ini jam berapa?"
"jam empat subuh."
jennie ber-oh singkat dan mulai berjalan seiringan dengan lisa, tanpa melepaskan genggaman tangan mereka.
menapaki jalanan yang benar-benar sepi, bahkan suara serangga malam pun hampir tidak ada terdengar. hanya gelap malam yang dibantu penerangan temaram lampu-lampu pinggir jalan dan langit cerah penuh bintang namun tanpa adanya bulan.
jennie lalu mengubah posisi, mengapit lengan lisa dan menatapnya.
"kamu mau ngajak aku kemana?"
"liat arunika."
"tapi ini kan masih pagi banget?"
kedua sudut bibir lisa tak berhenti tersenyum, ia lalu mengangguk dan menengadah keatas sebentar. menatapi langit-langit malam yang masih menampakkan beribu-ribu bintang terang di atas sana.
lisa menyukai ini, menikmati waktu bersama jennie pada setiap keadaan langit yang berubah-ubah. dan malam ini, adalah menjadi malam yang paling istimewa bagi lisa.
ia lalu menatap lagi wajah jennie yang sedang terdiam di sampingnya.
"tau ga kenapa aku ngajak kamu keluar jam segini?"
"ngga, emang kenapa?"
"karna aku mau ngobrol sama kamu." balas lisa tersenyum.
raut wajah jennie mengerut bingung, apalagi lisa yang beberapa hari terakhir ini jennie temui selalu bersikap begitu manis dan selalu membuatnya merasa berdebar tak karuan.
jennie memilih diam tak menjawab, hati dan pikirannya berperang. pikiran jennie mengacu pada rasa sedikit curiga gadisnya itu menyembunyikan sesuatu darinya, namun hati jennie mengatakan bahwa, lisa hanyalah sedang dalam suasana hati yang baik.
ataukah lisa yang terlalu mencintai jennie?
ketika merasakan sepasang sendal miliknya seperti sedang menginjak rerumputan, kedua netra jennie lantas berpendar mengangkat pandangan.
tak terasa, kini keduanya sudah berdiri tepat diatas bukit yang biasa mereka jadikan tempat untuk melihat matahari terbenam.
kedua kaki jennie melangkah maju, berhenti pada bagian bukit yang sedikit agak ke ujung, menampilkan suasana kota malam pada bawah sana.
hanya ada beberapa lalu-lalang dari berbagai kendaraan yang saling melaju. lampu-lampu jalanan yang masih dinyalakan, juga bisa terlihat beberapa pejalan kaki yang mungkin baru pulang dari tempat kerja mereka.
mata jennie berbinar indah melihatnya.
tubuh lisa juga perlahan mendekat, memeluk jennie dari belakang. menyandarkan dagu pada bahu sang gadis, dan tersenyum disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA - JENLISA ✔
General Fiction❝ Karena Jennie adalah segala bentuk arunika terindah, yang pernah Lisa lihat. ❞