enam

4.5K 831 98
                                    

author pov

lisa tertawa renyah, mengalihkan pandangannya sekali lagi pada kekasih, sekaligus sahabat. gadis itu sedang menggerutu kesal, bibir bawahnya cemberut, lalu menodongkan botol air yang masih tersegel kearah lisa dengan tatapan tajam.

"harusnya kamu tuh peka bantuin! bukan malah ketawa terus!"

"iya, maaf" lisa mengangguk, masih dengan kekehan ringan. mengambil alih botol air dari tangan jennie dan tanpa merasa kesusahan seperti jennie, tutup botol itu sudah bisa terbuka.

tanpa menunggu lisa menyerahkan, tangan jennie lebih dulu merebutnya dan meminum beberapa tegukan. sungguh, tenggorokan jennie saat ini sudah sangat kering, karena hampir setengah jam sudah ia tak ada minum.

"pelan-pelan, nanti keselek" suara lisa menegurnya pelan.

setelah dirasa sudah selesai, jennie menyodorkan botol itu lagi pada pemiliknya, yang langsung lisa terima dengan tersenyum.

"aku ada beli snack, kamu mau?"

"ngga, aku kenyang." jennie menggeleng dan menyandarkan tubuhnya pada tubuh lisa.

memandangi kembali matahari sore, sebagai bentuk refreshing setelah hampir satu harian penuh, hanya saling menghabiskan waktu untuk kuliah, kuliah, dan kuliah.

keduanya terdiam, menciptakan keheningan penuh rasa nyaman. ditambah dengan semilir angin yang menerpa surai mereka, seolah mendukung suasana menjadi lebih romantis.

pikiran lisa lalu teringat kejadian beberapa hari yang lalu. dimana jennie yang mengatakan bahwa swastamita; matahari terbenam, itulah yang menjadi pengingat setiap saat jennie menyadari ia telah jatuh cinta pada lisa.

senyuman manis kian terukir, bersamaan tangan lisa yang menggenggam tangan jennie. menyatukan jemari milik mereka dan menempatkannya pada pangkuan jennie.

"lisa"

"hm?"

"menurut kamu, cantikan mana antara cahaya matahari terbit sama matahari terbenam?"

mata jennie beralih, menatap wajah kekasihnya dari samping. dan tak ada yang lebih menenangkan bagi jennie, selain hanya melihat raut wajah lisa yang terus tersenyum bila menatap kearahnya.

"cantikan kamu."

sedetik kemudian lisa tergelak, ketika kedua tangan jennie tiba-tiba saja menggelitik bagian pinggangnya dan suara tawa itu terdengar semakin keras, saat jennie tak henti-henti menjahilinya.

ingin memberontak sekuat tenaga namun tak bisa, karna seluruh tubuh lisa melemah. apalagi jika sudah digelitik seperti yang jennie lakukan saat ini.

"u-udah hahaha sayang ampun, geli" lisa merengek, berusaha meraih kedua tangan jennie.

ketika tangan itu berhasil lisa raih, gadis tinggi itu lalu mengatur nafas masih dengan tersenyum. juga menggenggam kedua tangan jennie dengan erat, agar tidak lepas.

"sok-sok an ngomong manis, giliran digelitikin gitu aja udah nyerah bilang ampun" jennie menjulurkan lidah, meledek.

"geli beneran tau"

"suruh siapa jawabnya ngawur?"

"ngga ngawur ih, itu jujur"

"aku nanyanya tentang matahari, kamu jawabnya malah aku, apa coba namanya kalo ga ngawur?"

lisa menggeser duduknya dengan tersenyum jahil. ia dekatkan juga wajahnya dan mengedipkan sebelah mata dengan genit kearah jennie.

"karna aku cintanya sama kamu."

ARUNIKA - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang