Tanpa pikir panjang mereka semua berpencar untuk menemukan anak tersebut.
Sedangkan anak kecil yang sedang mereka cari kini terduduk lemas di bawah jembatan tua karena kecapean setelah berlari jauh
Hosh hosh
Nafas anak kecil itu tersengal-sengal dengan detak jantung yang memburu karena berlari kencang sambil menahan takut"Hua pano capek mah....pano pengin pulang" tidak lama setelah itu bulir air mata keluar dari kedua kelopak matanya
"Hiks hiks...mah pah pano pengin ketemu mamah"
"Pano janji nanti kalo udah pulang pano bakalan nurut kata mamah sama papah...pano gak bakalan isengin papah lagi...gak bakal buat mamah marah lagi hiks" racau anak tersebut
Tak jauh dari sana, di balik semak-semak ada sepasang mata indah sedang memperhatikan dia yang sedang meracau sambil menangis
Tak lama terdengar suara semak-semak bergoyang anak laki-laki itu pun langsung berdiri dan bersiap untuk lari lagi
Namun tiba-tiba tanganya di pegang dari belakang
"Hua lepasin pano...lepasin... pano mau pulang huaaa" anak laki-laki itu memberontak dan berusaha melepas tangan nya tanpa melihat ke belakang
"Shutt...diem jangan belisik" setelah mendengar suara cadel tersebut. Anak laki-laki itu pun langsung menoleh ke belakang dan bisa bernafas lega karena bukan para penculik itu yang memegang tanganya.
Ternyata ada seorang anak perempuan yang sedang tersenyun lebar namun terlihat sangat manis.
"Hai...kamu okey?" Tanya nya
"Eh...em...i-iya aku okey" jawab si anak laki-laki gugup
"Nama kamu siapa?" Tanya nya lagi
"Em Nama aku elpano"
"Wuohh namanya bagus...nama aku ghea....salam kenal panpan"
"Panpan?" Ujar vano merasa bingung
"Iya ghea manggil kamu panpan aja ya bial lebih kelen"
"Owh yaudah gapapa"
"Panpan kenapa ada di sini? Mau ikut gak kelumah aku...disana enak tau ada kambing, kucing, bulung, bebek(dikira rumahnya kebun binatang) telus apa lagi yah ghea lupa hehe" ucap ghea sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal, kebiasaannya ketika sedang salah tingkah
"Kamu bukan orang jahat kan?" tanya vano takut pasal nya ia trauma setelah kejadian penculikan yang di alaminya
"Bukan dong kata bunda ghea itu anaknya baik, suka bantuin bunda, telus suka menabung....jadi panpan halus ikut ghea ke lumah titik." Ghea ngotot mengajak panpan kerumahnya.
"Iya udah pano ikut ghea aja" pasrahnya
"Yeay kalo gitu...ayok kita pulang ke lumah Ghea" tanpa aba-aba ghea langsung memegang tangan Vano dan menariknya dengan semangat. Vano hanya bisa mengikuti tiap langkah ghea karena jujur dari tadi dia sudah sangat capek.
Tak lama setelah itu, mereka sampai di sebuah perumahan. Ternyata jembatan tua tersebut jaraknya tidak jauh dengan sebuah perumahan.
Mereka terus berjalan, hingga sampai di depan rumah bercat pastel dengan banyak tumbuhan serta bunga di depan rumah.
"Ayo masuk... selamat datang panpan ini lumah aku" tanpa mengetuk pintu ghea langsung menyuruh Vano masuk kedalam rumah
"BUNDA...PUTLI BUNDA YANG PALING CANTIK PULANG"teriaknya kencang. Setelah itu keluar seorang wanita cantik dan masih terliahat muda
"Kamu ini dari mana hah? Jam segini baru pulang...kali ini kamu bawa apa lagi ghea ya ampunn" tanpa aba-aba wanita cantik bernama Dian-bundanya ghea. Langsung menjewer telinga anak perempuannya itu di hadapan panpan.
"Aduhh bunda sakitt tau bund....lepasin ntar kalo telinga ghea copot telus gak bisa ngliat gimana?" Cericos ghea sambil menahan sakit di telinganya
"Kamu itu bisa gak sih kalo pulang gak usah bawa aneh-aneh...kemarin kambing punyanya pak lurah kamu bawa kesini sampe di cari-cari sama pak lurah....terus kemarinnya lagi kamu bawa tikus yang katanya lagi renang di got...dan sekarang kau bawa apa lagi hah???" Omel Dian panjang lebar setelah melepas jeweran dan sekarang tengah berkacak pinggang sambil menatap ghea tajam
"Bunda jangan malah-malah telus itu panpan nya kan jadi takut" ujar ghea tak mengiraukan omelan bundanya itu dan sekarang malah tengah menghampiri Vano yang bahunya sedikit bergetar takut. Lalu tiba-tiba tubuh Vano meluruh ke lantai dan pingsan
"PANPAN" teriak ghea panik
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
Teen Fictionpertemuan singkat yang berkesan di masa lalu dan penyesalan di masa depan