Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Aluna. yups, ini adalah hari dimana mereka akan study tour. Aluna sudah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukannya nanti. Ia membawa beberapa baju dalam tas panjangnya dan selebihnya ia hanya membawa didalam ranselnya seperti pop mie dan indomie, alat make up, snack, minuman dan lainnya.
Lalu ia melihat sesuatu di dalam lemarinya, sebuah kalung dengan batu permata yang indah. Itu adalah kalung pemberian ibunya. Lalu Aluna memasangkannya di lehernya, ia melihat pantulan dirinya di cermin, Aluna pun tersenyum senang melihat kalungnya karna terlihat sangat cantik.
Beberapa saat kemudian Julian pun datang menjemput Aluna sekaligus membantu membawa barang-barang temennya tersebut. Mereka berdua pun pergi kesekolahnya untuk berkumpul disana, setelahnya mereka akan pergi ke Jogja menggunakan Bus sekolahnya.
Perjalanan panjang tersebut dipenuhi keceriaan, mereka bernyanyi, bercanda, bermain dan hal lainnya yang menyenangka untuk membunuh kebosanan diperjalanan panjangnya. Aluna yang merasa kecapekan memilih untuk tidur saja. Ia tertidur di pundak Julian, cowo itu hanya tersenyum melihat sahabatnya itu.
Setelah sekian lamanya mereka pun sampai ke penginapan yang telah disewa, murid-murid tersebut disuruh untuk segera beristirahat karna besok mereka akan jalan-jalan keliling kota. Aluna yang kecapekan segera tertidur dikamarnya, tetapi ia jadi teringat akan laki-laki yang ada di mimpinya kemarin malam, ia masih penasaran entah kenapa ia merasa itu bukanlah sebuah mimpi biasa. Tetapi Aluna segera menepiskan pikirannya karna ia harus segara tidur, ia tidak mau besok tidak menikmati study tournya karna begadang.
Maunya sih begitu, tapi temen-temen sekamar Aluna malah mengajak Aluna bermain kartu dan mengobrol sepanjang malam. Alhasil mereka pun baru tertidur jam 4 malam sedangkan perjalanan mereka harus segera dimulai sekitar jam tujuh pagi.
Akhirnya Aluna pun terbangun dengan mata bengkak karna begadang, wajahnya terlihat kecapekan.
"sebelas dua belas lah ya sama zombie." Sapa Julian saat melihat Aluna.
"hoam, masih ngantuk gue."
"emangnya ngapain aja tadi malem, bukannya tidur, lu pasti begadang ya..."
"biasalah."
"oiya, kita sekelompok nih, bareng yuk."
"ayo dah jalan, hoam." Ucap Aluna sambil menguap.
Diperjalanan Aluna terus-terusan menguap sampai akhirnya sampai ditempat tujuannya.
Mereka sampai di Trowulan, tempat dimana sisa-sisa kerajaan majapahit, disana ada tour guide sekaligus guru sejarah menjelaskan dan menceritakan tentang kerjaan tersebut. Murid-muridpun dipersilahkan unruk menyisiri wilayah tersebut.
Aluna yang masih mengantuk memberitahukan kepada temen-temennya bahwa ia akan beristirahat di bawah pohon besar yang teduh, ia juga meminta Julian untuk membangunkannya kalo sudah selesai semuanya, ia tidak khawatir diculik atau apapun karna tempat disana lumyan ramai sama murid-murid sekolahnya.
Setelah lama tertidur, ia tidak mendengar suara apa-apa. Aluna pun terbangun, sungguh kaget ia melihat pemandangan tempat ia saat ini, bukan tempat tadi ia tetidur melainkan hutan belantara. Disana sini ia hanya melihat pohon-pohon besar, tidak ada satupun bangunan hanyalah hutan.
Aluna sangat panik ia ketakutan tapi Aluna tetap menyisiri hutan tersebut mencari Julian dan yang lainnya. Aluna mengira apakah ini mimpi atau tidak lalu ia pun mencubit dirinya sendiri. "aw.." tetapi ia hanya merasakan sakit yang artinya ini bukanlah mimpi.
Aluna melihat sekelilingnya. Daerah ini tampak asing baginya.
"Lah, Ini dimana ya?"
Ia mencoba mengingat kembali peristiwa yang terjadi sebelumnya. "Perasaan tadi bukan disini deh. "yang lain kemana ya?"
Ia mencoba mencari teman-temannya. "Julian?"
Ia berkali-kali memanggil nama mereka, tapi tidak ada yang menyahut."Ini dimana sih?"
"Jul, Bagas, Bu Tuti, kalian dimana hiks, jangan tinggalin gue disini." Ia mulai menangis seperti anak kecil yang tersesat seperti mencari ibunya.
Tapi tak ada ia temui satu orang pun, yang ia lihat hanyalah pohon demi pohon dan hari mulai menggelap.
"Ini kok gue jadi tiba-tiba ada dihutan sih..." Aluna terduduk sambil menangis kecil. Ia juga memanggil nama teman-temannya.
Tetapi seekor kancil menginterupsi tangisan aluna, ia terkejut Kenapa di jaman sekarang kancil bisa-bisanya keluyuran.
Tapi kancil tersebut bukan lah berjalan ria, tetapi ia berlari terbirit-birit. Segala pemikiran buruk merasuki Aluna. Ia berpikir apa yang di takutkan seeekor kancil di hutan seperti ini sampai membuatnya berlari terbirit-birit.
Entah kenapa jantung aluna berdetak kencang, ia merasakan ada sesuatu yang buruk.
Terdengar suara dibalik rerumputan. Jantung Aluna semakin berdetak kencang. "Apa harimau?" Ia mengambil dahan kayu di sampingnya.
"Ah, gamungkin lah." ucapnya menenangkan hatinya. "Gamungkin ada harimau di pulau ini kan udah punah.."
Tetapi auman yang kencang memberitahukan kalau pikirin Aluna salah. Ia tahu itu tanda bahaya. "Inikan suara harimau." Bisiknya pelan.
Ia mendengar suara derap langkah yang semakin mendekati dirinya. Dengan kaki yang bergetar ia melangkah kebelakang.
Dan sosok yang ia takuti itupun tiba, seekor harimau yang besar yang bersiap akan menerkamnya.
Aluna terdiam, ia tak bisa bergerak sangking takutnya bahkan berpikir pun tidak bisa, wajahnya pucat dan yang ia lakukan hanya menangis tanpa suara.
Harimau itu bergerak maju mendekati Aluna sehingga gadis itu reflek bergerak mundur, langkah demi langkah dan membuat Aluna terhenti karna terpojok dan di belakangnya adalah pohon. Ia menyandarkan punggungnya di pohon tersebut.
Harimau yang tahu dengan instingnya bahwa Aluna sudah tidak bisa kemana-mana langsung bersiap melompat ke arah Aluna.
Aluna pun menutup matanya, ia hanya menangis pasrah apalagi mendengar suara auman harimau yang sangat kencang itu.
Tetapi tiba-tiba Aluna mendengar suara tebasan pedang. Gadis itu membuka matanya, tampak disana ada seorang lelaki yang menolongnya dan sedang berkelahi dengan harimau itu menggunakan pedangnya.
Dan disana lelaki itu terlihat sangat ahli dengan pedangnya sehingga harimau tersebut kabur begitu saja meninggalkan mereka berdua.
Aluna langsung terduduk lemas dan menangis.
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya lelaki tersebut. Aluna membuka matanya ia merasa mngenali suara lelaki ini, suara yang akhir-akhir ini selalu memanggil Namanya di mimpi Aluna tiap malam.
**********
thanks guys udah bacaaa <3
ps. cerita ini pure cuman karangan, tidak ada kaitanya dengan keaslian sejarah, budaya dari kerajaan majapahit yaa, enjoy reading ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
my hiraeth
Historical Fiction"Walau terhalang waktu, cintaku padamu akan selalu ada sampai kapanpun, karna kamu adalah rumah yang selalu kurindukan." cerita tentang seorang gadis bernama aluna yang berasal dari masa depan tiba-tiba mengalami travelling ke kerajaan majapahit. ps...