Malam pun berlalu kini berganti pagi. Raffi yang barengkat sekolah dan Anrez yang masih terbaring di ranjangnya.
"Rez kamu udah bangun nak." Tanya mana Anrez.
"Iya mah." Jawab Anrez lemas.
"Oh, ya udah kamu mau makan apa? Bubur atau buah." Tanya mama Anrez.
"Buah aja mah." Jawab Anrez.
Ayah Anrez pun datang setelah membeli sarapan untuk dirinya dan istrinya.
"Eh kamu udah bangun Rez." Tanya Ayah Anrez.
"Iya Yah." Jawab Anrez sambil memakan buah.
"Rez maafin mama ya, maafin kalo kamu sering merasa kesepian. Maafin mama yang sibuk sama usaha kue mama dan sering menghabiskan waktu mama untuk membuat kue di kios." Ucap mama Anrez.
"Mama janji mulai besok mama akan bikin kue dirumah biar ketemu sama Anrez dan menghabiskan waktu dirumah bareng Anrez, hiks." Tangis mama Anrez pecah.
"Iya Rez, Ayah juga minta maaf karna sibuk sama kerjaan Ayah dan gak pernah kasih waktu Ayah buat Anrez. Ayah janji kalo Anrez udah sembuh nanti Ayah bikin lapangan basket dirumah buat Anrez sama Ayah main dan Ayah juga bakal beliin semua yang Anrez mau. Anrez mau apa? Sepatu basket,baju basket atau bola basket? Nanti Ayah beliin semua buat Anrez. Ayah janji" Ucap Ayah Anrez dengan mata yang berkaca kaca.
Anrez yang sedang menyantap buah pun menghentikan Aktivitasnya.
"Emm mah, Yah udah lama Anrez nungguin moment kaya gini, udah lama Anrez pingin main bareng sama Ayah sama mama, udah lama Anrez nunggu kapan mama dan Ayah bisa kasih waktu buat Anrez" Ucap Anrez sambil menatap kedua orang tuanya.
"T-tapi kenapa baru sekarang kejadiannya. Kenapa waktu Anrez sakit. Kenapa pas Anrez lemah, apa Anrez harus sakit dulu baru kalian bisa kasih waktu kalian buat Anrez. Apa Anrez harus merasakan sakit biar bisa dikasih perhatian. Apa Anrez harus sering merasakan seperti ini biar Anrez bisa Rasain kasih sayang mama dan Ayah." Lanjut Anrez dan matanya pun berkaca kaca. Mama dan Ayah Anrez hanya bisa diam mendengarkan semua keluh kesah Anrez sambil mengeluarkan air mata.
"Kenapa didunia ini gak ada yang sayang sama Anrez, kenapa? Padahal Anrez udah kasih Rasa sayang Anrez semuanya buat kalian. Tapi apa, Anrez gak pernah dapat perhatian dari siapapun. Kalian sibuk sama pekerjaan masing masing. Anrez tau mama dan Ayah kerja keras juga untuk Anrez,untuk memenuhi kebutuhan Anrez. Tapi Anrez udah ngerasa cukup Yah, mah. Yang Anrez butuhin sekarang itu waktu dari kalian, perhatian dari kalian, hiks." Anrez pun mengeluarkan semua perasaan yang ia pendam dari lama. Selain itu ia juga masih kepikiran tentang penolakan Rania. Ya karna Rania dia jadi seperti ini, dia sakit dan lemah diatas tanjang tempat ia dirawat.
Anrez berharap setelah ini ia bisa melupakan Rania, dan juga orang tuanya bisa lebih memperhatikan dirinya."Hiks hiks, maafin mama Rez." Jawab mama Anrez yang sangat tersentuh saat anaknya berbicara seperti itu.
"Keluarin semuanya Rez, keluarin semua yang pengen kamu ceritakan sama kami, keluarin semuanya yang pengen kamu katakan sama Ayah sama mama,hiks." Pinta Ayah Anrez sambil mengeluarkan air matanya.
"Anrez capek Yah, Anrez capek setiap hari ngeliat Ayah sama Mama sibuk sama pekerjaan kalian, bahkan saat pagi pun kalian sudah tidak ada dirumah. Saat Anrez ingin berangkat sekolah, kalian sudah sibuk dengan tugas tugas yang kalian kerjakan masing masing. Anrez mau kalian kasih sedikit aja waktu kalian buat Anrez, Anrez mau mama dan Ayah makan bareng Anrez dimeja makan. Entah itu sarapan, makan siang atau makan malam. Tapi apa, untuk makan bareng Anrez pun kalian gabisa. Pas Sarapan, kalian udah berangkat. Pas makan siang, mama dan Ayah masih sibuk sama pekerjaan masing-masing. Makan malam pun Anrez selalu makan sendirian, saat mama dan Ayah pulang Anrez udah tidur. Anrez butuh perhatian Ayah sama Mama, Anrez butuh kasih sayang dari Kalian" Tangis Anrez pecah sambil mengeluarkan semua yang ia pendam.
Ayah dan Mama Anrez hanya bisa terdiam saat mendengar semua perasaan Anrez yang selama ini tidak pernah anrez ungkapkan karna mereka terlalu sibuk
"Maafin Ayah Rez, hiks." Tangis Ayah Anrez pun pecah
"Ayah janji setelah kamu sembuh Ayah bakal beliin apa aja yang Anrez mau, Ayah juga bakal cepet-cepet selesain pekerjaan Ayah di kantor biar bisa pulang cepet dan main sama Anrez. Kita main basket bareng-bareng dirumah ya Rez, emm ajakin Raffi juga gak yah. Hehe..." janji Ayah Anrez.
Anrez pun senang karna telah menceritakan semua yang ia pendam selama ini dan juga karna mendengar jawaban Ayah dan Mama nya yang berjanji akan memberi waktu dan perhatiannya untuk Anrez.
"Iya Yah, mah. Hmm maafin Anrez yah kalo pas tadi Anrez cerita nada Anrez tinggi, tapi sekarang Anrez lega karna udah ceritain semuanya sama Ayah dan Mama. Anrez bakal pegang janji kalian. Hehe,,," jawab Anrez yang terharu karna apa yang ia pikirkan selama ini salah. Orang tuanya sangat mencintai dirinya, mungkin karna Anrez yang masih beranjak remaja dan banyak yang ia pikirkan apalagi setelah kejadian bersama Rania, emosinya pun tak terkendali dan menyebabkan seperti ini.
Setelah semuanya selesai, Anrez sudah mengeluarkan semua yang ia pendam dan mendapatkan Janji dari orang tuanya mereka pun berpelukan dan memaafkan satu sama lain.
Lalu tak lama Raffi pun datang dan langsung menghampiri Anrez."Anrezz,,,,sahabat guaaa,,,." Bawel Raffi dan langsung memeluk sahabatnya.
"Aaduh aduh sakit fii." Ringis Anrez saat Raffi memeluknya dan kesenggol tangannya,padahal belum sembuh total.
"Eeh eh maaf Rez maaf." Ucap Raffi langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf tante, maaf om,maafin Raffi." Panik Raffi dan memasang wajah yang sangat ingin membuat tertawa.
"Hahaha,santai aja kali fi. Muka panik lo bikin gue ngakak,hahaha." Ledek Anrez.
"Ish, ya udah deh biarin lo ketawain gua. Yang penting sekarang gua udah bisa liat lo ketawa lagi." Ucap Raffi senang saat melihat sahabatnya tertawa karena dirinya.
Sedangkan orang tua mereka hanya tersenyum melihat persahabatan Anaknya itu.
"Emm om tante,mama. Raffi boleh gak ngomong 4 mata sama Anrez." Pinta Raffi.
Ayah Anrez pun mengerti maksud Raffi lalu mengiyakan pinta Raffi.
"Emm iya Fi boleh." Ucap Ayah Anrez lalu mengajak istrinya keluar dari ruangan Anrez sambil membawa sarapan yang ia beli tadi. Mama Raffi pun mengikuti orang tua Anrez.
"Anak kita lucu yah. Sudah besar main rahasia rahasia an, haha." Ucap mama Anrez.
"Haha iya nih, si Raffi juga bisa aja nagih ceritanya ke Anrez" Jawab mama Raffi sambil terkekeh.
Sedangkan Raffi yang sudah berada di hadapan Anrez pun mulai mengintrogasi sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my happiness (END)
RandomTERINSPIRASI DARI ABTS!!! Anrez cowo ganteng tapi memiliki wajah yang dingin dan cuek,irit ngomong kecuali sama orang terdekatnya. Sering dipanggi Es Antarktika Hidup sama raffi. Tiara cewe kutu buku, pinter, baik, berprestasi. dia suka sama kaka ke...