O1

2K 181 30
                                    

Haechan dan Mark itu adalah pasangan yang sudah menikah karena perjodohan, ini sudah tahun ke 5 mereka menikah. dan Mark, masih membenci Haechan. sekalipun kini, mereka sudah memiliki anak cantik dan manis berusia 4 tahun.

jika kalian bertanya kenapa Mark begitu membenci Haechan, itu karena perjodohan mereka 5 tahun lalu. dimana saat itu, Mark memang masih berhubungan dengan seorang gadis yang dia cintai.

tapi kisahnya harus kandas karena perjodohannya dengan Haechan, itu yang membuat Mark sangat membenci Haechan selama ini.

Haechan pria manis yang kuat, dia selalu menunjukkan senyuman cerahnya sekalipun banyak luka yang ia dapatkan dari suaminya itu.

entah luka batin, ataupun fisik.

"kak? ini sudah siang, tidak akan pergi ke kantor?" tanya Haechan pada suaminya yang masih bergulung pada selimutnya.

"jangan menggangguku hari ini." ujar Mark dengan nada datar, Haechan mengangguk dan keluar dari kamar mereka.

"buna!"teriak gadis kecil saat melihat buna nya keluar dari kamar.

"gadis cantik buna sudah bangun?" Haechan mendekat, menggendong anak cantiknya itu lalu menuruni tangga.

"bunaa tidak boleh menggendongku! nanti buna kecapekan!" ujar bulan, iya namanya bulan. cantik sekali bukan?

"mana ada kecapekan, buna kan hebat!" ujar Haechan, lalu menurunkan anaknya saat mereka sudah sampai di ruang makan.

"tetap saja! buna kan sedang mengandung adik bayi!"

"siapa yang sedang mengandung?" Mark tiba tiba datang, dengan nada dingin.

"loh? ayah tidak tau? buna sedang mengandung adik bayi!" ujar bulan dengan senang.

"ah.. s - semalam aku akan memberi tahu, tapi kakak terlihat kelelahan.." ujar Haechan, menundukkan pandangannya.

Mark mengangguk, dan mengambil rotinya dari meja makan. lalu pergi dari ruang makan.

"ishhh ayah menyebalkan sekali!" Haechan tersenyum tipis mendengarkan ocehan putrinya.

"tidak apa apa, mungkin ayah sedang lelah."

"tapi tetap saja! aku sangat membenci ayah! tidaakkk suka pada ayah pokoknya!" Haechan yang mendengar itu melihat kepada putrinya.

"kenapa hm? jangan membenci ayahmu, dia orang yang baik." ujar Haechan pada sang anak.

"mana ada baik! ayah selalu menyakiti buna, buna pikir aku tidak tau ayah selalu memukuli buna? selalu membuat buna menangis?"

deg

"kamu tau dari mana? tidak ada seperti itu sayang." bohong Haechan.

"aku tidak berbohong buna! kata kekasih paman jeno, berbohong itu tindakan yang jelek! Tuhan tidak menyukai hambanya yang suka berbohong!" Haechan terdiam, astaga kenapa anaknya yang masih kecil ini sangat pintar?

"sudah, habisi sarapannmu. bukankah hari ini kita akan ke supermarket?" ujar Haechan.

"iyaa baik bunaa sayaaang" Haechan tersenyum.

"buna mandi dulu ya? jika sudah panggil bibi saja, oke?"

"siap dilaksanakan buna yang cantik!"

setelahnya Haechan bangun, berjalan ke kamarnya.

cklek

saat membuka pintu, pemandangan pertama yang Haechan lihat adalah Mark yang hanya menggunakan handuk di pinggangnya.

L a k u n a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang