PART 8

67 15 2
                                    


"Hasil nilai ulangan hari ini benar-benar mengecewakan! Hanya ada 3 murid yang berhasil. Yang lain mendapat nilai di bawah 8!"

Siwon tersenyum lalu melanjutan ucapannya

"Tiffany. Selamat, kau mendapat nilai 100, dan Lee Donghae, Seo Joo Hyun kalian mendapat nilai 95."
tepuk tangan terdengar seluruh kelas, bersorak memberi selamat, walau ada sebagian murid yang berbisik-bisik. Entahlah . . Apa yang mereka bicarakan, mungkin tidak percaya dan terasa mustahil saat mendengarkan perkataan sang Guru. Atau mungkin protes tidak terima mendapat nilai rendah.

Sedangkan Tiffany yang duduk dibelakang pojok, tak percaya. Saat mendengarkan bahwa ia mendapatkan nilai tertinggi. Dirinya memegang dadanya, berusaha menstabilkan jantungnya yg berdebar. Entah kenapa tangannya gemetar dingin, hatinya senang. Ini pertama kali ia mendapat nilai tertinggi dan tidak menyangka bisa mengalahkan seluruh teman di kelasnya.

"Tidak! Ini tidak mungkin! Pasti ada yang salah. Guru coba diteliti lagi, aku tidak mungkin mendapat nilai 95, aku pasti mendapat nilai seratus. Dan Tiffany, mana mungkin dia mendapat nilai 100, ini pasti ada sebuah kesalahan."pekik Seohyun dengan protes.
Gadis yang terkenal pintar itu tidak terima, bagaimana dirinya yang pintar bisa dikalahkan oleh Tiffany yang bodoh.

"Hei!! Apa maksudmu Seo Joo Hyun!!"teriak Tiffany menggebrak mejanya, ikut tak terima.

Sungguh!! Ia benci Seohyun. Gadis pintar tetapi Sombong, dan suka menghina, merendahkan orang-orang rendah tidak pintar seperti dirinya. Seohyun memanglah musuh bebuyutan Tiffany. Ia benci gadis itu.

Seohyun memanglah Sombong, ia akan menganggapnya musuh dan tidak terima jika seseorang lebih bisa darinya.

"Yah . . Memang benarkan, ini pasti salah. Tidak mungkin kau mendapatkan nilai 100 mengalahkanku, kau pasti menyontek!! Iya kan?!! Akui saja!!"
tuduh Seohyun, membuat ruang kelas menjadi gaduh.

"Aku tidak menyontek Seohyun!! Berhentilah berucap menuduh. Sebelum aku merobek mulutmu!!" Tiffany berjalan menghapiri tapi di tahan oleh Jessica.

"Diam!! Ini kelas. Bukan Pasar!!"Siwon mengerang marah, membuat seluruh murid diam takut.

"Dengar Seohyun. Saya sudah membaca dan meneliti hasil jawaban Tiffany, dan inilah hasilnya . . Kau harus Menerima!

"Tapi guru Choi . ."

"Sudahlah . . Masih ada hari-hari berikutnya untuk memperbaiki nilaimu bukan, jadi berhentilah menyalahkan dan menuduh orang lain, kau tidak mempunyai bukti Seohyun . Hargai dan terimalah hasil mu!!"
Seohyun mendesah pasrah, merasa tidak adil.

Sedangkan Tiffany tersenyum lalu duduk.
Tiffany menjulurkan lidahnya penuh kemenangan seperti meledek. Saat Seohyun menatap dirinya tajam.

-----
___

"Ini . . "

"Oh, my Baby.. "
Kening Siwon berkerut sejenak mendengar reaksi istrinya.

Senyum Tiffany merekah menerima tiket hadiah yang Siwon beri, sesuai janjinya.
Hari ini mereka sudah pulang, kembali diapartemen duduk bersandar diranjang kamar mereka.

"Gomawo Oppa . ."Tiffany mengalungkan kedua tangannya ditangan Siwon, lalu mengecup pipinya berulang kali. Membuat sang Pria tak henti-hentinya tersenyum. Siwon mengarah kepalanya pada Tiffany.
Bibir mereka bersentuhan secara kilat.

"Kau Menciumnya terus disini, sedangkan disini tidak. Kau membuatnya iri Tiffany. . Dia juga ingin merasakan bibirmu."ucap Siwon menggoda,
menunjuk bibirnya. Seolah berkata 'dia juga ingin kau cium'
melihat Tatapan Siwon yang tersenyum padanya, seperti pandangan mesum menurut Tiffany.

Nice Simple Story... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang