Lepaskan dia!" teriak Yukhei mendapati seorang preman berbadan bongsor mencekik leher pencuri itu dan memojokkannya ke sudut ruangan.
"Aku bilang. Lepaskan. Dia. Bodoh!" Yukhei berkata penuh penekanan.
"Oh ada pahlawan super rupanya." Preman itu cekikikan. "Berikan saja semua uangmu maka aku akan melepaskan anjingmu ini."
Yukhei melepas leather jacket-nya. Baju tanpa lengan yang dia pakai memamerkan lengan berotot yang tak tertutup sehelai kain pun. "Ayo sini baku hantam kalau berani!" kata Yukhei sembari memasang kuda-kuda.
Preman itu melepaskan cekikannya membuat si pencuri terkulai lemah---pingsan---karena kehabisan oksigen.
Ia menghampiri Yukhei dengan senyuman angkuh. "Harusnya aku yang bilang begitu, dasar ceking!"
"Kalau begitu ayo mulai!" tantang Yukhei.
Tanpa aba-aba preman itu menendang perut Yukhei dan memukul rahangnya secara brutal. Yukhei terus menangkis sesekali memberi serangan pada dadanya sampai akhirnya preman itu terdorong ke belakang. Preman itu terus terbatuk-batuk.
"Uhukkk ... a-aku uhuk uhukkk ... belum kalah!"
Menyeka aliran darah dari sudut bibirnya, Yukhei tersenyum miring. "Kalau begitu ayo bangkit!"
Preman itu memukul-mukul dadanya lalu mencoba bangkit. "M-mari coba hal yang berbeda ... uhuk uhukk," ujarnya.
"Maksudmu?" tanya Yukhei terheran.
Tiba-tiba tangan Yukhei diborgol dari belakang. Yukhei menoleh, mendapati satu orang wanita datang bersama lima orang preman lainnya dengan tampang sangar. Memakai kalung rantai di leher, wajah penuh tato, dan mereka masing-masing membawa golok di genggaman tangannya.
Setelah memborgol tangan Yukhei, wanita itu mencium pipinya singkat. "Tampan, tapi sayang banyak gaya." Ia pun tertawa lepas.
Yukhei menggeram marah. "What a fucking bish," desisnya.
"Guys, lumpuhkan saja pengecut ini!!" seru wanita itu dengan tatap penuh kebencian. Duduk bersandar di tembok seraya meneguk sekaleng soda. Menonton pertunjukan dadakan dimana seorang Wong Yukhei dikeroyok oleh lima pemuda membawa golok.
BUGH!
Yukhei melakukan perlawanan dengan menabrakkan bahunya ke tubuh salah satu preman. Preman itu dengan cekatan menyabet bahu Yukhei menggunakan golok hingga darah merembes melalui kulit bersihnya.
BUGH!
Lagi-lagi Yukhei kena. Tercipta luka sobek cukup dalam mengenai dahinya. Dengan tangan yang masih diborgol, Yukhei meringis pelan sambil mencoba terus mengelak dan membungkuk untuk menghindari serangan.
KLONTANG!!
Kali ini ulah Yukhei. Ia menendang salah satu preman sampai terjungkal ke tumpukan sampah kaleng. Belum merasa puas, Yukhei menginjak perut preman itu hingga sang empu memuntahkan gumpalan darah.
Brakkk
Preman lainnya menendang punggung Yukhei dari belakang. Sontak Yukhei tersungkur ke tanah mengakibatkan dagunya sedikit lecet.
Preman-preman itu menginjak punggung Yukhei tanpa ampun. Yukhei mengaduh kesakitan, tulangnya serasa remuk, kesadarannya makin memudar. Merasa kepalanya berat, Yukhei menatap nyalang para preman itu. Semakin lama pandangannya mengabur, ia seperti melihat ada sembilan. Tidak. Sepuluh orang di sekelilingnya.
Perlahan, sepasang mata Yukhei benar-benar tertutup sebelum akhirnya para preman itu ambruk akibat serangan telak dari 'seseorang'.
⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ✎ .ೃ
Karena terlalu lama update,
sekarang aku double up yeay!
Jangan lupa vote okay ;D⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤
KAMU SEDANG MEMBACA
实验 Noxious M ːː Lucas Wong ✔︎
Acciónㅤㅤ〆֢ ׂׂ ▹ ON REVISION ⊰ ❝ Seluruh aktivitas organ tubuhmu dikontrol oleh sistem, yakin bisa bertahan hidup? ❞ ft. Story contest @tern-woo written by¦© 2O21, RENESQUE