[ Saran: gunakan background hitam ]
Menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, Yukhei tersenyum tipis. Wajahnya yang lembap oleh basuhan air terlihat tampan seperti biasanya.
Diambilnya sebatang sisir di pinggir wastafel lalu menyisir surai hitam legamnya yang bersih terawat. Setelah menata rambutnya sedemikian rupa, Yukhei meletakkan kembali sisir tersebut. Beralih mengambil sebuah sikat di dalam wadah berbentuk balok yang menempel di dinding, tak lupa dengan pasta green tea mint flavour-nya.
"Ck, sial!"
Decakan itu keluar begitu saja ketika sadar pasta giginya telah habis. Tidak akan tersisa sedikitpun meski kau mencampurnya dengan air. Ia mendesah berat, berjalan menuju sudut bilik dan melempar pasta tube tersebut ke dalam tong setinggi 0,5 meter. Sampah, memang harus dibuang.
Kebersihan pangkal kesehatan. Pepatah itu benar, semakin kau merawat tubuhmu maka semakin terjaga pula kesehatanmu. Hal itu sangat penting bagi Yukhei. Jadi, mau tak mau ia harus pergi ke luar membeli peralatan kebersihannya termasuk pasta gigi.
Yukhei membawa dirinya pergi dari bilik kamar mandi lalu menjejakkan kakinya di ruangan tidurnya. Terlihat sedikit berantakan. Yukhei tidak peduli, sesegera mungkin Yukhei menyandang leather jacket-nya yang tergantung di belakang pintu. Memastikan kartu pembayaran telah tersimpan di sakunya sebelum mengambil langkah gontai ke arah pintu keluar.
Yukhei menempelkan telapak tangannya pada handprint censor di pintu, pintu pun otomatis terbuka. Tampillah sederet kalimat menandakan bahwa akses keluar telah diberikan. Keluarlah ia sembari bersenandung kecil. Tanpa sadar pintu tertutup kembali, Yukhei memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana seraya berjalan santai menyusuri trotoar jalan.
Suasana malam ini sangatlah indah. Yukhei memandang kagum lalu lalangnya transportasi darat---tampak tertib tanpa hambatan. Begitu juga di udara, puluhan transportasi elektrik berterbangan teratur di atas sana. Gemerlap cahaya yang terpancar dari puluhan gedung pencakar langit ikut serta meramaikan kota Shenzhen. Semilir angin berembus pelan, menciptakan sejuk alami yang menyelubungi gulitanya cakrawala. Cocok sekali untuk dinikmati seorang diri.
Belasan menit menempuh jarak, netranya menangkap sebuah plang berdiri di ujung jalan sebelah Timur---mengarah pada sebuah gang.
Memasuki gang tersebut, Yukhei menelusuri lebih dalam lagi untuk menemukan minimarket.
Kini minimarket telah di depan mata. Tangan kanannya menggenggam handle besi pintu lalu mendorongnya ke dalam. Temperatur ruangan seketika mengubah atmosfer menjadi sejuk.
Yukhei berjalan menuju sekumpulan produk perawatan diri yang berjejer rapi. Sorot matanya menelusuri tiap celah rak sembari memilah-milah jenis barang yang diinginkan. Yukhei pun mengambil satu pasta gigi di antaranya kemudian beralih ke mesin pembayaran. Tidak ada penjaga kasir atau semacamnya. Di sana ia hanya perlu mengetikkan id number ---yang tertera pada kartu---ke layar hologram lalu memindai kode QR produk yang akan dibeli. Pembayaran segera diproses sampai layar menampilkan tulisan 'Purchased'.
Se-simple itu.
Di era modern ini, sistem transaksi di belahan dunia memang sudah banyak berubah. Uang kertas semakin langka dijumpai. Beberapa tempat seperti minimarket pun melakukan pembayaran menggunakan TFX Card alias kartu pengganti ATM yang bersifat internasional dan memiliki fungsi serbaguna. Juga dapat dibuat untuk melakukan berbagai macam pembayaran seperti; mengakses transit kereta Hyperloop, membayar tagihan restoran, membeli buku, mencicil pelunasan rumah, kendaraan, dsb.
Hendak melangkah keluar, bunyi nyaring sirene tiba-tiba saja mendengungkan telinganya. Kelap-kelip lampu merah di seisi ruangan membuat Yukhei semakin bingung, apakah dia baru saja membuat kesalahan?
Yukhei mengalihkan pandang ke arah jalanan melalui dinding kaca. Tampak seseorang berlari terbirit-birit sambil membawa sekantung plastik besar, ia menyebrangi jalan asal-asalan sehingga dua buah mobil saling bertabrakan guna menghindari orang aneh itu.
Ah, rupanya sirene berbunyi karena orang tersebut mencuri makanan dari minimarket dan langsung kabur tanpa membayar.
Gila, zaman sekarang masih ada saja pencuri. Kira-kira itulah yang ada di pikiran Yukhei saat ini.
Suara klakson pun terdengar merambat ke sepanjang jalan, sedangkan orang aneh itu telah kabur entah ke mana. Yukhei tidak mau ambil pusing, ia berlalu meninggalkan minimarket tak lupa membawa sekotak pasta giginya.
Menyusuri gang yang sebelumnya Yukhei lewati, mendadak terlintas sebuah bayangan di otaknya. Pencuri tadi memakai hoodie, celana jeans hitam, lalu sepatu berwarna putih? Oh, apa jangan-jangan―
dia yang selama ini dicari pemerintah?
Yukhei spontan menghentikan langkahnya, melempar pasta giginya asal--hingga benda itu tercebur ke selokan--dan berlari secepat mungkin menyusul pencuri tadi. Yukhei tidak menyebrang jalan raya, dia tidak mau bernasib buruk seperti tewas tertindih truk atau apalah itu.
Yukhei menaiki tangga penyebrangan secara tergesa, dari atas ia dapat melihat pencuri itu berlari ke lorong arah Utara. Lorong itu lumayan gelap. Di sebelah kiri lorong terdapat bekas gedung resort terbengkalai. Sementara di kanan ada toko material yang sudah tutup sebab pemiliknya dipenjara atas kasus penyelundupan narkoba. Sekarang tempat itu dipakai para gangster berkumpul hingga minum-minum bersama para gadis di bawah umur. Meresahkan.
Orang itu menembus kegelapan---hilang dari jangkauan---seolah terhimpit di antara dua bangunan.
Yukhei mulai kewalahan. 'Pokoknya aku harus mendapatkan informasi tentang orang itu!' batin Yukhei sembari mempercepat langkahnya menuruni anak tangga.
"Lepaskan dia!" teriak Yukhei mendapati seorang preman berbadan bongsor mencekik leher pencuri itu dan memojokkannya ke sudut ruangan.
⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ✎ .ೃ
Hyperloop: sarana transportasi masa
depan yang bekerja dengan kecepatan ultrasonik---berbentuk kapsul yang
bergerak di dalam pipa raksasa.⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤ ⏤
KAMU SEDANG MEMBACA
实验 Noxious M ːː Lucas Wong ✔︎
Azioneㅤㅤ〆֢ ׂׂ ▹ ON REVISION ⊰ ❝ Seluruh aktivitas organ tubuhmu dikontrol oleh sistem, yakin bisa bertahan hidup? ❞ ft. Story contest @tern-woo written by¦© 2O21, RENESQUE