#7. Enggak Usah Ngejar!

583 22 0
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian mereka tidur di ruangan kerja  milik Raiden, tapi Chilla masih canggung tak seperti biasanya bahkan dia sedikit menjauh. Sedangkan Raiden sibuk sekali hingga tak mempedulikan Chilla yang sedikit menjauh.

Chilla termenung di pantry sambil mengaduk kopi susu bukan untuk Raiden melainkan untuk dirinya sendiri, kantung matanya terlihat sangat hitam walau sudah dia manipulasi dengan bedak. Pikirannya semeraut tertuju pada kedua orangtuanya yang terus menghubungi dia untuk pulang.

"Mbakkk Cil! Di panggil Mbak Zeva tuh, katanya dia lagi kontraksi."

Tiba-tiba seorang office girl datang menghampirinya bahkan menepuk bahu Chilla membuat dia terkejut, kopi panas yang dia aduk bahkan menciprat ke punggung tangannya. Sial, panas sekali!

Chilla mengernyit mendengar pernyataan itu setelah otaknya memproses lama barulah dia melotot kaget, berlari sebelum itu mengucap terimakasih kepada office girl tersebut.

"MBAK ZEVAAAAA!"

Chilla lari terpongoh-pongoh menghampiri meja Zeva dengan tatapan khawatir bahkan tanpa sadar dia berteriak kencang, hal yang di larang saat berada di lantai tigapuluh ini.

"Mbak baik baik aja?" tanya Chilla heran saat Zeva masih duduk anteng sambil menatap layar laptop.

Zeva mengernyit heran, "emangnya mbak kenapa?"

"Katanya kontraksi?" tanya Chilla ragu.

Zeva tertawa mendengar kalimat itu sudah dipastikan yang memberitahu Chilla tentang itu adalah Cesha ~ office girl bar-bar yang sayangnya sepupu Zeva.

"Cesha yang ngasih tau ya? Anak itu ada-ada aja! Mbak cuman nyuruh dia panggil kamu aja kesini," ucap Zeva santai.

Chilla terdiam dengan tatapan bingung.

Bahkan tangannya yang tadi tak merasakan panas akibat guyuran kopi sekarang memanas sepertinya memerah.

"Mbak Zeva, Chilla nya mana?"

Chilla berbalik menghadap seseorang yang baru keluar dari ruangan bos, manik mata mereka bertemu. Raiden diam memandangnya aneh.

"Kok orang gila bisa masuk?" tanya Raiden menaikan sebelah alisnya.

Hah? Chilla memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah padahal bajunya rapih tapi mengapa Raiden mengatakan seperti itu.

Raiden yang melihat raut heran dari Chilla lantas mengambil handphone yang berada di saku jas, dia membuka figur camera biasa lalu meletakan handphone itu di depan wajah Chilla.

Chilla kaget, loh kok penampilan mukanya acak-acakan banget? Sesetres itukah dirinya?
Karena kaget tanpa sadar dia mengambil alih handphone tersebut dari Raiden, bahkan tanpa sengaja menekan tombol potret. Lagi-lagi Chilla tak sadar akan kelakuannya.

"Rachilla tangan kamu kenapa?" Pertanyaan Raiden sontak membuat Chilla mengalihkan perhatian ke tangan sebelah kanannya.

"Kesiram kopi," jawab Chilla melihat tangannya dengan heran. Kok bisa sampai merah?

Raiden menghela napas menarik tangan Chilla ke kamar mandi membersihkan tangannya yang lengket akibat tersiram kopi panas setelah itu dia memberikan Chilla salep.

Dan Chilla tak berani membuka suara.

****

Kesal? Tentu saja.

Rachilla Putri Mahika yang di beri julukan 'ratu blak-blakan' semasa SMA nya dulu pernah jadi korban bullying sewaktu masa SMP. Pasti orang-orang akan mengatakan mustahil seorang Chilla yang blak-blakan suka menyindir bahkan selalu menunjukkan apapun yang dia rasa, penah di bully oleh teman seangkatannya sewaktu SMP.

Yes, I'm Cinderella!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang