Quattro

1 1 0
                                    

Hi Happy Reading Guys 🦋🌻
_______________

Saat aku memasuki kelas dan hendak duduk dikursiku seorang teman sekelas ku memanggilku

"Hai" Ucapnya sambil melambaikan tangan kubalas dengan senyuman

"Kamu duduk sini aja" Ajaknya, otakku berputar dihari pertama aku masuk sekolah sepertinya aku kemarin melihat disampingnya ada yang menempati tempat duduk itu, lalu mengapa dia mengajakku, lalu nanti anak itu duduk dimana?

"Eumm bukannya ada orang yang duduk disitu ya?" Tanyaku

"Ah iya ada tapi tenang aja gapapa kok ayok" Aku terdiam sejenak lalu berjalan duduk disampingnya

"Kenalin luna" Ucapnya tiba-tiba.

"Raina" Ucapku sambil tersenyum

Aku lanjut mengobrol ini dan itu dengannya lalu seseorang datang

"Eh jihan lu duduk disana ya" Ucap luna seketika saat orang itu datang lantas wajah orang itu langsung berubah masam, ah aku jadi tidak enak

"Apa-apaan lu ga enak aja gua udah lama duduk disitu" Ucapnya dengan nada tinggi

"Yaudah biar aku duduk disitu aja kamu duduk sini gapapa" Ucapku seraya bangkit dari kursi namun luna menahan ku

"Gausah, udah sih sana cuma tempat duduk aja juga" Ucap luna tak kalah tinggi nadanya, lalu orang itu langsung duduk dengan emosi yang masih mendidih

"Emm lun itu gapapa aku gaenak beneran loh" Ucapku

"Udah gapapa bosen tau aku duduk sama dia mana kalo duduk sama dia jadi males nulis" Ucapnya dengan nada menjelekkan orang itu, aku sudah bisa menebak siapa luna ini

(☆/>u</)

"Selamat pagi anak-anak" Ucap guru itu

"Pagi pak" Seluruh siswa

"Baik pagi ini bapak akan memberi tau bahwa bapak yang akan menjadi wali kelas kalian" Guru itu memberi tau dengan senyum yang merekah

"Yey"
"Syukurlah dia yg jadi wali kelas nya"
"Adoh mampus gua"
"Senangnya"
"Love you pak"
"Welcome pak.. " Dan masih banyak lagi tanggapan-tanggapan anak-anak tentang wali kelas itu

"Siapa yang gatau nama bapak?" Aku langsung mengangkat tanganku, lalu seluruh orang dikelas menatap ku
Tak terkecuali sang guru

"Kamu ga kenal saya?" Ucapnya, dan aku hanya menggeleng dia sedikit tertawa

"Dia anak baru pak" Ucap ketua tiba-tiba oh iya ketua itu Yudis ya

"Oh pantas saja.. Silahkan maju ke depan" Aku kaget bukan main kenapa aku harus maju?.

"K-kenapa pak" Ucapku tertunduk

"Maju dulu sini bapak juga belum kenal kamu" Ucap bapak itu aku langsung maju ke hadapannya

Saat sampai dihadapan nya dia langsung mengulurkan tangannya berniat kenalan dengan ku.

"Siapa nama kamu?" Ucap guru itu

"Rayna abighea cahyani pak" Jawabku

"Nama panggilan nya? " Dia bertanya lagi

"Oh itu terserah bapak senyaman manggil saya apa"jawabku karna memang aku tidak keberatan dipanggil apapun

"Oke rayna" Ucapnya disusul oleh senyumnya

"Saya pak tono sutarjo kamu panggil saya pak apa anak2?" Kali ini dia bertanya pada anak-anak dikelas

"Pak luwak" Ucap seluruh teman sekelas ku kompak disusul dengan suara tawa sekelas

"sudah tau nama saya kan silakan kembali ketempat dudukmu," aku sempat tertawa sebentar lalu langsung kembali ke tempat duduk ku

"Baik karna bapak sudah masuk ke kelas kalian untuk kenalan sekarang bapak kasih kalian waktu istirahat" Setelah mengucapkan itu anak-anak dikelas langsung heboh teriak Terima kasih aku sempat terkekeh lucu seru haha

"Baiklah bapak permisi salam Torelansi anak-anak jangan berantem sayangi teman kalian." Pesannya lalu berlalu keluar kelas

"Aneh" Pikir ku

"Suka minum kopi luwak pak tono makanya dipanggil pak luwak" Ucap seseorang di samping ku

"Ooh nama mu siapa?" Tanyaku

"Jihan syahira putri " Ucapnya lalu tersenyum

"Eh bukannya kamu yang tadi pagi itu kan" Tanyaku ya sepertinya di gadis pagi tadi yang tempat duduknya aku ambil

"Emm maaf ya han tapi kalo kamu mau duduk disini aku bisa pindah kok ayok mumpung gurunya belum dateng" Ucapku tak enak hati

"Udah gapapa kali santai aja, udah bosen juga duduk disitu" Ucapnya santai lalu tersenyum padaku

"Oo gitu yaudah tapi maap ya gaenak beneran aku" Maaf ku sekali lagi

"Iya Rey santai ayok kekantin mumpung jamkos" Ajaknya lalu keluar kelas aku mengikutinya

***

Hi everyone happy Reading yaa
Dan mohon koreksinya juga untuk cerita saya

Terimakasih

ANDERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang