Kehidupanku berjalan baik-baik saja selama dua tahun terakhir aku mendapat banyak teman baru dan banyak mengalami hal baru.
Hari ini merupakan tahun terakhir aku berada di SMA ini aku belum memikirkan akan lanjut kuliah atau kerja. Aku bingung disatu sisi aku ingin seperti teman-teman ku kuliah, namun orang tuaku sudah paruh baya.
Mereka sanggup membiayai kuliahku namun aku tidak ingin menyulitkan orang tuaku.
"Oke gua bakal kerja, kerja cari uang kasih ibu sama ayah terus tabung buat kuliah" Aku berbicara menyemangati diriku sendiri, tanpa aku sadari sudah ada seseorang disampingku
"Hmm rencana yang bagus" Ucap orang itu
"Yudis" Ucapku sedikit kaget
"Kalo kuliah mau ambil apa? " Tanya Yuda padaku
"Tata busana" Jawabku dia hanya mengangguk paham
"Kamu kenapa bisa disini? " Tanyaku heran karena tiba-tiba anak itu ada disini. Ditempat aku biasa menyendiri,merenung, dan menenangkan hati. Tempatnya tidak privat hanya saja orang-orang didesa ini sudah bosan kesini.
Pantai ya aku suka menghabiskan waktu dipinggir pantai melihat ombak yang tenang membuat hatiku menjadi tenang juga. Apakah Yudis juga menyukai pantai?
Sebelum Yudis menjawab pertanyaan ku yang tadi aku lebih dahulu menanyakannya kembali, "Yudis kamu suka pantai? " Dia hanya menganggukkan kepalanya.
"Pantai itu teman, tempat, obat. Saat aku butuh teman buat nyeritain masalah,aku kepantai biar pantai ngedenger dan dia buang jauh masalah aku ke lautan lepas. Dan saat aku lagi kecewa sama dunia aku lari kepantai aku liat ombaknya, ombak yang tenang, ombak yang ngehanyutin semua rasa kecewa aku. Aduh lebay nya Yudis ini kata rayna" Aku menatapnya dengan penuh fokus
"Kenapa kamu natap aku gitu na? " Tanya Yudis saat aku menatap fokus pada dirinya
Lalu aku menjawab dengan sedikit terkekeh
"Enggak-enggak aku heran aja orang pintar, soleh, hidup berada kaya kamu itu masalah hidupnya apa sih yud? " Tanyaku heran"Na.. Ga semua yang kamu Lihat baik itu baik-baik aja na" Ucapnya membuat ku semakin penasaran apa masalah hidup si ketua ini
"Yudis mau cerita? " Tawarku dia terkekeh mendengarnya
"Shiro" Jawabnya dengan bahasa Korea
"YUDISSS OMAYGAT SUKA KOREAA JUGAA!!" ucapku heboh kegirangan dan Yudis hanya tertawa memang menyebalkan
"Bukan-bukan aku cuman hafal aja kamu kan sering ngomongin kata-kata kaya gitu" Jelasnya
"Kata-kata kaya mana?? " Tanyaku
"Ya itu anyeong haseyo jinjja nee apalagi banyak" Jawabnya
"Termasuk Shiro? " Tanyaku meledek dia pun tertawa
"Kenapa Shiro Yudistira? Kenapa Shiro cerita sama aku? " Tanya ku dengan sedikit meledek
"Mau tau banget kamu na? " Dengan cepat aku menganggukkan kepalaku
"Ayo dongg cerita nanti aku bakal jawab apapun yang kamu tanya ke aku beneran" Tawarku
"Oke aku cerita" Ucapnya memulai ceritanya
"Jadi masalah hidup aku cuma satu, aku
Terlalu tampan" Ucapnya sambil tersenyum bangga"Y sombong banget" Balasku
"Udah lah udah sore ayok pulang nanti nenek kamu khawatir, " Ucapnya sambil bangkit dari duduknya aku langsung mencekal tangannya
"Aku mau nanya satu hall lagii pliss" Pintaku
"Yaudah apa jangan aneh-aneh" Izinnya dengan syarat
"Umm zodiak kamu apa? " Tanyaku, Yudis menatap aneh kearahku
"Kok nanya kaya gituan? " Tanyanya balik
"Ya gapapa gaboleh ya? " Ucapku tidak enak
"Ya boleh aku gatau soal zodiak-zodiakan intinya aku lahir tanggal 30 November gatau deh zodiak nya apa" Jelasnya
"Umm apa ya sebentar taurus 21 april sampai 20 Mei terus Pisces 20 februari
sampai 20 maret terus kalo Scorpio itu.. 24 Oktober sampai 20 eh 20 apa 22 ya, 22 kayanya iya 22" Aku berbicara sendiri berusaha mengingat"Udah ayo pulang kalo kamu masih mau disini ya gapapa tapi katanya dipantai ini ada bantengnya yah galak katanya" Ucapnya menakut-nakuti
"Yee ini juga mau balik byee" Ucapku berlalu meninggalkannya
"Awass ada banteng ngejer kamu na haha" Ucapnya masih terdengar di telingaku.
"Dasar cowo aneh"....
"Unik.. "
________________
Pada saat sudah sampai rumah aku kaget dengan tatapan aneh Arga
"Ngapa si lu? " Tanyaku pasalnya dia sangat aneh sekali, bukannya menjawab dia malah makin menatap aneh kearahku
"Apa si gaa ish sengit banget ah" Ucapku sudah kelewat kesal
"Marah... Marah... " Ucapnya malah ngeledekku
"Bodo! " Ucapku kesal lalu ingin meninggalkan dia masuk kedalam namun tanganku dicekal sama percis pada saat aku mencekal tangan Yudis tadi dipantai
"Gua udah nungguin dari tadi disini" Ucapnya lembut membuat ku merinding
"Apaan si gaa lu ngapain nungguin gua?"tanyaku heran
Arga melepas cekalan tangannya pada tanganku, lalu pergi duduk dikursi ruang tamu " Ck mau kemana si ribet banget "kesalku
Bukannya menjawab dia malah menepuk-nepuk kursi disebelahnya mengisyaratkan agar aku duduk disitu, aku pun menurutinya " Yeahh biar cepet selesai"batinku
"Kan kita udah mau lulus nih yin" Ucapnya memulai percakapan
"Iyaa lulus kalo engga? " Ucapku
"Ya pasti lulus lah ayna" Yakinnya
"Nah nanti lu mau kuliah apa kerja?"
Tanyanya"Umm gua gatau mau kuliah tapi kasian ibu sama ayah nyari uangnya ga dikit, ya paling kerja lah nyari duit sendiri terus nabung buat kuliah" Aku menjelaskan rencanaku setelah lulus
"Mending lu nikah sama gua na... "
___________________
yy everyone yina kaget nih
Jangan lupa koreksinya yaaThanks for readers
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDERS
Teen FictionIni tentang dia, Dia yang berbeda dari yang lainnya (School)