1. Not Prologue

1.4K 71 8
                                    


BAM!

Ledakan besar terdengar dari dalam gedung selebar stadion sepak bola. Kepulan debu sebab ledakan setengah bangunan tersebut merubah malam menjadi panas. Api api serta lampu lampu di dalam gedung itu redup akibat pergesekan listrik bergilir yang hebat.

Remaja berusia 14 hingga 15 tahun di ruangan tersebut langsung menutup telinga mereka ketakutan. Seorang perempuan berpakaian kedap api tengah berjalan menyusuri sekolah yang tengah mengadakan les tambahan, mendengar guru guru yang mengajar membuatnya menggertakkan gigi gusinya penuh kemarahan.

Matanya merah panas, tangannya telah lengkap dengan sarung tangan kulit yang sudah berminyak, setiap lorong yang ia lewati telah berbau oli, basah dan berminyak namun sorot matanya berubah saat kakinya berhenti di depan pintu berpapan 8- B

Senyum aneh terkukir di wajahnya, tidak secara langsung ia menaikkan masker wajah lalu menurunkan kacamata hitam di dahinya. Ia menutup matanya sejenak kemudian meletakkan botol oli yang ia bawa di depan pintu.

BRAK

Cetlak

Perempuan tadi mengeluarkan pistol dengan amunisi 18 di dalamnya, matanya menatap semua murid yang tengah menatapnya ketakutan. Pelatuk yang ia tarik membuat seisi ruangan terkejut ketakutan

"K-kau! S-siapa kau?!"

Ucap sang guru membuat senyum di bibirnya melebar. Ia segera menyimpan handgun yang ia pegang kembali di sakunya, namun tangannya meraih botol oli tadi dan menyiram semua isi ruang kelas tanpa melihat siapa yang ada di dalamnya.

"Security! Security!!"

Sang guru hendak melangkah keluar namun ia lebih dulu menarik dan membanting tubuh wanita tadi ke lantai. Semua murid segera berteriak ketakutan namun perempuan tadi tidak memperdulikan hal itu sedikitpun, mengerikan.

Drak

Ia melempar botol oli tadi asal. Aroma oli yang ia siram menyeruak ke hidung mereka namun tidak dengan perempuan tadi, ia mencekik leher wanita di hadapannya lalu menariknya keluar dari gedung besar itu.

"L-lepas! Kan!! OHOK!"

Perempuan tadi tersenyum, ia sudah tiba di ujung rencananya. Kepalanya mendongak, melihat semua siswa di dalam yang berteriak ketakutan akibat ulahnya.

Ia menyeret wanita tadi ke bagian lapangan, membuat teriakan mengerikan menggemang di setiap sudut bangunan tersebut namun lampu dan orang orang di ruangan lain telah melepur pecah.

"Cih"

Ting

Pematik Zippo di tangannya menyala, api kecil berdansa gemulai oleh angin di hadapannya. Wanita yang ia tarik tidak henti hentinya menerjang nerjang kedua kaki ke lantai.

"Sekolah ini.... memang harus di bakar dengan daging daging di dalamnya"

Bruak!

Perempuan itu melempar tubuh wanita dengan berat 40kg ke tengah lapangan. Bau oli menyeruak membuat wanita tadi hendak lari namun perempuan yang tengah mengambil pematik tadi tersenyum.

Tak

SRAS!!

Api api menyala berjalar ke oli oli yang terhubung, wanita tadi berteriak ketakutan terjebak di dalam lingkaran api. Semua api menjalar ke semua sudut ruangan, senyum mengerikan muncul di bibir perempuan tadi.

"Aku mohon! Aku mohon! Jangan bunuh aku! A-aku mohon...."

Perempuan di hadapannya menoleh. Di sela sela api yang ia ciptakan ia melihat wajah seorang wanita berpakaian sopan tengah memamnggilnya. Ia melangkah mendekat, hawa panas api di hadapannya terasa seperti teman baiknya.

The Lighter (Dark Gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang