6. Lukas

287 37 4
                                    

"Lihat itu! Culun!"

"Eh itu yang ayahnya sakit jiwa kan?"

"Ew... jijik"

"Jangan dekat dekat"

BRUK

"Akh h-hik"

"Heh! Laki laki kok nangis?? Apa jangan jangan lu banci ya?"

"Hahahahahha banci!!"

"Woo banci!"

"Banci"

Drap

Ariel menatap laki laki berumur 13 tahun baru saja masuk ke dalam mobilnya dengan wajah masam.

"Ada apa dengan wajahmu Lukas?" Tanya Ariel sembari menyapu rambut adik laki lakinya tersebut.

"Kak... huu.... hik...hik"

Ariel mematikan mesin mobilnya, tangannya terbuka,mendekap tubuh adik laki lakinya.

"Kak...Lu-lukas ca-cape diejek teman teman hik hik"

"Tidak apa apa lukas, apakah kau mau pindah sekolah?"

Lukas meregangkan pelukannya ia menatap kakak perempuannya yang tengah tersenyum hangat kearahnya.

"B-boleh?"

"Tentu saja, kenapa tidak? Tapi... sudah jelas kakak punya hadiah untuk Lukas"

Ariel membungkukkan badannya, meraih sekotak kado yang telah ia bungkus dengan corak bewarna hijau.

"Hadiah untuk Lukas?" Tanya Lukas disertai sesegukan tangisnya.

Ariel segera mencubit gemas pipi adiknya tersebut "Cerewet sekali.... bukalah"

Lukas segera mengusap air mata yang lepas dari pelupuk matanya, ia membuka kotak kado yang ia dapatkan.

Mata Lukas kembali bersinar dan membesar. Ia mengeluarkan rubik 9x9 yang selalu ia inginkan sejak kecil.

"Kau menyukainya Lukas?"

Buk

"Hik...hik.. te-terima kasih kak Ari"

Ariel menepuk nepuk punggung kecil milik adiknya yang terkenal jenius.

"Sekarang... mari pergi ke hadiah utama"

"Eh?"

Brrm

Mobil Ariel melaju cepat, membuat adik laki lakinya berteriak terkejut.

Pukul 5 sore

Ariel memberhentikan mobilnya di tempat sunyi, matanya beralih menatap Lukas di aebelahnya sudah tertidur pulas memegang rubik yang ia pegang.

Ariel mendekatkan wajahnya, ia mengusap kepala adik laki lakinya halus kemudian menepuk pipi adiknya.

"Bangunlah Lukas, kita sudah sampai"

Lukas mengerjap gerjap matanya, ia menatap rumah kayu dengan cahaya kuning hangat menghiasi halaman rumah tersebut.

Ariel tersenyum. Ia keluar dari mobilnya, kepalanya mendongak ke atas untuk menatap langit yang sudah mulai gelap.

Drak

Ariel membalikkan badannya, melebarkan tangannya "Selamat datang di rumah Hutan!"
Lukas sontak terkejut dan melihat sisi luar rumah yang ia tatapi.

Ariel tersenyum, menarik tangan Lukas dan membawanya masuk ke dalam rumah tersebut.

"Woaah"

Mata Lukas berbinar manatap isi rumah yang sangat keren, di sisi dinding terdapat corakan yang amat menarik. Mengetahui kakaknya adalah pemahat kayu yang handal Lukas menatap Ariel sambil tersenyum senang.

The Lighter (Dark Gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang