Brak!
"DIMANA KALIAN TERAKHIR KALI MENEMUKANNYA?!"
Semua orang di dalam sana terbungkam dan ruangan yang laki laki itu injak terasa sangat gelap dan dingin. Deru nafas terengah pria berbaju professional merenguh marah, merogoh saku celananya dan mengeluarkan handgun kemudian menarik pelatuknya tanpa memikirkan resiko apa yang akan ia tanggung.
"P-Pak k-kami benar benar tidak t-tahu"
CETLAK!
Dor!
"Cari!"
"CARI DAN JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!"
Semua pria dengan pakaian polisi segera bergegas pergi dari ruangan tersebut dengan perasaaan yang sangat mengerikan. Pria di dalam ruangan tadi berjalan meraih foto polaroid di dinding yang ia tembak tadi sehingga menyisakan lubang besar tepat pada wajah perempuan di dalam foto tersebut.
Senyum miring tercipta perlahan, ia menatap bola mata perempuan yang ada di dalam polaroid. Mata hazel dengan mimik raut wajah yang datar serta bahu kokoh yang hebat sekedar menghilang seketika setelah pria tersebut meremuk sisa polaroid tersebut.
"Akan ku pastikan kau tidak bisa bernafas dengan tenang, Akan kucari kau Ariel"
__________Pukul 7 pagi, Minggu
Kembali ke tempat asal, Michele kini tengah tertidur di rumah kayu milik Ariel. Sehari yang lalu Ariel menuruti keinginan Michele untuk kembali ke rumah kayu ini namun sejak semalam Michele tidak bisa tertidur dengan tenang karna dinginnya kamar yang ia tempati.
"Hrrgh.."
Gerakan dari tubuh lain merubah posisi tidur Michele kembali nyaman. Ariel yang kini memeluk Michele berusaha bangkit dari kasur yang ia tempati namun tubuhnya tetap ditahan oleh kedua lengan Michele.
Tidak ingin merusak suasana, Ariel tidak menggerakkan tubuhnya sebanyak mungkin namun secarik cahaya matahari menyinari wajah Michele dan membuat dirinya hendak terbangun. Ariel melihat raut wajah Michele yang terlihat kesal dengan cahaya matahari tersebut dan..
"Ari.. mataharinya.."
Ariel terlihat tidak peduli dengan cahaya yang datang mengganggu Michele dan satu tamparan kecil tanpa sengaja melayang di wajah Ariel.
Plak
"Astaga!"
Michele menyadari telapak tangannya tanpa sengaja mendarat di pipi Ariel kemudian bangkit dari tidurnya kemudian mengusap pipi Ariel. Senyum kecil terlihat di sudut bibir Ariel, ia menatap gadis yang tengah berada di atasnya dengan raut khawatir.
Cup
Kedua mata Michele terbelalak, membesar. Ariel tersenyum lebar, mata hazel miliknya telah mendeskripsikan betapa nyamannya di posisi ini. Michele kemudian menyembunyikan wajahnya di dada Ariel dan bersikeras menghilangkan rona merah panas yang bekecampur di bawahnya.
"Ha ha ha"
Tawa kecil Ariel yang disertai gerakan tangannya mengusap punggung Michele merubah suasana hati Michele kembali. Tubuh Michele kembali dilanda oleh getaran hebat mendadak ketika merasakan tangan kasar Ariel mengusap tekuk lehernya.
"Ari"
Kedua mata coklat Michele bertemu dengan manik mata Hazel Ariel. Kedua jantung berdetak lamban dan tenang. Tidak ada jawaban dari Ariel namun tatapannya tersebut sudah mengisyaratkan bahwa ia bersedia mendengar kebawelan Michele yang selalu mengganggu pagi tenangnya.
"Kenapa kamu tidak bangun lebih awal? bukannya ini sudah jam sarapan?" Tanya Michele meletakkan dagunya diatas dada Ariel
Senyum tipis muncul di sudut bibir Ariel, senyum itu membuat Michele selalu kebingungan untuk mengartikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lighter (Dark Gxg)
Mystery / ThrillerBudayakan membaca Deskripsi & Tags dahulu. A Gxg story Mengandung kata kata kasar & vulgar. Ariel : Kau takut padaku bukan? Pergilah, aku hanya orang sakit jiwa. Michele : Aku tidak takut! Buktinya aku baik baik saja! Cerita ke 5 dari Csoon