10

234 36 5
                                    

Terhitung hampir sebulanan sejak kejadian tempo lalu. Kejadian dimana Hyunjae secara gak sadar nyakitin perasaan Aerin dan berakhir dengan gadis itu beneran jauhin Hyunjae.



Awalnya Hyunjae Aerin cuman terbawa suasana aja. Hyunjae kira Aerin bakalan balik seperti biasanya, yang dimana gadis itu suka jailin Hyunjae, ngerengek-ngerengek minta diantaranya kesekolah sama Hyunjae, suka ngomong kata-kata cringe yang bikin Hyunjae bergidik ngeri. Tapi nyatanya tidak.




Gadis itu memang masih sering berkunjung kerumahnya buat sekedar nganterin makanan atau main sama bunda karena bosen dirumhnya sendiri, tapi jelas sekali perbedaan sikap Aerin ke Hyunjae dibandingkan dulu. Jika dulu Aerin selalu nyambut Hyunjae dengan nada ceria, kini buat sekedar berkata 'Hai' saja berat terucap dari bibir gadis itu. Kecuali dalam keadaan terpaksa maka Aerin pasti akan menyapa Hyunjae.








Saat itu Hyunjae masih menganggap Aerin itu marah kepadanya tapi lama kelamaan Hyunjae sadar kalau gadis itu benar-benar berubah. Aerin mulai lebih banyak mengabaikan dirinya. Setiap Hyunjae mencari kesempatan untuk meminta maaf, maka Aerin akan selalu menghindar dan menjaga jarak. Hyunjae semakin merasa Aerin membangun tembok besar diantara mereka.



Dan itu semua menjadi beban pikiran Hyunjae selama ini. Hyunjae rindu sapaan ruang Aerin, Hyunjae rindu setiap ocehan Aerin yang semangat itu. Segalanya tentang apa yang ada didalam diri gadis itu Hyunjae rindu.

















"Jae, kamu kerumah Aerin ya? " Panggil Bunda membuyarkan lamunan Hyunjae.


"Kenapa bun?" Tanyanya balik.



"Antarin makanan ini. Bunda masakin banyak makanan buat Aerin sama kakak-kakak nya. "


"Oh iya bun sini aku antarin" Kata Hyunjae mengambil alih rantang makanan dari tangan bunda. "Yaudah Hyunjae ke rum-"





"Kamu lagi ada masalah ya sama Aerin?" Tanya bunda. "Bunda perhatikan makin hari kalian makin jauh. Kerasa banget kalau kalian itu lagi musuhan. "





Hyunjae menunduk. Benar juga, gak mungkin bunda gak merasa kalau mereka baik-baik aja. Bunda itu peka, hal sekecil apapun masalahnya bunda pasti tau.





"Kamu akhirnya tau kan kalau sesuatu yang gak pernah kita anggap berharga itu sebenarnya berharga?"






Benarkan? Bunda bahkan tau siapa penyebab awalnya tanpa perlu diceritakan panjang lebar.




Hyunjae ngangguk. "I-iya bun... "





"Pergi minta maaf sama Aerin. Bunda yakin Aerin pasti maafin kamu. "





"Gak. Aerin udah kecewa sama aku. Aku emang keterlaluan waktu itu. Gak seharusnya aku kebawa perasaan dan jadi ngelampiasin ke Aerin. Aku salah bun, Aerin pasti gak bakalan maafin aku."






Bunda nepuk bahu Hyunjae yang menurun itu. "Gak ada kata terlambat. Aerin cuman merasa kalau dia gak ada gunanya lagi. Dia gak mau kamu jadi susah karena sifatnya makanya dia milih ngalah. Masih ada jalan asalkan kamu mau usaha. Pergi ke rumahnya, jelasin semuanya kesalahan kamu dengan sejujur-jujurnya. Tentang kamu, tentang cara pandangmu dan yang terpenting tentang perasaan kamu."










Benar, Hyunjae terlalu banyak membohongi diri sendiri. Kalau dipikir-pikir sejak kapan gadis itu mulai memasuki dunia nya? Hyunjae bahkan gak yakin bahwa dirinya benar-benar terjerumus kedalam pesona gadis remaja itu.





Tapi itu dulu! Sekarang Hyunjae telah sadar dan yakin. Ini bukan tentang bagaimana gadis itu berusaha mendekatinya karena sejak awal Hyunjae sendiri secara tak sadar sudah merasa tertarik dengan Aerin. Ini semua adalah tentang bagaimana Hyunjae memaksa dirinya agar tetap dalam radius rasionalnya padahal sejak awal bertemu rasa rasionalnya terhadap Aerin itu sudah menghilang.













"Temuin Aerin, ajak ngobrol empat mata dan selesaikan masalah kalian. Bunda bakalan dukung kamu. Selalu akan begitu"









Hyunjae meluk bundanya dengan erat. Bunda selalu tau apa yang dibutuhin Hyunjae, apa yang dirasain Hyunjae, apa dan mengapa Hyunjae jatuh cinta terhadap gadis periang itu. Bunda tau segalanya.





"Makasih bun udah selalu ngertiin Hyunjae, mahamin Hyunjae sampai nyadarin perasaan Hyunjae sendiri. "




"Udah tugas bunda sebagai ibu untuk selalu mendukung anaknya, menyadarkan anaknya. Sekarang cepat temuin Aerin sebelum dia benar-benar ngelepasin kamu. "





Hyunjae ngangguk. Cowok itu berjalan keluar dengan bergegas. Bagaimanapun caranya hari ini Hyunjae harus ngomong ke Aerin tentang semuanya.






Baby Gummy || Lee Hyunjae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang