11 [End]

322 36 9
                                    

Aerin gak tau apa yang bakalan diobrolin lagi sama Hyunjae. Dia merasa kalau sebulan terakhir ini Aerin udah berusaha gak ganggu kehidupan Hyunjae lagi. Kalau boleh jujur sebenarnya Aerin sedikit deg-degan. Bertemu dan mengobrol lagi dengan Hyunjae setelah hari itu sedikit membuat dirinya berharap?


Tadi Hyunjae tiba-tiba aja datang kerumah nganterin makanan. Bunda selalu begitu, nganterin makanan ke rumahnya sewaktu kakak Aerin sibuk dengan pekerjaannya. Dan tadi tiba-tiba aja Hyunjae nahan tangannya sambil bilang kalau dia mau ngobrol sesuatu sama Aerin makanya Aerin sekarang ada di taman buat nemuin Hyunjae.




"Kak Jae?? " Panggil Aerin dengan sedikit takut.

Sejujurnya bentakan Hyunjae tempo hari masih membuat Aerin syok dan ketakutan. Entahlah rasanya menemui Hyunjae setelah insiden itu gak semenyenangkan dahulu. Aerin masih ketakutan tapi dia juga gak bisa nutupin kalau hatinya masih menyukai Hyunjae. Datang menemui Hyunjae adalah hal terberat, logikanya bilang dia harus jauhin Hyunjae tapi hatinya selalu mendorong Aerin supaya bertemu langsung dengan Hyunjae.

"Oh udah datang? Sini duduk. " Hyunjae nepuk-nepuk kursi yang masih kosong di sampingnya.

Aerin nurut. Ragu-ragu dia jalan mendekati Hyunjae. Hyunjae sendiri paham kenapa Aerin bersikap seperti itu. Kesalahannya emang fatal banget dan kemungkinan besar hal itu gak akan pernah dimaafin sama Aerin.








"Jj-jadi lo mau ngobrolin apa?" Tanya Aerin. Tentu saja tanpa melihat sangat lawan bicara.

"Gue mau minta maaf sama lo. Maaf karena waktu itu gue bentak lo, maaf gue gak bermaksud begitu. Gue tau lo masih syok dan takut ke gue, gue emang brengsek! Berani bentak perempuan dengan alasan yang gak masuk akal. Maaf"


Hyunjae menundukkan kepalanya. Tangannya gemetaran dan berkeringat dingin. Seumur hidupnya Hyunjae gak pernah segugup ini. Gak disangka seorang Lee Hyunjae akhirnya bisa lemah di hadapan perempuan lain selain bundanya.




"Lo gak salah. Gue juga salah. Gue terlalu maksain hal-hal kecil dan bikin lo gak nyaman sama gue. Sejak awal emang gue yang salah. Harusnya gue lebih baik lagi mengekspresikan rasa suka gue ke lo. Bukan dengan pemaksaan dan bikin lo keganggu tapi dengan lebih tulus lagi, kasih space pribadi ke lo."





Hyunjae mendongak, natap wajah gadis yang masih enggan menatap balik itu. "Lo tau, lo gak pernah sekalipun ganggu gue. Semua hal yang lo lakuin ke gue gak ada satupun yang gue benci."


Kini gadis remaja itu baru menatap dirinya. Rasa terkejut tercetak jelas di wajahnya. Hyunjae terkekeh kecil melihat ekspresi Aerin yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Mm-maksudnya? " Tanya Aerin. Ia sama sekali tak paham dengan ucapan Hyunjae.


Hyunjae tersenyum lembut. Mata Hyunjae menatap lekat kearah mata Aerin. "Gue suka sama lo sejak awal, bahkan sebelum gue kenal sama lo. Sebelum gue pindah dan jadi tetangga lo."

"Sebelum kenal sama gue?" Aerin semakin bingung. "Emang kita pernah ketemu sebelumnya?"


Hyunjae mengangguk. "Pernah kejadiannya setahun sebelum gue pindah. Apa lo ingat lo pernah nolongin anak kecil yang hampir keserempet motor terus habis itu lo beliin anak itu es krim?"


Anak kecil? Es krim? Aerin semakin memutar otaknya berkali-kali. Aerin merasa dia pernah ngalamin itu dan kalau gak salah dari perkiraannya kejadiannya di taman dekat sekolahnya dulu.



"Ah iya gue ingat! Gue emang pernah sekali nolongin anak kecil yang hampir keserempet motor. Kejadiannya kalau gak salah di taman kota dekat sekolah lama gue. Bener bukan? "




Hyunjae ngangguk mengiyakan. "Bener. Dan lo tau anak kecil yang lo tolongin itu sepupu gue. Sepupu yang paling gue sayang. "


"Tunggu jadi lo anak SMA yang waktu itu?! " Hyunjae ngangguk lagi. "Wahh dunia emang gak sesempit itu ya. "


"Lo tau, sebenarnya gue udah lama ada disana tapi gue lebih milih sembunyi dan ngawasin kalian dari jauh. Lo kelihatan seneng banget main berdua sama sepupu gue. Selama gue hidup, gue belum pernah ketemu orang sebaik dan seceria lo selain bunda dan keluarga gue. Dan gue rasa gue udah mulai suka sama lo sejak saat itu."


"Setiap pulang sekolah pasti gue sempatin buat cari tau tentang lo tapi sayang itu pertemuan pertama dan terakhir kita sampai akhirnya gue ketemu lo sebagai tetangga gue. Jadi Aerin,..."



Hyunjae menarik nafasnya dalam-dalam. Matanya masih menatap lekat mata Aerin sedangkan tangannya mulai menggenggam tangan Aerin.



"Gue suka sama lo. Gue sadar semua tingkah dan sikap konyol yang lo lakuin itu selalu bikin gue jatuh. Lo gak pernah ganggu kehidupan gue, justru lo yang bikin hidup gue menarik. Gue juga bukannya orang yang pinter kasih kata-kata romantis. Cuman satu kalimat romantis yang gue tau."



"Do you wannabe my girlfriend? Cuman itu yang gue tau. So What you're answer? "



Dengan cepat Aerin mengangguk sebagai jawaban 'Iya'. Semua perasaan takutnya tadi terhadap Hyunjae sirna seketika tergantikan dengan perasaan harus dan senang. Gak pernah Aerin bayangin kalau ternyata Hyunjae juga suka ke dia. Bahkan jauh sebelum dia suka ke Hyunjae.



Hyunjae narik Aerin kedekapannya. Di peluknya gadis itu dengan erat seakan-akan Aerin bakalan pergi menghilang kalau dia lepas pelukannya sekarang.












"Makasih udah mau maafin aku. Makasih udah mau nerima pernyataanku yang gak ada romantis-romantisnya ini. "
























_FIN_

THANK YOU ALL

THANK YOU ALL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Maaf hwall ke edit kamunya 😭)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Maaf hwall ke edit kamunya 😭)

Baby Gummy || Lee Hyunjae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang